Masyarakat pesisir sering menghadapi tantangan gizi yang dipengaruhi oleh keterbatasan akses terhadap pangan sehat dan bergizi. Hal tersebut menjadi sebuah ironi tentunya karena kita tahu pesisir memiliki sumberdaya pangan yang sangat melimpah. Perlu sebuah terobosan program yang lebih kolaboratif dengan mendorong peningkatan partisipatif masyarakat guna menjawab permasalahan tersebut.
Program makan bergizi gratis berbasis sumber daya lokal pesisir dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas hidup, memberdayakan masyarakat, serta mendorong peningkatan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Dan tentunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat akan mampu memastikan pemanfaatan sumberdaya pesisir akan menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.
Intervensi program makan bergizi gratis dengan memanfaatkan sumberdaya lokal pesisir guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat memerlukan peta jalan yang komperhensif. Peta jalan tersebut bisa menjadi acuan aktualisasi dengan mengedepankan semangat kolaboratif antar pemangku kepentingan serta mendorong partisipasi masyarakat.
Identifikasi Potensi Sumber Daya Lokal
Pertama, Pemanfaatan hasil laut, dimana Fokus pada pemanfaatan produk perikanan lokal seperti ikan, rumput laut, atau kerang sebagai bahan utama menu bergizi. Program ini selaras dengan program pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah mendorong konsumsi ikan melalui produk inovatif seperti susu ikan dan hidrolisat protein ikan untuk meningkatkan asupan protein.
Kedua, Kolaborasi dengan BUMDes dan UMKM, dimana program tersebut harus Melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pengelolaan bahan pangan dan distribusi makanan bergizi, sebagaimana telah diinisiasi dalam beberapa program pemerintah untuk ketahanan pangan lokal.
Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi
Pertama, Tenaga lokal sebagai pelaksana, dimana program tersebut bisa memberdayakan warga setempat untuk mengelola dapur umum, memasak, dan mendistribusikan makanan. Hal ini meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan ekonomi di tingkat masyarakat
Kedua, Pelatihan dan edukasi untuk Masyarakat, dimana untuk mengoptimalkan kualitas program perlu memberikan pelatihan terkait pengolahan makanan sehat serta edukasi gizi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.
Penyusunan dan Pelaksanaan Program
Pertama, Pengembangan menu bergizi, dalam menyusun program perlu mengombinasikan hasil laut dengan produk lokal lainnya seperti sayuran dan rempah-rempah dari desa sekitar. Hal ini sejalan dengan inisiatif pemanfaatan pangan lokal oleh pemerintah pusat.
Kedua, Distribusi yang inklusif, dimana pelaksanaan program makan bergizi gratis difokuskan pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
Monitoring dan Evaluasi ProgramÂ
Pertama, Pengukuran dampak gizi, dimana program tersebut harus melibatkan posyandu dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk memantau status gizi penerima program, terutama terkait pencegahan stunting dan anemia.
Kedua, Peningkatan berkelanjutan, untuk keberlanjutan program, pelaksana program perlu menggunakan umpan balik dari masyarakat untuk memperbaiki program secara berkesinambungan.
Sinergi dan KolaborasiÂ
Pertama, Pemerintah dan swasta, dimana suksesnya program makan siang gratis untuk pemberdayaan masyarakat pesisir perlu melibatkan kementerian terkait, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Pembangunan Desa, untuk mendukung pendanaan dan penyediaan fasilitas
Kedua, Kerjasama lintas sektor, Kerja sama dalam hal ini bisa di fokuskan pada kerja sama program - program kelembagaan yang terkait atau bisa di kolaborasikan dengan program Makan bergizi gratis. Menghubungkan program tersebut dengan inisiatif nasional seperti percepatan penurunan stunting, Gerakan Masyarakat Makan Ikan, dan peningkatan gizi masyarakat secara nasional.
Program makan siang gratis dengan target Masyarakat pesisir ini tidak hanya mendorong perbaikan gizi masyarakat tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan mengoptimalkan potensi dan tenaga masyarakat pesisir. Langkah strategis ini dapat menjadi model untuk keberlanjutan dan pemerataan kesejahteraan di wilayah pesisir Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H