Dibutuhkan 2-3 minggu untuk menghasilkan Sel-T CAR dengan jumlah yang cukup. Ketika sudah cukup jumlahnya, Sel-T CAR kemudian dimasukkan kembali ke darah pasien. Sel-T CAR mulai mengikat dan mengenali sel-sel kanker.
4. Pemulihan
Setelah terapi Sel-T CAR, pasien dipantau ketat untuk setiap efek samping atau komplikasi. Pasien memiliki masa pemulihan sekitar 6-8 minggu.
Salah satu efek samping dari terapi Sel-T CAR yaitu Cytokine Release Syndrome (CRS) yang merupakan multisistemik dihasilkan dari Sel-T CAR di tempat perlawanan sel kanker. Efek samping CRS diantaranya demam tinggi, sulit bernapas, pusing, sakit kepala, mual, detak jantung cepat dan cepat lelah. CRS paling sering berkembang dalam kurun waktu dua minggu setelah infus. Efek samping lainnya adalah immune effector cell-associated neurotoxicity syndrome (ICANS) yang mempengaruhi sistem saraf pusat pasien.
Terapi Sel-T CAR menjadi salah satu imunoterapi yang menjanjikan. Imunoterapi jenis ini menunjukkan keberhasilan klinis pada kanker leukemia limfoblastik akut, limfoma non-Hodgkin, dan leukemia limfostik kronis dengan menargetkan antigen CD19. Namun, terapi ini menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti penyakit autoimun dan neurotoksitas. Penggunaan Sel-T CAR masih jauh dari sempurna. Studi lebih lanjut masih diperlukan dengan standar yang homogen seperti dosis Sel-T CAR yang diberikan pada pasien, cara leukapheresis, pengambilan serta penyimpanan, dsb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H