Kita ambil sebuah contoh lain di mana sebuah kota di Eropa atau negara Barat lainnya dipandang lebih maju daripada kota di negeri ini. Kota itu adalah kota yang teratur, masyarakatnya taat berlalu lintas, bersih, dan nyaman. Coba kita selidiki satu per satu. Apa yang menyebabkan lalu lintasnya teratur? Apakah karena selalu diatur oleh pihak yang berwenang (Polisi)? Oh ternyata tidak, Polisi di sana hanya duduk-duduk di dalam mobil sambil makan kue donat (he he he kebanyakan nonton serial LAPD). Tetapi memang, masyarakatnya menaati rambu lalu lintas, semisal traffic light, tidak parkir sembarangan. Lalu mengapa kota tersebut bisa bersih? Apakah petugas kebersihannya berdedikasi tinggi dan jumlahnya banyak? Ternyata tidak. Di sudut jalan kita melihat seorang warga negara mengantongi bungkus permen yang telah dia makan. Di sudut lain kita lihat orang buang sampah pada tempat?
Kota tersebut terkesan nyaman dan menyenangkan, mengapa? Karena kota tersebut bersih dan teratur. Bagaimana dengan negeri kita yang tampak sebaliknya. Siapakah yang yang menyebabkan kota ini kotor dan tidak teratur? Itu semua adalah kita sendiri, kita yang membuang sampah sembarangan, kita yang menerobos lampu merah, dan sebagainya. Jadi, bagaimana membuat bangsa ini maju? Semuanya dimulai dari kita, bukan mereka.Â
Kita ambil contoh, ketika kita semua kagum kepada Microsoft buatan Amerika, sebenarnya siapa yang kita kagumi? Presiden Amerika atau Bill Gates? Lalu siapakah Bill Gates? Apakah dia menteri teknologi? Bukan, Bill Gates adalah warga negara biasa yang membuat negaranya bangga. Kebanggaan yang dikumpulkan dari tiap individu itulah yang membuat negara itu tampak besar.
Saya pikir, kalaupun Ahmadinejad ataupun Barrack Obama sekalipun menjadi presiden kita, negeri ini tidak akan berubah kecuali kita sebagai rakyatnya mau berubah. Masalah ada pada kita, bukan mereka maka mulai detik ini kitalah yang harus mewujudkan semua itu bukan mereka. Perubahan tidak datang hanya dengan menghujat, mengeluh, dan saling menuduh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H