Mohon tunggu...
Nawa Sri
Nawa Sri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be Grateful to be ME...

Pembelajar, suka membaca dan sangat berminat untuk terus menulis. Tertarik dalam pengembangan diri, parenting, perencanaan keuangan serta gaya hidup sehat nan ramah lingkungan. https://nawasri.wordpress.com Email: ms.nawa@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Memperingati HUT RI ke 77 dengan Jelajah Sejarah Peristiwa 4 Hari di Solo

21 Agustus 2022   08:33 Diperbarui: 26 Agustus 2022   14:01 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Setya Bhakti (Dokumentasi pribadi)

Meskipun kemerdekaan Indonesia sudah diproklamirkan pada tahun 1945, namun nyatanya Indonesia khususnya kota Solo belum merdeka sepenuhnya. Di monumen ini, kita bisa melihat relief yang menggambarkan bagaimana rakyat Solo memperjuangkan kemerdekaan.

Monumen Mayor Achmadi (Dokumentasi pribadi)
Monumen Mayor Achmadi (Dokumentasi pribadi)

Lanjut ke titik kedua, kami berjalan kaki menuju monumen Mayor Achmadi yang terletak tak jauh dari Monumen 45 Banjarsari, di tengah Jalan Abdul Rachman Saleh. 

Monumen ini mengabadikan Mayor Achmadi dalam bentuk patung dengan senjata di tangan kanan dan buku di tangan kiri yang menggambarkan sosok Mayor Achmadi sebagai sosok pejuang yang juga mengimbangi tugasnya sebagai seorang pelajar.

Monumen Mayor Achmadi (Dokumentasi pribadi)
Monumen Mayor Achmadi (Dokumentasi pribadi)

Mayor Achmadi juga dikenal sebagai pemimpin tentara pelajar dalam Serangan Umum Empat Hari di Solo. Di seberang monument Mayor Achmadi, terdapat sebuah bangunan rumah kuno yang konon pernah menjadi markas tentara pelajar di Solo.

Melanjutkan perjalanan, bus mengantarkan kami ke titik berikutnya yaitu Monumen Pasar Nongko. Meskipun jalan di sekitar monumen cukup ramai, banyak dilewati orang setiap hari, nyatanya tak banyak orang yang menyadari adanya monumen di sini. 

Ya, di sebelah timur Pasar Nongko, dibangun sebuah monumen di persimpangan jalan RM Said - Supomo, yang mencatat peristiwa Serangan Empat Hari di Solo.

Monumen Pasar Nongko (Dokumentasi pribadi)
Monumen Pasar Nongko (Dokumentasi pribadi)

Monumen Pasar Nongko ini berupa prasasti yang menandai peristiwa dibantainya rakyat sipil oleh tentara Belanda di daerah Pasar Nangka pada rangkaian Serangan Empat Hari di Kota Solo. 

Dalam prasasti ini tertulis "Lebih Baik Mati Berkalang Tanah Daripada Hidup Dijajah" dengan deretan nama korban pembantaian di bagian belakang. Tragisnya, diantara nama-nama korban, terdapat anak kecil (bayi) yang juga menjadi salah satu korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun