"Yah, kurasa kau benar. Tapi kau tahu kan, jika hanya melalui tauladan, tidak semua orang mampu membaca dakwah kita. Lantaas, bukankah dakwah kita menjadi sia-sia..."
"Tidak ada yang sia-sia di mata Allah, teman..."
"Aku tahu..."
“Lagipula apa pentingnya orang lain melihat dakwah kita? Tidak penting kan? Ya sudah… Istiqamahlah…”
"Yah, kau benar..."
"Kau tentu ingat Allamah Thabathabai kan?"
"Ya, penulis kitab tafsir Al Mizan itu, bukan?"
"Apa kau pernah mendengar cerita tentangnya dari murid beliau, Syaikh Taqi Misbah?"
"Emm, apa kau tidak berkeberatan menceritakannya padaku?"
"Kau tahu, sedikit orang yang mengetahui kedalaman ilmu Allamah, karena di majelis ia banyak diam. Jika tidak ditanya, ia tidak akan berbicara. Tetapi ketika ia berbicara, barulah seluruh perhatian orang-orang tercurah kepadanya..."
"Jadi, kawan?"