Mohon tunggu...
Naurah NadhifahAqilah
Naurah NadhifahAqilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

menjadi muda sebelum tua

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Echo City vs Pulau Rempang

24 September 2023   12:53 Diperbarui: 24 September 2023   13:14 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah mendesak lainnya berkaitan dengan cara hidup tradisional yang dianut masyarakat Pulau Rempang selama berabad-abad. Masyarakat Pulau Rempang sangat bangga dengan gaya hidup mandiri mereka, mengandalkan sumber daya alam yang melimpah dan praktik berkelanjutan untuk menjamin kesejahteraan ekonomi mereka. 

Dengan diperkenalkannya Rempang Eco City, terdapat kekhawatiran bahwa mata pencaharian tradisional, seperti perikanan dan pertanian, akan dibayangi atau bahkan dihilangkan oleh industri modern, sehingga menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi penduduk lokal yang sangat bergantung pada perdagangan tersebut. 

Terlebih lagi, potensi dampak buruk terhadap sumber daya alam yang sangat berharga di pulau ini menambah penolakan terhadap proyek Rempang Eco City. Pulau Rempang memiliki flora dan fauna yang luar biasa, yang berfungsi sebagai habitat penting dan pusat keanekaragaman hayati. 

Masyarakat khawatir bahwa pembangunan perkotaan yang luas yang terkait dengan proyek ini dapat merugikan atau bahkan menghancurkan ekosistem yang rentan, sehingga menyebabkan kerusakan ekologis yang tidak dapat diperbaiki lagi. 

Hilangnya sumber daya alam ini tidak hanya berdampak pada masyarakat lokal tetapi juga mempunyai implikasi yang lebih luas terhadap upaya konservasi dan keseimbangan lingkungan yang lebih luas. 

Meskipun keprihatinan tulus yang disuarakan oleh masyarakat Pulau Rempang memang benar, penting untuk menyadari bahwa kemajuan dan pembangunan diperlukan untuk kemajuan masyarakat. 

Perusahaan di balik proyek Rempang Eco City telah membuat klaim tentang integrasi praktik berkelanjutan dan penerapan langkah-langkah ramah lingkungan. Mereka menekankan potensi penciptaan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang akan meningkatkan standar hidup penduduk lokal. 

Selain itu, mereka berjanji untuk berkolaborasi dengan masyarakat dalam melestarikan dan menampilkan warisan budaya mereka dalam kerangka pembangunan. 

Untuk memastikan keberhasilan penyelesaian dan pelestarian warisan budaya, cara hidup tradisional, dan sumber daya alam, dialog yang terbuka dan inklusif antara perusahaan dan masyarakat adalah hal yang terpenting. 

Pemahaman komprehensif mengenai keprihatinan dan aspirasi masyarakat dapat membuka jalan bagi solusi inovatif dan kompromi yang menyeimbangkan antara pembangunan dan pelestarian. 

Praktik berkelanjutan dan perencanaan yang cermat harus tertanam dalam inti proyek untuk memitigasi potensi dampak buruk terhadap aspek budaya, sosial, dan lingkungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun