Mohon tunggu...
Naya NazhifaFirdausi
Naya NazhifaFirdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, aku biasa dipanggil Naya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menembus Stigma: Peran Keluarga dalam Pemulihan Penderita Skizofrenia

11 Mei 2024   06:16 Diperbarui: 11 Mei 2024   06:42 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui dukungan ini, anggota keluarga dapat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk mengelola kondisi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Pemberian dukungan keluarga untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam menjalankan fungsi sosial juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lamanya pasien mengalami gangguan (durasi penyakit), yang memengaruhi kemajuan pasien saat menerima perawatan. Semakin lama gangguan tersebut berlangsung, semakin parah tingkat keadaan pasien, yang membuat perawatan dan dukungan keluarga menjadi lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama.

Penerimaan diri keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami skizofrenia ditandai dengan penerimaan orangtua terhadap keadaan anak yang mengidap skizofrenia. Tahapan penerimaan tersebut meliputi penawaran, kemarahan, dan akhirnya penerimaan. Proses penerimaan orangtua dimulai dari kesadaran akan kondisi anak, penilaian terhadap anak, menghadapi situasi sulit saat anak mengalami kambuh, mengevaluasi respon dari orang lain terhadap kondisi anak, hingga akhirnya menerima situasi tersebut. Faktor-faktor seperti wawasan sosial, pemahaman tentang diri sendiri, keyakinan religius, dan dukungan dari orang terdekat juga mempengaruhi proses penerimaan diri. Penerimaan diri terlihat dari sikap positif subjek dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya, seperti bersyukur atas ujian yang dialaminya.

Ketersediaan dukungan sosial bagi individu yang mengalami krisis secara umum akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan psikologis dan kualitas kehidupan keluarga. Hubungan dukungan sosial dengan masa hidup yang lebih panjang mencakup mengurangi risiko berbagai penyakit, memperbaiki proses penyembuhan dari penyakit kronis, serta meningkatkan strategi penanganan individu terhadap penyakit kronis. Selain itu, dukungan sosial juga berperan dalam meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan, dan dapat mengurangi tingkat stres bagi ibu menjadi faktor penting dalam penerimaan diri bagi ayah yang memiliki anak dengan skizofrenia.

Jenis dukungan sosial yang diperlukan akan bervariasi tergantung pada situasi stres yang dialami seseorang. Perbedaan dalam peristiwa stres menciptakan kebutuhan yang berbeda, dan efektivitas dukungan sosial akan tergantung pada kecocokannya dengan kebutuhan individu. Ditekankan bahwa keberadaan budaya kebersamaan dapat meningkatkan perasaan kesejahteraan saat seseorang merasa menjadi bagian dari suatu kelompok dan menerima dukungan sosial. 

Pengaruh jaringan sosial terhadap kesejahteraan psikologis terutama terkait dengan kemampuan seseorang untuk menjaga hubungan yang positif dengan orang lain, menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh interaksi sosial dan hubungan interpersonal. 

Dukungan dari teman dan keluarga memberikan individu sumber daya yang lebih besar untuk mengatasi stres, sehingga mereka cenderung melihat peristiwa tersebut dengan sudut pandang yang lebih positif. Pentingnya menerima dukungan dari individu yang mengalami situasi yang serupa juga disorot, karena kesamaan ini dapat memberikan informasi tentang strategi penanganan yang efektif dan standar evaluasi dari reaksi yang dialami individu.

Anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan skizofrenia diharapkan untuk lebih menerima kondisi tersebut, atau bergabung dengan komunitas yang memiliki kepedulian terhadap gangguan skizofrenia. Mereka juga diharapkan dapat memberikan edukasi kepada anggota keluarga lainnya yang mengalami situasi serupa, serta kepada pihak lain yang peduli terhadap kesehatan mental. 

Rumah sakit jiwa di berbagai wilayah di Indonesia diharapkan dapat menyediakan fasilitas untuk komunitas yang memiliki perhatian terhadap gangguan skizofrenia, atau mengadakan forum diskusi dengan pasien, keluarga, atau pengasuh pasien untuk membahas gangguan skizofrenia, cara penanganannya, dan pengalaman selama perawatan. Untuk penelitian lebih lanjut, metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengeksplorasi jenis dukungan jaringan sosial yang diperoleh, sedangkan metode penelitian kuantitatif dapat menginvestigasi lebih lanjut sumber dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga atau pengasuh penderita gangguan skizofrenia yang tidak memiliki akses ke fasilitas layanan rumah sakit.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun