Kanker menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia. Kanker merupakan penyakit tidak menular yang terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Imunoterapi kanker menggunakan sel-T CAR (Chimeric Antigen Receptor) dalam beberapa tahun ini dikembangkan dengan pesat terutama untuk kanker yang agresif.
Alasan sel kanker sulit ditangani salah satunya karena sistem imun tidak dapat mengenalinya sebagai benda asing. Meski dapat mengenali sel kanker, respons sistem imun tidak cukup kuat melawannya. Lebih lagi, perkembangan sel kanker sangat cepat dan tidak terkontrol. Penyembuhan dengan imunoterapi pada kanker dilakukan agar sistem imun lebih mengenali sel kanker sehingga perkembangan sel kanker yang tidak terkontrol dapat diperlambat bahkan dihentikan.
Sel-T atau T-limfosit merupakan kelompok sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh. Sel-T memiliki kemampuan mengenali sel abnormal atau sel yang terinfeksi oleh virus, kemudian menghancurkan sel-sel tersebut. Terdapat dua jenis utama Sel-T yaitu, Sel-T sitotoksik bertugas menghancurkan sel yang terinfeksi dan Sel T pembantu yang membantu melindungi tubuh terhadap penyakit dengan cara lain
Terapi Sel-T CAR adalah bentuk imunoterapi yang mana Sel -T diambil dari darah pasien dan dimodifikasi untuk memungkinkan Sel-T mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker tertentu. Sel-T yang dimodifikasi disebut dengan sel-T reseptor antigen kimerik atau chimeric a receptor T-cell (CAR T). Selanjutnya, Sel-T disuntik kembali ke tubuh melalui pembuluh darah. Setelah kembali ke tubuh pasien, Sel-T yang dimodifikasi tersebut berkembang biak dan menghancurkan sel kanker dengan memanfaatkan respons kekebalan tubuh.
Terapi Sel-T efektif pada pasien yang mengalami Acute Lymphoblastic Leukimia (ALL) dan Limfoma Non-Hodgkin. Terapi Sel-T CAR berhasil mendeteksi dan menghancurkan sel kanker yang memiliki antigen CD19. Antigen CD19 diekspresikan pada beberapa jenis kanker darah. Uji klinis menunjukkan imunoterapi dengan Sel-T CAR yang menarget CD19 bisa memberikan keberhasilan pada leukimia limfoblastik akut, limfoma non-Hodgkin, dan leukemia limfositik kronis. Uji klinis pada 51 pasien leukemia limfoblastik akut menunjukkan infus Sel-T CAR memberi remisi morfologis komplit pada 41 pasien atau sekitar 82%. Sedangkan 69% pasien mengalami remisi morfologis komplit mencapai penyakit residu minimal.
Terapi Sel-T CAR terdiri beberapa langkah untuk mengobati kanker secara efektif. Berikut penjelasan setiap proses tersebut:
1.Pengumpulan Sel-T
Sel darah putih termasuk Sel-T diekstraksi dari darah pasien melalui proses yang disebut leukapheresis. Dua garis infus intravena dimasukkan ke dalam pasien yang mana darah diekstraksi melalui satu baris agar sel darah putih dapat dipisahkan, sementara sisa darah dikembalikan ke tubuh melalui baris kedua.
2. Membuat Sel-T CAR
Setelah dikumpulkan, Sel-T dikirim ke laboratorium untuk dimodifikasi secara genetik. Pada tahap ini ditambahkan gen Chimeric Antigen Receptor (CAR) spesifik ke Sel-T sehingga modifikasinya menjadi Sel-T CAR. Mereka akan tumbuh dalam jumlah besar di laboratorium.
3. Menerima Infus Sel-T CAR
Dibutuhkan 2-3 minggu untuk menghasilkan Sel-T CAR dengan jumlah yang cukup. Ketika sudah cukup jumlahnya, Sel-T CAR kemudian dimasukkan kembali ke darah pasien. Sel-T CAR mulai mengikat dan mengenali sel-sel kanker.
4. Pemulihan
Setelah terapi Sel-T CAR, pasien dipantau ketat untuk setiap efek samping atau komplikasi. Pasien memiliki masa pemulihan sekitar 6-8 minggu.
Salah satu efek samping dari terapi Sel-T CAR yaitu Cytokine Release Syndrome (CRS) yang merupakan multisistemik dihasilkan dari Sel-T CAR di tempat perlawanan sel kanker. Efek samping CRS diantaranya demam tinggi, sulit bernapas, pusing, sakit kepala, mual, detak jantung cepat dan cepat lelah. CRS paling sering berkembang dalam kurun waktu dua minggu setelah infus. Efek samping lainnya adalah immune effector cell-associated neurotoxicity syndrome (ICANS) yang mempengaruhi sistem saraf pusat pasien.
Terapi Sel-T CAR menjadi salah satu imunoterapi yang menjanjikan. Imunoterapi jenis ini menunjukkan keberhasilan klinis pada kanker leukemia limfoblastik akut, limfoma non-Hodgkin, dan leukemia limfostik kronis dengan menargetkan antigen CD19. Namun, terapi ini menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti penyakit autoimun dan neurotoksitas. Penggunaan Sel-T CAR masih jauh dari sempurna. Studi lebih lanjut masih diperlukan dengan standar yang homogen seperti dosis Sel-T CAR yang diberikan pada pasien, cara leukapheresis, pengambilan serta penyimpanan, dsb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H