Mohon tunggu...
Nawal Nandita
Nawal Nandita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Semester 2 di IAIN PONOROGO Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Pendekatan Emosional dalam Pendidikan Anak Usia Dini

3 Desember 2024   05:45 Diperbarui: 3 Desember 2024   06:30 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini mulai terlihat pada usia 2-3 tahun. Biasanya, di usia tersebut emosional anak cenderung meledak. Saat hal tersebut terjadi, kamu bisa meminta anak untuk bercerita. Jangan biarkan anak memendamnya sendiri karena akan membuatnya menjadi kebiasaan buruk.

Kamu bisa memberitahu anak mengenai emosi yang dia rasakan. Hal ini sangat membantu si kecil untuk mengenali dan memahami perasannya. Seperti yang diketahui, emosi terbagi menjadi dua bagian, emosi positif dan emosi negatif. Kamu bisa mengajarkan semua emosi tersebut untuk membantu perkembangan emosionalnya.

Saat anak tidak bisa mengontrol emosinya, kamu bisa mengubah pandangan anak. Terkadang, saat anak marah, orang tuanya merasa kesal. Hal inilah yang membuat perkembangan emosi pada anak menjadi tidak baik. Sebagai gantinya, kamu bisa membuatnya mengerti akan hal terjadi.

Jika perlahan dia mulai mengerti permasalahannya, maka emosinya pun mulai mereda. Dengan begitu, kamu bisa membantu si kecil untuk mengambil langkah yang positif. Hal ini juga pastinya membuat anak merasa aman dan nyaman.

Strategi Pendekatan Emosional Anak Usia Dini

Pendekatan emosional dalam pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai strategi yang membantu anak mengenali, memahami, dan mengelola emosinya secara sehat. Salah satu strategi penting adalah menciptakan lingkungan belajar yang aman dan positif, seperti menyediakan ruang yang ramah anak, menggunakan bahasa yang lembut, dan menghindari hukuman keras yang dapat merusak kepercayaan diri anak. Selain itu, anak juga perlu diajarkan kesadaran emosional melalui kegiatan seperti mengenali emosi dengan media cerita, lagu, atau permainan yang memperkenalkan berbagai ekspresi perasaan. Regulasi emosi juga menjadi fokus penting, di mana guru dapat mengajarkan teknik sederhana seperti pernapasan mendalam atau menggunakan calm corner untuk membantu anak menenangkan diri saat menghadapi situasi yang menantang.

Lebih lanjut, membangun hubungan hangat antara guru dan anak menjadi pondasi dalam pendekatan emosional, misalnya dengan menunjukkan empati terhadap perasaan anak dan memberikan perhatian penuh saat mereka berbicara. Selain itu, kegiatan yang melibatkan interaksi sosial, seperti permainan kelompok, dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik secara sehat. Penguatan positif, seperti memberikan pujian atau penghargaan, juga berperan besar dalam mendorong anak untuk merasa dihargai atas perilaku baik mereka. Strategi ini dapat diperkuat dengan menggunakan media kreatif seperti menggambar, bermain peran, atau membaca buku cerita untuk membantu anak mengekspresikan emosi mereka.

Pendekatan ini juga dapat disisipkan dalam rutinitas harian, seperti mengajak anak berbicara tentang perasaan mereka saat waktu makan bersama atau refleksi di akhir hari. Guru dan orang tua perlu menjadi teladan dalam mengelola emosi dengan menunjukkan cara yang tenang dan penuh kendali dalam situasi sulit.

Dengan mengintegrasikan strategi ini secara konsisten, anak usia dini tidak hanya mampu memahami emosi mereka sendiri, tetapi juga membangun kepercayaan diri, hubungan sosial yang baik, serta keterampilan regulasi emosi yang bermanfaat untuk kehidupan mereka di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun