Mohon tunggu...
Naya_PWK_Universitas Jember
Naya_PWK_Universitas Jember Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Bloom, be kind, be a flower not a weed 🌸

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dua Sisi Eksternalitas Ekonomi Pabrik Semen Puger di Jember

2 April 2023   06:29 Diperbarui: 2 April 2023   06:57 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan Undang-Undang Perindustrian No. 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangunan dan perekayasaan industri. Dalam konsep perekonomian modern, setiap aktivitas pasti memiliki keterkaitan dengan aktivitas lainnya, baik melalui mekanisme pasar ataupun sistem industrinya.

Keterkaitan tersebut dapat menimbulkan suatu eksternalitas ekonomi yang dapat memberikan dampak positif ataupun dampak negatif. Eksternalitas ekonomi adalah adanya keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melibatkan mekanisme pasar. Eksternalitas ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu efek samping yang muncul akibat adanya suatu tindakan dari pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Pada realitanya, dampak positif dan dampak negatif seringkali terjadi bersamaan (simultan).

Dalam kegiatan usaha, eksternalitas ekonomi merupakan hal yang pasti terjadi. Tak terkecuali bagi usaha batu kapur. Batu kapur atau yang biasa dikenal sebagai gemping adalah material berwarna putih halus yang mengandung mineral kalsium dan berasal dari batuan sedimen. Batu kapur biasa dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan bidang bangunan. Di bidang pertanian, batu kapur berperan untuk memperbaiki tingkat kemasaman tanah serta menyediakan unsur kalsium.

Sedangkan di bidang bangunan, batu kapur menjadi bagian campuran semen karena memiliki sifat merekatkan. Kini, masyarakat mulai menyadari bahwa batu kapur berpeluang untuk dijadikan ladang bisnis yang terbilang menjanjikan. Begitu pula yang dirasakan masyarakat yang tinggal di sekitaran Gunung Saden, tepatnya di Desa Grenden, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.

Batu kapur Gunung Sadeng merupakan bahan galian industri yang terbilang sangat potensial di Desa Grenden. Bagaimana tidak? Batu kapur Gunung Sadeng merupakan cadang deposit yang tidak main-main, yaitu mencapai 475.800.000 ton dengan luas areal tambang 183 Ha berkualitas putih super atau high grade. Potensi tersebut dimanfaatkan dengan maksimal oleh penduduk sekitar dengan mendirikan berbagai usaha, mulai dari usaha penambangan batu kapur hingga usaha industri semen. Hingga saat ini, batu kapur Gunung Sadeng berhasil menghidupi ribuan masyarakat sekitar sekaligus membantu mendongkrak perekonomian Desa Grenden. 

Usaha pemanfaatan batu kapur Gunung Sadeng yang paling terkenal adalah Pabrik Semen Puger yang dikelola oleh PT. Cement Puger Jaya Raya Sentosa. Berdirinya PT. Cement Puger Jaya Raya Sentosa dapat mengubah kehidupan serta lingkungan warga di sekitar pabrik dengan cukup signifikan. 

Selama ini PT tersebut dianggap sebagai wadah emas yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, seperti memberikan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan. Kebanyakan masyarakat sekitar hanya berfokus terhadap segi perindustriannya saja hingga tak menyadari bahwa muncul banyak eksternalitas ekonomi yang dampaknya tak main-main. 

Baik masyarakat sekitar PT. Cement Puger Jaya Raya Sentosa ataupun masyarakat yang bertempat tinggal di dekat wilayah Batu Kapur Gunung Saden tidak diikutsertakan dalam proses produksi semen puger tersebut. Namun, sama halnya dengan kasus eksternalitas ekonomi pada umumnya, tak dapat dipungkiri bahwa efek samping atas berdirinya pabrik semen di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka mendatangkan dampak positif dan dampak negatif.

Eksternalitas ekonomi yang tampak sangat jelas yaitu dalam lingkungan sosial dan ekonomi. Seperti yang sudah jelaskan di awal, meningkatnya pendapatan adalah salah satu efek nyata dari berdirinya pabrik semen puger, sedangkan dampak negatif yang terjadi adalah kepadatan transportasi, kebisingan, serta polusi air dan udara yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. PT. Cement Puger Jaya Raya Sentosa jelas telah melewati uji kelayakan proyek dengan menggunakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) sebelum mendirikan pabrik semen puger. 

Hanya saja, tetap perlu diadakan evaluasi setelah pabrik tersebut berdiri. Hal ini dilakukan untuk menganalisis lebih dalam dan mendetail tentang kelayakan keberlanjutan pabrik setelah adanya proses produksi dan proyek yang berjalan. Apabila tidak dilakukan seperti saat ini, tanpa sadar muncul eksternalitas ekonomi yang tak jelas pertanggungjawabannya.

Sama halnya dengan usaha industri pada umumnya, pabrik semen puger juga membutuhkan banyak tenaga kerja agar proses produksi tetap berjalan sesuai dengan target. Dengan kondisi tersebut, masyarakat sekitar tentunya sangat diuntungkan karena datangnya banyak permintaan tenaga kerja dari pabrik tersebut, peluang untuk diterima juga pasti sangat besar karena pihak pabrik juga berupaya untuk menciptakan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) dengan warga sekitar. 

Semakin banyak warga sekitar yang menjadi pekerja di pabrik semen tersebut, maka semakin meningkat pula kesejahteraan mereka. Berdirinya pabrik semen tersebut juga mendatang eksternalitas ekonomi positif yang lainnya, yaitu memberikan peluang bagi berdirinya usaha-usaha baru, seperti usaha yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari tenaga kerja contohnya warung nasi dan rumah makan. Di lapangan, hal ini nyata terjadi.

Di sekitar pabrik semen puger berdiri banyak warung nasi dan rumah makan yang berdiri hingga saat ini. Dengan demikian, pabrik semen puger berhasil menunjukkan taringnya sebagai industri yang membawa eksternalitas ekonomi yang positif bagi warga sekitar.

Sehubung dengan proses produksi semen hingga distribusi semen, membuat alat transportasi berukuran besar seperti truck dan pick-up sering berlalu-lalang di area pabrik semen puger. Transportasi-transportasi tersebut biasa membawa bahan baku pembuatan semen, baik batu bara ataupun semen yang telah siap memasuki tahap distribusi. Dengan banyaknya alat transportasi berukuran besar tersebut, menjadikan masyarakat harus ekstra berhati-hati dalam perjalanan. Kepadatan lalu lintas juga menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat yang hendak melewati jalur sekitar pabrik. 

Hampir setiap hari alat-alat transportasi berukuran besar tersebut menyebabkan kemacetan sehingga aktivitas masyarakat menjadi sedikit terhambat. Selain itu, berdirinya pabrik semen puger mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup bagi warga sekitar. Hal ini disebabkan oleh proses produksi pabrik yang memerlukan alat-alat berat. Kebisingan yang diakibatkan dari penggunaan alat-alat berat terdengar sangat keras sehingga membuat warga sekitar kurang nyaman, kurang konsentrasi, dan berpotensi dapat mengganggu pendengaran warga juga dapat mengurangi konsentrasi.

Tak hanya itu, proses produksi yang dilakukan pabrik semen puger berupa pembakaran bahan baku menggunakan batu bara menghasilkan banyak debu yang menyebar ke luar pabrik hingga ke permukiman warga. Debu-debu tersebut menyebabkan polusi udara bagi masyarakat sekitar pabrik hingga ke jalan raya, termasuk juga mengkontaminasi pekerja pabrik walaupun mungkin dampaknya tidak sadar mereka rasakan. 

Polusi udara tersebut juga dapat mengancam kesehatan warga sekitar, yaitu berpotensi menyebabkan batuk, gangguan pernafasan, dan gangguan paru-paru. Ini berarti, berdirinya pabrik semen puger juga mengakibatkan adanya eksternalitas ekonomi negatif.

Dalam konsep pembangunan wilayah, agar terjadi peningkatan kegiatan perekonomian nasional yang melebihi tingkat pertambahan penduduk, pemerintah wajib secara kuantitatif dan kualitatif meningkatkan proyek-proyek pembangunan di segala bidang termasuk industrialisasi, baik pada pengembangan industri yang tengah berjalan maupun dengan penambahan industri baru yang besar dan kecil dengan memanfaatkan konsep teknologi modern. Akan tetapi, konsep teknologi modern tersebut terkadang bertentangan dengan pertimbangan aspek lingkungan yang ada.

Hal ini kemudian baru disadari ketika ada perusakan dan pencemaran lingkungan yang merugikan kehidupan di masa kini maupun di masa mendatang. Pembangunan seharusnya tak hanya menimbulkan berbagai masalah dalam lingkungan, tetapi juga untuk menanggulangi masalah lingkungan.

Eksternalitas ekonomi adalah hal yang wajar terjadi dalam pembangunan industri, sisi positif dan sisi negatif yang dihasilkan kemudian menjadi salah satu indikator penilaian apakah industri tersebut layak dipertahankan atau tidak, termasuk dalam kasus pabrik semen puger.

Terlepas dari berbagai eksternalitas ekonominya, proses produksi yang dilakukan pabrik semen puger tetap layak untuk dilanjutkan karena manfaat yang diterima oleh masyarakat lebih besar dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat. Masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan terkait biaya yang harus dikeluarkan karena manfaat yang diterima oleh masyarakat lebih banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun