Ada yang bilang negeriku adalah surga dunia
Memang benar begitu kaya raya bak surga
Tapi kenapa saudaraku menangis darahÂ
Menahan lapar sangat hingga sekarat
Ada dongeng tentang negeri seribu niaga
Semua berpesta tanpa habis saking kayanya
Iya semua itu bukan dongeng belakaÂ
Tapi raja berpesta diatas genangan darah rakyatnya
Ada sang perantau mencoba membandingkan
Negeri elok ini dengan tempatnya yang baru
Begitu beda rasa dalam kecap mulut atau damai jiwa
Iya memang benar itulah faktanya
Sang perantaupun kembali pada pangkuan negeri
Tapi segala yang didapat tinggalah buih cerita berbusa
Tak mampu dia merubah negerinyaÂ
Hanya ada gerutu malam bikin sesak nafas
Semua berteriak saling menghujat
Siapa lagi kalau bukan penguasa korban amarah
Tidak salah semua kehendakÂ
Karena kerakusan tanpa keteladanan
Negeri ini akan tenggelamÂ
Sebuah peringatan begitu menyakitkanÂ
Negeri kaya tenggelam oleh emas berlimpah
Tanpa pernah berkilau badan, hanya penonton gemerlap negeri tirani.
Ketika semua saling menghujat
Takkan pernah didapat kata mufakat
Maka bukanlah tirani yang jahatÂ
Tapi kita adalah martir bunuh diri bagi pertiwi
Usai sudah perdebatan saatnya merangkul kawan
Negeri ini saatnya diperjuangkanÂ
Bersama menapaki tangga kejayaan
Karena semua ini tentang diri kita bersama
(Nawawi)
Â
Indonesia nama sebuah negeri yang terhampar biasa kita kenal dengan gugusan Nusantara, negeri kaya pulau, kaya budaya dan kaya segala-galanya, Tapi kata orang negeri ini sangat kontras keadaan kekayaannya dengan realita nasib sebagian besar rakyatnya.
Banyak dari kita semua yang terpaksa merantau ke negeri orang, dan sempat terkilau akan kedisiplinan, akan kerapian, akan kenyamanan dan akan kemegahan negeri singgahan itu sehingga kita terus menghujat negeri ini, lupa kalu kita lahir dan besar disini. Dan akhirnya siapa korban hujatan itu? Pemerintah, iya dia adalah sasaran hujatan semua rakyatnya.
Tapi tahukah kita, harusnya kita yang banyak sadar bahwa gaung kemegahan dan kehebatan sebuah negeri adalah kumpulan berbagai kehebatan rakyatnya, jadi siapa yang harus hebat? iya kita jawabnya, makanya dari sekarang stop menghujat mari segera bangun dan berbuat untuk negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H