Mohon tunggu...
Nayla alfaruq
Nayla alfaruq Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita

24 tahun, suka gerak - gerakin jempol kaki kalau lagi mikir serius

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keluarga A menjadi Penghuni Surga Semua

6 Agustus 2015   00:32 Diperbarui: 6 Agustus 2015   00:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tok.. tok.. tok.. " Palu diketuk oleh 'hakim akhirat' tanda sidang telah usai.

Bayangkan jika waktu itu yang menjadi keluarga A adalah keluarga kita. Oh betapa bahagianya..Ketika didunia biasanya kita melihat ayah ibu sibuk bekerja dan ibadah, lalu tiba-tiba disurga kita melihat ayah ibu bercengkrama diberanda rumah seperti muda-mudi yang sedang kasmaran, halaman rumah yang dihiasi pepohonan hijau, burung-burung berterbangan indah, ada para bidadari yang ngipasin makin membuat mata kita terkagum-kagum melihat pemandangan tak biasanya. "Bu, makan yuk?" ajak ayah. "Kebetulan ibu lapar yah, kepengen bakso" kemudian Zwing zWiing.. seperti bimsalabim abakadabra muncullah bakso didepan mereka lengkap dengan suasana makan yang romantis. Disurga tidak ada kesulitan-kesulitan. Yang ada hanya segala macam keindahan dan kesenangan.

Saya ngiler gaes, bukan ngiler baksonya. Saya ngiler pengen masuk surga sekeluarga. Gimana ya caranya... ?

Suami saya pernah berkata : "Alloohummaghfirli waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa doa itu jangan sampai terlupakan dek, kita punya kewajiban mendoakan orang tua, kebaikan dan kebahagiaan untuk mereka" Saya mengangguk tanda mengerti.

Kemudian, Abah (mertua saya) pernah bercerita: "Setiap sedekah bapak, selalu bapak niatkan 'ya Allah ini sedekah saya sekeluarga, untuk 'sangu' anak-anak saya, bapak ibu saya nanti di akherat' selalu begitu.
Saya mengangguk tanda paham, artinya kami (anak-anaknya) sedang diajari bagaimana besedekah yang benar, diniatkan untuk ibadah keluarga demi keselamatan bersama kelak di akhirat.

Lalu, Ibu pernah bilang "Rumah adalah madrasah, didalamnya ada laki-laki sebagai imam yang memimpin dan perempuan sebagai ibu yang menjadi 'perpustakaan' tempat rujukan pertama anak-anak bertanya. Jadi sebagai perempuan kamu harus belajar berdakwah dalam rumahmu, ingatkan suami untuk selalu mencari rejeki yang halal. Ingatkan anak-anak untuk selalu menebar kebaikan dimanapun berada. dan ingatkan dirimu sendiri untuk selalu berbenah diri menjadi lebih baik setiap hari" Lagi-lagi saya menganggukkan kepala tanda mengerti (Tapi ini kok agak susyeh ke saya ya.. hmm)

Saya selalu memohon kepada Allah swt, agar saya ini dijadikan perempuan yang ada gunanya. Tidak sekedar lahir tumbuh besar menikah dan hidup tanpa kemanfaatan bagi sesama. Lalu saya bergerak memulai misi mengajak semua anggota keluarga kembali kejalan yang lurus untuk meraih jannahNya. Ketika adik bungsu saya sedang makan memakai tangan kiri, saya ingatkan ia untuk beralih memakai tangan kanan. Ketika ibu tidur siang hingga hampir habis waktu shalat dhuhur saya bangunkan beliau untuk menyegerakan shalat. Ketika suami pulang dengan membawa nasi padang, saya ingatkan beliau besok-besok jangan lupa sama sate padangnya hehe (jangan salah ini juga bagian dakwah, karena menyenangkan hati istri itu mendapat pahala) Ya, sesederhana itu.

 

Tapi tidak semudah kelihatannya..

Saya pernah 'dibentak' karena dianggap terlalu ceriwis mengingatkan terus kerjaannya. Ya gak apaa-apa saya sudah biasa

Saya pernah 'disiram' karena dikira saya kesurupan tiba-tiba seperti ustadjah gitu katanya. Heran.. memangnya saya biasanya seperti siapa? jawab! maklampir ya.. Ayoo jawabbb *Nodong klepon* :D

Ya.. begitulah gaes.. dakwah tidak semudah kelihatannya. Jangankan saya, manusia biasa yang penuh khilaf dan dosa ini. Asiah binti Muzahim pun, tertatih-tatih mengingatkan suaminya Fir'aun untuk menyembah Allah swt.  Nabi Nuh as. tak pernah
lelah mengingatkan anaknya yang tersesat, Nuh as terus mendoakannya sampai akhirnya Allah tenggelamkan Kan'an.
dan masih banyak lagi kisah yang menjadi motivasi saya untuk tidak berhenti dan putus asa.

Dan ini pesan dari Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Al-Fawaaid”, dimana beliau berkata,

’Marilah masuk ke surga Allah, serta berdekatan denganNya di Negeri Keselamatan, tanpa ada letih tanpa ada kesulitan dan tanpa ada susah payah bahkan melalui jalan yang terdekat dan yang termudah…’

’Sesungguhnya, engkau saat ini sedang berada pada satu masa di antara dua masa dan pada hakikatnya masa itu adalah umurmu yaitu dimana saat ini engkau ada di antara masa yang telah lalu dan masa yang akan datang…’

’Adapun masa yang telah lalu maka ia diperbaiki dengan taubat, penyesalan serta permohonan ampun dan itu bukanlah sesuatu yang sulit bagimu serta tidak memerlukan amal-amal yang berat…karena sesungguhnya ia hanyalah amalan hati…’

’Dan pada masa yang akan datang…berusahalah menjauhi dosa-dosa…

dan usahamu untuk menjauhi dosa itu adalah hanya berupa usaha untuk  meninggalkan dan bukanlah ia merupakan amalan anggota badan yang menyusahkanmu karena sesungguhnya ia hanyalah berupa kesungguhan serta niat yang kuat…yang akan menyenangkan jasadmu, hatimu serta rahasia-rahasiamu…’

“Apa yang terjadi pada masa lalu, diperbaiki dengan taubat…dan di masa mendatang diperbaiki dengan penghindaran (dari yang haram) dengan kesungguhan serta niat… dan tidak ada kesusahan bagi anggota tubuh atas dua usaha ini.”

“Akan tetapi, yang terpenting dalam masa kehidupanmu adalah masa di antara dua masa (yaitu dimana saat ini engkau berada). Jika engkau menyia-nyiakannya maka engkau telah menyia-nyiakan kebahagiaan dan kesuksesanmu. Namun, jika engkau menjaganya dengan perbaikan dua masa, yaitu masa sebelum dan sesudahnya, dengan cara yang telah disebutkan…maka engkau akan selamat dan menang dengan mendapatkan kelapangan, kelezatan serta kenikmatan…”

Maka, inilah jalan ke surga yang mudah itu.

 

 

Nayla alfaruq, Lumajang 5 Agustus 2015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun