Mohon tunggu...
Nawang Pramudea
Nawang Pramudea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi IPB University

enjoy your life and be happy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dihantam Covid-19, UMKM Sukul Purwokerto Terpaksa Tutup Sementara

23 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:28 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Sukul Purwokerto saat proses renovasi di masa pandemi Covid-19, Rabu (03/03/2021). (Dok. Nawang Pramudea Cahyani)

Tujuan Pembangunan Bekerlanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan rencana aksi global yang memiliki 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030 dengan tujuan untuk menyejahterahkan masyarakat. Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut merencakan aksi global tersebut.

Pandemi Covid-19 telah menghambat 17 capain SDGs yang akan dicapai pada tahun 2030. Salah satunya capain SDGs-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Hambatan karena pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi global saja, tetapi juga berdampak pada ekonomi nasional di negara kita yaitu Indonesia.

Salah satu target dari 10 target pada tujuan SDGs-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) yaitu mendorong kebijakan yang berorientasi pembangunan yang mendukung aktivitas produktif, penciptaan lapangan kerja, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong pembentukan dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses terhadap layanan pendanaan atau permodalan.

Target tersebut mengarah pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan tulang punggung perekonomian dan mitra penting pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang terhambat karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyaknya UMKM gulung tikar dan tutup sementara. Hal tersebut, menjadi tantangan berat untuk pemerintah dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat pandemi seperti ini.

Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang berada di tengah-tengah kota. Sehingga menjadikan daerah tersebut dikelilingi oleh banyak UMKM. Tak bisa dipungkiri, adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk bagi UMKM yang berada di daerah Purwokerto, dari UMKM yang sudah lama berdiri, yang sedang dibangun, atau bahkan yang baru saja merintis usahanya.

Bukti nyata adanya dampak dari pandemi Covid-19 terhadap UMKM adalah tutupnya salah satu UMKM yang menyediakan berbagai kuliner di Purwokerto Selatan yaitu Sukul Purwokerto.

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Sukul Purwokerto

Sukul yang berarti “Surga Kuliner”, terpaksa tutup sementara karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota Purwokerto. Outlet makanan ini baru saja dirintis oleh dua orang remaja yaitu Kiki Rahmawati dan Safa Sabela. Dirintis pada tahun 2019 akhir dari hasil tabungan mereka berdua dan terpaksa tutup pada awal tahun 2020 merupakan kesedihan yang sangat mendalam yang dialami mereka.

“Padahal, baru saja dibangun Oktober tahun 2019 dan lagi hectic-hecticnya juga karena ramai pembeli. Tapi, terpaksa tutup karena PSBB”, ujar Kiki Rahmawati, salah satu owner Sukul Purwokerto.

Berada di Jalan Pahlawan Gg V No 1, Tanjung, Purwokerto Selatan, Jawa Tengah. Dekat dengan jalan raya, pemukiman warga, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Cipta Husada Purwokerto menjadi salah satu faktor outlet Sukul ini cukup strategis dan dikenal banyak orang. Tetapi, karena berada di gang dan bersebelahan dengan dua ruko, menjadikan outlet ini cukup sempit untuk dijadikan tempat nongkrong atau bersantai para anak muda.

Selain ditutup sementara, Sukul juga terpaksa direnovasi karena lama tidak dikunjungi selama pandemi, menjadikan outlet ini tidak dirawat dengan baik sehingga banyak barang yang berantakan, kotor, dan sedikit rusak. Tidak hanya barang, pintu dan tembok juga banyak yang terkelupas dan sudah tidak seperti awal lagi.

Kondisi Sukul Purwokerto saat proses renovasi di masa pandemi Covid-19, Rabu (03/03/2021). (Dok. Nawang Pramudea Cahyani)
Kondisi Sukul Purwokerto saat proses renovasi di masa pandemi Covid-19, Rabu (03/03/2021). (Dok. Nawang Pramudea Cahyani)
“Iya, kan karena tidak diperbolehkan untuk keluar rumah selama PSBB, jadi tempatnya tidak dikunjungin juga, tidak dicek, tidak diurus. Nah, setelah diperbolehkan keluar rumah, baru deh kami cek tempat dan nabung lagi buat renovasi biar lebih bagus”, ujar Kiki Rahmawati, ketika dikunjungi langsung di Sukul Purwokerto.

Renovasi yang dilakukan ternyata membutuhkan cukup banyak modal. Tetapi, karena uang renovasi belum mencukupi, akhirnya Kiki dan Bella memutuskan untuk menunda sebentar proses renovasi sembari menabung untuk biaya renovasi Sukul Purwokerto.

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Capaian (SDGs-8) 

Berbagai permasalahan yang dihadapi tentu saja mempengaruhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam bidang ekonomi. Berbagai dampak dan pengaruh buruk terjadi secara tiba-tiba.

Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan bermasyarakat, sehingga para masyarakat yang memiliki UMKM tidak dapat lagi menjalankan usahanya secara normal seperti sebelum adanya pandemi. Masalah ini sangat berpengaruh pada capaian SDGs-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Tujuan dan target yang harus dicapai pada tahun 2030 ini akan sedikit terhambat karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun dan banyaknya masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka dari itu, pemerintah harus menyusun strategi dan inovasi baru agar capaian SDGs-8 dapat tercapai pada tahun 2030.

Upaya dan Inovasi yang Dapat Dilakukan

Berbagai upaya dan inovasi dilakukan oleh pemerintah dan para masyarakat dalam meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sedang menurun akibat pandemi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri adalah memberikan bantuan modal kepada para UMKM yang terkena dampak pandemi. Dengan adanya bantuan modal, UMKM yang gulung tikar dan tutup sementara dapat membuka kembali usahanya. Sehingga, para pekerja yang sempat kehilangan pekerjaannya dapat bekerja kembali.

Hal yang sama dirasakan juga oleh outlet Sukul Purwokerto. Terpaksa, owner sekaligus pegawai di Sukul Purwokerto yaitu Kiki dan Bella harus berhenti bekerja karena dampak yang dialami dari pandemi.

“Karena outlet Sukul ini belum mempunyai karyawan, jadilah kami bekerja sendiri dulu. Tapi, lama kelamaan kami berfikir untuk berencana mencari karyawan biar bisa bantu menjaga outlet Sukul. Semua rencana akhirnya menjadi wacana dan kami terpaksa untuk berhenti bekerja sementara karena adanya pandemi Covid-19”, ujar Kiki Rahmawati.

Pemerintah juga bisa memberikan pelatihan kerja kepada para calon pekerja agar mereka memiliki pengalaman dan bekal ketika nantinya turun langsung ke lapangan. Selain upaya dari pemerintah, ada juga upaya yang dapat dilakukan oleh owner Sukul Purwokerto yaitu dengan cara merenovasi tempat agar terlihat bagus dan menarik serta menambah menu-menu baru.

Dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dan para pemilik UMKM, diharapakan capain SDGs-8 dapat tercapai di tahun 2030, meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun