Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menjaga Dapur Nelayan "One Day Fishing" Tetap Mengepul

8 Agustus 2018   14:14 Diperbarui: 8 Agustus 2018   18:48 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luasnya lautan tentunya memiliki korelasi dengan melimpah ruahnya sumberdaya kelautan dan perikanan, hal ini pula seharusnya menjadi fakta linier dengan kesejahteraan masyarakat yang menaunginya.

Tapi realita berkata lain, banyak penelitian-penelitian hingga kondisi nyata yang bisa kita saksikan dengan mata kita sendiri bahwa masyarakat pesisir masih belum sejahtera.

Salah satunya adalah nelayan one day fishing, yaitu nelayan kecil dipinggiran pantai yang memiliki mata pencaharian menangkap ikan dengan sistem harian pergi sore pulang pagi atau sebaliknya dikarena beberapa faktor yang mendorong untuk melakukan itu. Hingga saat ini, nelayan kategori tersebut masih jauh dari kata sejahtera.

Nelayan One day fishing
Nelayan tradisional adalah orang perorangan yang pekerjaannya melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan alat tangkap yang sederhana (tradisional).

Dengan keterbatasan perahu maupun alat tangkapnya, maka jangkauan wilayah penangkapannya pun menjadi terbatas biasanya hanya berjarak 6 mil laut dari garis pantai.

Nelayan tradisonal biasanya adalah nelayan yang turun-temurun yang melakukan penangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Nelayan kecil pada dasarnya berasal dari nelayan tradisional hanya saja dengan adanya program modernisasi/motorisasi perahu dan alat tangkap maka mereka tidak lagi semata-mata mengandalkan perahu tradisional maupun alat tangkap yang konvensional saja melainkan juga menggunakan diesel atau motor, sehingga jangkauan wilayah penangkapan agak meluas atau jauh.

Selain itu, nelayan-nelayan kecil biasanya beroperasi dalam kurun waktu yang relatif singkat, atau harian jadi nelayan beroperasi berangkat sore pulang pagi atau sebaliknya maka ada istilah nelayan one day fishing hal ini dikarenakan keterbatasan modal operasi penangkapan dan kualifikasi kapal dan alat tangkap yang hanya bisa dioperasikan pada daerah-daerah yang hanya bisa dijangkau dalam sehari (dekat).

Nelayan One day fishing dalam pusaran kemiskinan
Penyebab kemiskinan nelayan di Indonesia sangatlah komplek, penyebab individual, keluarga, subbudaya, agensi maupun struktural saling berkaitan. sebab-sebab pokok yang menimbulkan kemiskinan pada nelayan adalah:

  1. belum maksimalnya kebijakan, strategi dan implementasi program pembangunan kawasan pesisir dan masyarakat nelayan yang terpadu di antara para pemangku kepentingan pembangunan.
  2. adanya inkonsistensi kuantitas produksi (hasil tangkapan), sehingga keberlanjutan aktivitas sosial ekonomi perikanan di desa-desa nelayan terganggu. Hal ini disebabkan oleh kondisi sumber daya perikanan telah mencapai kondisi "over fishing", musim paceklik yang berkepanjangan, dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
  3. masalah isolasi geografis desa nelayan, sehingga menyulitkan keluar-masuk arus barang, jasa, kapital, dan manusia, yang mengganggu mobilitas sosial ekonomi.
  4. adanya keterbatasan modal usaha atau modal investasi, sehingga menyulitkan nelayan meningkatkan kegiatan ekonomi perikanannya.
  5. adanya relasi sosial ekonomi yang "eksploitatif" dengan pemilik perahu, pedagang perantara (tengkulak), atau pengusaha perikanan dalam kehidupan masyarakat nelayan.
  6. adalah rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga nelayan, sehingga berdampak negatif terhadap upaya peningkatan skala usaha dan perbaikan kualitas mereka.
  7. Konflik nelayan yang diakibatkan oleh penangkapan ikan tidak sesuai dengan kapasitas kapal ikan, kapal ikan dengan kapasitas besar dengan alat tangkap modern melakukan operasi di wilayah perairan yang seharusnya menjadi daerah operasi kapal-kapal kecil. Hal ini berimbas pada susahnya kapal-kapal kecil mendapatkan hasil tangkapan yang bagus.

Solusi alternative pemberdayaan nelayan oneday fishing
Potret nelayan one day fishing harus disikapi dengan bijak, karena nelayan kecil yang bermukim langsung di wilayah pesisir tersebut adalah salah satu peyangga ekonomi kelautan dan perikanan, jika mereka tetap dalam pusaran kemiskinan maka hal ini akan berimbas pada kurang optimalnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

Beberapa langkah strategis harus bisa diaplikasikan untuk melindungi nelayan tersebut dari degradasi, sebuah konsep pemberdayaan berbasis peningkatan kualitas kebijakan harus diintervensi agar masyarakat pesisir khususnya nelayan one day fishing mampu meningkatkan taraf ekonominya.

Langkah-langkah strategis bisa dilakukan diantaranya; (1) melakukan klasifikasi kapal-kapal nelayan; (2) Menerapkan zonasi batas penangkapan ikan oleh kapal-kapal nelayan; (3) Optimalisasi pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis zonasi batas penangkapan dan (4) intervensi pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang difokuskan pada keluarga nelayan dan alternative mata pencaharian disaat musim tangkap sepi.

Klasifikasi Armada Penangkapan Nasional
Armada nelayan, khususnya perahu bermotor, diklasifikasikan dalam kelas-kelas sesuai dengan kapasitas penampungan berat kotornya. Dalam hal ini, terdapat suatu kasus di mana diberikan kelas-kelas perahu nelayan yang dapat menampung produksi kurang dari 1 Ton, 1-5 Ton, 5-10 Ton, 10-30 Ton, dan lebih dari 30 Ton. 

Penerapan klasifikasi harus dijalankan dengan ketat, dan dilakukan kontrol pengawasan yang ketat pula agar tidak ada gap-gap antar nelayan.

Nelayan tradisional juga tidak lagi dirugikan oleh oknum-oknum pengusaha kapal ikan skala besar yang mengdown grade ukuran kapal yang seharusnya di atas 30 Ton diturunkan menjadi di bawah 30 ton.

Penerapan klasifikasi kapal nelayan dengan mengacu pada kapasitas penampungan ini tentunya berhubungan dengan batas-batas penangkapan agar masing-masing armada dapat memperoleh produksi yang maksimal tanpa kerugian bahan bakar akibat terlalu jauh melaut.

Zonasi Batas Penangkapan
Zonasi batas penangkapan ikan perlu dilakukan agar setiap armada kapal dapat memaksimalkan produksi hariannya.

Zonasi batas daerah penangkapan akan berimplikasi positif pada peningkatan hasil tangkapan nelayan khususnya nelayan kecil yang beroperasi harian (one day fishing), karena ikan-ikan yang ditangkap nelayan adalah sesuai dengan zonasi kapal-kapal tersebut, sehingga tidak adalagi kapal besar menangkap pada wilayah penangkapan yang harusnya ditangkap oleh kapal nelayan kecil.

Salah satu teknik zonasi yang cukup mudah adalah dengan membandingkan kapasitas penangkapan ikan dalam suatu armada dengan batas-batas laut teritorial dan tambahan (ZEE dan zonasi tambahan).

Zonasi penangkapan bisa dilakukan dengan mengkasifikasi kapal, sesuai dengan kapasitas tonasi dengan melihat ketersediaan wilayah penangkapan ikan.

Zonasi bisa diformulasikan dengan membandingkan panjang jangkauan daerah penangkapan dalam Nautical mile dengan klasifikasi kapal sesuai dengan kapasita muatan kapal-kapal yang diambil rentang Gross tonnage kelompok kapal kecil, hingga Gross Tonnage kelompok kapal besar.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Formulasi zonasi batas penangkapan adalah batas zona penangkapan sama dengan kapasitas muatan maksimal dari klasifikasi kapal di bagi dengan kapasitas muatan maksimal dari klasifikasi kapal terbesar:

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Diketahui;

BZP: Batas Zona Penangkapan
GTclass: GT Kapal sesuai klasifikasi diambil nilai maksimal
GT max: GT Kapal sesuai klasifikasi terbesar yaitu >30 GT diambil Nilai 50 GT
200 NM: Batas maximum daerah penangkapan ( Zona Ekonomi Eksklusif )

Dari formulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa zonasi penangkapan yang bisa diusulkan sesuai dengan klasifikasi kapal nelayan adalah sebagai berikut:

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Pengawasan sumberdaya perikanan berbasis zonasi
Penentuan zona batas penangkapan ikan dengan mengklasifikasi ukuran kapal dapat terlaksana dengan baik dengan ditunjang oleh sosialisasi yang optimal kepada nelayan dengan pendekatan komperhensif sehingga nelayan baik skala tradisional (nelayan one day fishing) maupun nelayan skala korporasi besar.

Optimalisasi sosialisasi kepbijakan tersebut harus mampu menumbuhkan kesadaran nelayan dalam melakukan operasi pemanfaatan sumberdaya perikanan nasional.

Pemerintah pusat dan daerah harus saling bekerja sama sesuai dengan porsi masing-masing serta melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait.

Strategi suksesnya penerapan zonasi batas penangkapan yang diharapkan berimplikasi positif pada peningkatan hasil tangkapan nelayan khususnya nelayan kecil atau nelayan one day fishing harus dibarengi dengan konsep pengawasan yang terencana terarah secara sistemik.

Zonasi tersebut juga harus dibarengi pola pengawasan sumberdaya perikanan yang menyeluruh. Para pelaku sektor pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan harus menyesuaikan sistem zonasi tersebut agar pengawasan bisa berjalan maksimal.

Misalnya, dengan adanya zonasi tersebut kapal pengawas juga harus disesuaikan daerah operasi pengawasannya sesuai dengan kekuatan atau daya jelajah operasinya. Harus ada pembagian dalam armada operasi pengawasan serta pola operasi sehingga setiap zona penangkapan bisa diawasi dengan maksimal.

Para aparat penegak hukum di bidang pengawasan kelautan dan perikanan harus bisa membedakan pola pengawasan perikanan terhadap kapal nelayan dalam negeri dengan kapal asing.

Pengawasan dalam area zona penangkapan untuk nelayan lokal dilaksanakan sebagai upaya tertib hukum dan mengurangi praktek illegal, unreported dan unregulated fishing juga menjaga ketertiban pelaksanakan penangkapan ikan sesuai klasifikasi dan zonasi penangkapan.

Pola dan sistem pengawan tersebut harus mampu menertibkan kapal-kapal nelayan yang beroperasi sehingga mampu berimplikasi pada peningkatan pendapatan nelayan. Disinilah keberpihakan akan muncul pada nelayan-nelayan kecil yang melakukan usaha penangkapan sdengan kapal GT kecil dan secara metode harian atau one day fishing.

Mari jaga dapur nelayan tetap mengepul
Kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan taraf ekonomi nelayan kecil harus terus dioptimalkan, kebijakan mengenai keberpihakan pada operasi penangkapan nelayan kecil seperti klasifikasi kapal serta zonasi daerah penangkapan harus terus disusun secara sistemik dan terus disosialisasikan agar bisa segera efektif berlaku dimasyarakat bukan sekedar pemenuhan portofolio semata.

Selain itu, intervensi pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan peningkatan usaha keluarga nelayan baik sesuai mata pencaharian atau sampingan harus juga diberikan untuk mendukung kebijakan-kebijakan tersebut.

Mari jaga dapur nelayan tetap mengepul jangan sampai mereka mati kelaparan di pinggir laut yang kaya akan sumberdaya ikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun