Saat terus menebar jala
Di ombang ambing gelombang
Setelah bertanya
Simpulkan jawaban kita
Lalu bergegaslah
Peluk, dan beri mereka senyuman
(Nawawi)
Refleksi hari Nelayan nasional 06 April 2018, walau sejujurnya aku belum begitu faham tentang tonggak sejarah hari nelayan, tapi bagiku itu semua adalah sebuah penghormatan bagi sang pejuang gizi, bagi pejuang keluarga, para nelayan yang dengan jerih payah, berpeluh-peluh dan hitam legam kulit terpapar sinar mentari dan siraman air garam.Â
Dihari yang semua orang tau, sebagai bukti kita masih diingatkan akan adanya nelayan, mereka terus bekerja, mereka terus berkarya walau tanpa terlihat karena berada pada pinggiran peradaban. Tapi ada kalanya nelayan menjadi pemberitaan luar biasa, seperti biasa karena konflik, atau karena menjelang masa - masa elektasi, tapi ya sudahlah mereka tetap saja bekerja tanpa peduli dengan hiruk pikuk gemerlap euforia demokarasi dan apalah itu.
Nelayan banyak kita tahu adalah para pelaku pemanfaat sumberdaya perikanan, para penghasil komoditi tinggi penghasil protein gizi, tapi ada saatnya nelayan juga jadi bahan komiditi kepentingan dan ambisi. Iya memang itu faktanya, tapi tak perlulah kita menutup mata, mari melihat, mari bercerita dan bercengkrama dengan mereka, mari bertanya bagaimana keadaannya, lalu mari kita peluk dengan cinta, dan berikan mereka senyuman.
Senyuman perubahan agar tidak terlindas laju peradaban, bukan hanya senyuman ibarat pepesan kosong musiman.