Mohon tunggu...
Nawangsari Indah Kusuma Putri
Nawangsari Indah Kusuma Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret

Seseorang yang senang memperluas perspektifnya dengan belajar dan mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sering Ingin Membeli Sesuatu karena Viral? Yuk, Intip Strategi Marketing FoMO!

9 Juli 2023   11:38 Diperbarui: 9 Juli 2023   11:52 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Cara ini juga banyak diterapkan oleh para pelaku bisnis. Pembeli tercepat, misalnya 10 atau bahkan 100 pembeli pertama, berhak mendapatkan potongan harga, gratis ongkos kirim, atau hadiah lain yang menarik. Penawaran ini tentunya akan memacu para konsumen. Terutama pada seseorang yang tengah dalam perilaku FoMO, penawaran ini akan semakin mendorongnya untuk segera mendapatkan produk atau jasa tersebut.

  • Menampilkan ulasan-ulasan dari para konsumen

Semakin banyak orang yang telah membeli barang tersebut, lalu mereka memberikan ulasan yang baik atau bahkan merekomendasikan barang tersebut, maka dapat semakin membuat orang merasa tertinggal dan harus memiliki barang yang sama. Fenomena ini tak jarang ditemui di e-commerce, situs-situs ulasan pembeli, dan media sosial lain. Rating yang tinggi juga berpengaruh dalam proses ini. Biasanya, pelaku bisnis juga menampilkan ulasan-ulasan tersebut di media sosialnya untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen.

Nah, sekarang semakin jelas ya bagaimana strategi marketing FoMO telah banyak bermunculan di dunia pemasaran saat ini dan turut memengaruhi kita selaku konsumen. Bahkan, apabila ditarik mundur, perilaku cemas atau gelisah orang-orang untuk ikut apa yang banyak dilakukan orang di sekitarnya ini juga telah dimanfaatkan sebagai strategi pemasaran selain di media sosial. Misalnya, ketika terdapat antrian yang panjang pada suatu kedai, orang yang melihat antrian panjang tersebut akan merasa penasaran. Rasa penasaran ini selanjutnya dapat mendorongnya untuk ikut membeli produk tersebut.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa FoMO telah melahirkan strategi pemasaran yang lebih dekat dengan kebutuhan dan perasaan konsumen. 

Apabila kita adalah seorang pelaku bisnis, penting untuk memahami strategi ini dan mencoba untuk menerapkannya. Namun, tetap harus sesuai dengan target konsumen dan kebutuhan mereka. Di sisi lain, sebagai konsumen, kita juga perlu menyadari strategi ini. Meskipun banyak produk atau jasa yang terkenal atau menjadi trend karena memang bermanfaat, konsumen juga perlu memilah mana produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai seseorang hanya menuruti kemauan kelompok sosialnya, tanpa mengetahui apa manfaat hal tersebut untuk dirinya sendiri.

Referensi

Marketing FOMO: Pengertian dan Cara Menerapkannya. (2022, December 24). Mash Moshem. Retrieved July 9, 2023, from https://mashmoshem.co.id/marketing-fomo-adalah/ 

Santoso, I. H., Widyasari, S., & Soliha, E. (2019). FOMSUMERISM: MENGEMBANGKAN PERILAKU CONFORMITY CONSUMPTION DENGAN MEMANFAATKAN FEAR OF MISSING OUT KONSUMEN. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, 15(2), 159-171. 10.32812/jibeka.v15i2.230 

Triyasari, S. R., Tamami, N. D., & Pangestu, L. (2022). FoMO: Loyalitas Konsumen Berdasarkan Brand Experience Produk Olahan Singkong Asli Madura. Jurnal Agrikultura, 33(1), 106-114.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun