Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemuda "Zaman Now", Memberi Solusi Bukan Hanya Mencaci-maki

8 Januari 2018   09:23 Diperbarui: 9 Januari 2018   04:54 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.katabijak.id

Iya memang semua itu wajar dan ya memang beritanya mereka salah, maaf aku disini  bukan dalam kapasitas mendukung koruptor atau pemimpin yang doyan bermain lendir ya. Aku cuma ingin membuka cakrawala berfikir kita sebagai generasi muda yang sudah harus mengurangi standar ganda pada pola pikir dan analisa kita, sebagai generasi muda sudah patut jika kita masih berdiri kokoh di garda tengah mengedepankan sebuah paradigma yang memakai banyak kacamata analisa, menghindari sebuah pragmatisasi pada pola pikir kita, dan sudah saatnya kita belajar adil sejak dalam pikiran.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang figur entah lupa siapa yang punya tapi yang pasti bukan punyaku karena ini adalah sebuah ungkapan yang aku kutip: 

"Kalau belum bisa jadi solusi minimal jangan menambah masalah atau jangan jadi sumber masalah." 

Sebuah ungkapan menarik, kaum muda di era Soekarno, Wakhid hasyim, Sam ratulangi atau era zaman dulu telah memberikan contoh bahwa kaum muda adalah kaum pemberi solusi, bukan kaum yang gemar caci maki, mari kita garis bawahi solusi bukanlah sekedar mengkritik dan menghakimi salah atau benar terhadap sebuah kebijakan atau sebuah permasalahan bangsa.

Tapi solusi adalah sebuah upaya kita memberikan kontribusi terhadap sebuah permasalahan dengan aksi nyata sesuai dengan kapasitas kita. Jika korupsi adalah sebuah perbuatan Amoral maka sedini mungkin kita tanamkan sebuah sikap yang anti korupsi. Sikap anti korupsi tidak berarti kita selalu berteriak lantang dengan retorika buih sampah.

Tapi bagaimana kita sadar akan sebuah sikap untuk menjauhi budaya korupsi, mentang - mentang kita tidak duduk di pemerintahan kita selalu saja menghujat pejabat dan ara pegawai pemerintahan kita korup, malas, dan tidak becus bekerja itu bukanlah sebuah gerakan anti korupsi, anti korupsi tidak melulu selalu bersuara untuk membongkar praktek korupsi itu kan sama saja dengan pemadam kebakaran.

Coba kita jadi pencegah kebakaran dengan memulai hidup dengan sikap disiplin, menghargai waktu, dan menaati aturan dan kebijakan yang disepakati, contoh nyata disiplin berlalu lintas, datang tepat waktu, jujur, dan masih banyak lagi, memang susah dan sulit karena sering terjadi kita selalu marah - marah ketika lampu merah yang menyala lama tatkala kita buru - buru ke kantor dan menyalahkan polisi yang sedang patroli curanmor yang membuat sedikit kemacetan, kenapa kita tidak berangkat lebih awal untuk mengantisipasi telat kantor dan masih banyak lagi.

Paling mudah memang menghujat dan mencaci maki, penonton bola akan dengan mudahnya bilang goblok pada sang pemain yang telah berjuang bermain dengan peluh bercucuran, begitulah fenomena yang kerap terjadi pada kita sebagai kaum muda, biar dilihat kritis, biar dilihat mudanya kita selalu saja mengkritisi kebijakan - kebijakan pemerintah, diskusi - diskusi kita hanyalah sebuah lemahnya kebijakan, salahnya sistem dan tentang aksi - aksi, skenario propaganda, lobi - lobi dan seputar itu saja, kita jarang mendiskusikan tentang sebuah solusi yang bisa kita tawarkan kepada pembuat kebijakan.

Sebuah solusi berbasis data impiris di masyarakat yang bisa menjadi pembenah kekurangan sebuah kebijakan dan bisa menjadi kajian pustaka yang akan melengkapi kesempurnaan sebuah kebijakan, hal itulah yang kadang kaum muda banyak dimanfaatkan oleh kepentingan elit tertentu. Kaum muda jangan dulu bicara kepentingan menang dan kalah golongan dan individu, semua itu adalah proses untuk menuju pematangan generasi karena kaum muda adalah pemimpin masa depan.

Bukan tidak setuju dengan kepemimpinan kaum muda, jika memang sudah memiliki kualifikasi dan kematangan berfikir yang bagus why not, tapi aku disini lebih ingin berusaha mengajak kaum muda untuk lebih berfikir solusi ketimbang berkubang dengan caci maki berdalih kritis.

Kaum muda bisa menjadi motor penggerak di masyarakat,  bisa menjadi agen sosialisasi dan menjadi pembawa aspirasi agar hubungan pemerintah dan masyarakat bisa semakin kuat bersama - sama membangun peradaban, bahasa mudahnya kaum muda harus jadi garda terdepan mengawal kebijakan, jika baik untuk masyarakat kaum muda harus pihak pertama yang mensosialisasikan kepada masyarakat sekaligus menjadi motor penggeraknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun