Pemuda harus kembali ke desa, menata desa, mendampingi desa dan berkontribusi untuk bangsa dimulai dari desa. Kembali ke desa bukan semata hanya tinggal di desa tapi kembali dalam arti keseluruhan di mana semua pikiran dan tenaga diupayakan optimal untuk membangun desa.Â
Desa bukan hanya butuh kehadiran fisik pemuda tapi justru pemikiran, pengalaman dan jejaring pemuda sangat berguna bagi pembangunan desa.
Pemuda harus mengoptimalkan ilmu yang didapat untuk membangun desa, memupuk pengalaman terus menerus untuk mengembangkan potensi desa dan yang terpenting adalah bagaimana pemuda mampu membangun jejaring yang luas untuk membawa desa pada peningkatan sosial ekonomi dan tentunya bagaiman masyarakat desa lebih sejahtera.Â
Walaupun berbagai gerakan pemberdayaan desa banyak bermunculan yang dilakukan oleh pemuda seperti dijelaskan di awal tulisan, tetapi hal itu belum merata. Bahkan mungkin dari beberapa pemuda yang punya kesempatan belajar sampai tingkat universitas, setelah lulus belum banyak yang minat kembali ke desa, dan menjadi sarjana untuk desa.Â
Di sisi lain andai para sarjana muda dibutuhkan ditempat lain misalnya jadi abdi negara, tapi tetap harus memiliki andil dalam pembangunan desa, dengan ide, konsep, serta jejaring yang dia miliki, makna kembali ke desa adalah bagaimana pemuda benar-benar mau berkontribusi untuk desa sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dia miliki.
Berbagai strategi yang bisa pemuda jalankan untuk bersama-sama masyarakat desa membangun dan memberdayakan desa untuk meningkatkan potensi sosial ekonomi masyarakat desa. Beberapa strategi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, memiliki desain thinking atau membuat kerangka berfikir terkait permasalahan desa dimana pemuda harus mampu memahami permasalahan yang dihadapi di desa, masyarakat harus mampu memahami atau berempati dengan suara-suara masyarakat desa dan bagaimana memetakan suara masalah itu dalam sebuah peta masalah untuk dicarikan solusinya.
Kedua, memberikan empati di mana pemuda harus mampu memiliki kepekaan terhadapa beragam problem masyarakat dan problem desa, dan mampu mendengar dengan jernih permasalahan tersebut, serta mampu menginventarisir masalah dan memetakan dalam sebuah tabulasi data masalah masyarakat dan masalah desa.
Ketiga, menganalisa dan mendefinisikan masalah desa dimana pemuda harus mampu memberikan definisi terhadapa beragam masalah yang ada, definisi dalam hal ini meliputi jenis permasalahan, dampak permasalahan, jangkauan permasalahan hingga, singgungan permasalahan dengan potensi sumberdaya yang ada. Analisa dan definisi masalah juga harus mampu memetakan pihak-pihak yang bisa diajak kolaborasi, di sinilah pentingnya desa membangun jejaring.
Keempat, memberikan ide dan mendesain konsep, di mana pemuda harus mampu memberikan solusi atau mencari solusi dari beragam permasalahan yang ada, solusi tersebt terbentuk dalam sebuah ide dan konsep yang mampu menjawab permasalahan yang ada.Â
Ide tersebut harus mampu ditindak lanjuti dalam bentuk aksi atau program yang tepat guna sebagai solusi permasalahan yang ada.Â