Mohon tunggu...
Nawal Kamil
Nawal Kamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu komunikasi yang mempunyai minat terhadap digital dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hilirisasi Minyak Atsiri Menjadi Parfum Lokal yang Mendunia: Untuk Indonesia Emas 2045

22 April 2024   08:13 Diperbarui: 22 April 2024   08:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Banyak sekali brand parfum dari luar negeri yang terkenal akan kualitas produknya, seperti Hugo, Chanel, Dior, Mont Blanc, Harmes, Calvin Klein, dll. Mereka merupakan industri parfum yang sangat besar dan diminati banyak orang sehingga namanya bisa mendunia. Eits, tapi mereka tidak akan bisa sebesar itu tanpa bantuan dari Indonesia.

Mengapa demikian? Itu semua karena mereka mengekspor minyak nilam atau Patchouli oil dari Indonesia. Minyak nilam adalah salah satu minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan nilam. Minyak ini sangat berpengaruh untuk mengikat aroma wangi sebuah parfum. Kebutuhan industri parfum dunia akan minyak nilam sangat tinggi mencapai angka 2.000-ton pertahun. Dari 2.000-ton tersebut, 1500nya di produksi dari Indonesia. Mengapa sebesar itu produksi di Indonesia? Karena minyak nilam Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Oleh karena itu, banyak sekali brand parfum terkenal yang menggunakan minyak nilam dari Indonesia.

Indonesia merupakan negara produsen utama minyak nilam dunia, menguasai berkisar 95% pasar dunia. Saat ini, berkisar 85% ekspor minyak atsiri Indonesia didominasi oleh minyak nilam dengan volume 1.200-1.500 ton/tahun, dan diekspor ke beberapa negara diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Switzerland, Inggris, dan negara lainnya." kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan dalam arahannya pada video conference meeting (1/4/2020). Dikutip dari ditjenbud.pertanian.go.id

Apakah produksi minyak nilam sebesar itu bisa dikatakan sebuah kebanggaan bagi kita? jawabannya adalah "TIDAK". Meskipun Indonesia adalah penghasil minyak nilam terbesar di dunia, dan menurut Mahyeddin Pemkab Aceh menyebutkan bahwa Indonesia penghasil minyak atsiri nomor 2 di dunia yang pusatnya berada di Aceh. Namun, kenyataannya kita menjadi buruh yang diupah di sawah kita sendiri. Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita tidak memiliki produk hilir atau produk jadi.

Terdapat kesenjangan biaya impor dan ekspor, yaitu impor 1,1 miliar dolar dan ekspor 637 juta dolar. Selisih ini terjadi karena yang datang ke Indonesia adalah produk jadi atau parfum, sementara yang keluar untuk diekspor adalah bahan mentah minyak nilam. Menurut Rizky Adiprakoso Founder Parfum HMNS, "1 kg minyak nilam berharga 45 -- 50an ribu rupiah, namun satu produk parfum yang sudah mendunia jika dijual bisa jutaan rupiah." Dilansir YouTube channel Makalah Project.

Cita-cita Bung Karno yang harus disadari masyarakat Indonesia

1950-an cita-cita bung karno tentang parfum sudah ada. Bung karno mempunyai mimpi indonesia menjadi salah satu negara penghasil parfum terbaik dunia karena menyadari potensi sumber daya alam (SDA) minyak nilam yang melimpah. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pada tahun 1963 Bung karno mendirikan pabrik parfum terbesar di Asia Tenggara bekerja sama dengan Bulgaria. Namun sayangnya, pada masa itu banyak kepentingan politik, banyak pandangan, dan berbagai kesibukan yang membuat Bung Karno lengser pada 1967 dan membuat mimpi itu tidak menjadi kenyataan.

Catatan sejarah tersebut menyadarkan kita, bahwa jauh-jauh hari di sana Founding Fathers kita sudah memikirkan potensi sumber daya alam (SDA) minyak nilam atau minyak atsiri yang bisa menjadi produk parfum mendunia. Namun, cita-cita tersebut tidak menjadi kenyataan hingga saat ini.

Potensi produk lokal yang mampu bersaing dengan brand luar

Jika kita bisa fokus hilirisasi pada isu ini, kita dapat mendongkrak ekonomi menjadi lebih kuat. Indonesia terkenal memiliki berbagai rempah-rempah, Sekitar 40 dari 99 jenis tertanam di indonesia, sebagian ekslusif hanya tumbuh di Indonesia saja. Produk minyak atsiri turunan produknya bisa mendapatkan berbagai hal yang bermanfaat, kamu bisa mendapatkan obat, parfum, bumbu, pewarna, dan berbagai turunan produk lainnya.

Namun, dari berbagai turunan produk tersebut, ada satu produk yang menjamin dan memiliki nilai tambah yang luar biasa, yaitu parfum. Syukurnya, beberapa tahun terakhir ada prakarsa industri parfum dari Indonesia yang mampu membuat parfum siap saing dengan brand-brand yang sudah mendunia. Dikutip dari idntimes.com, ada lima parfum lokal yang kualitasnya nggak kalah dengan produk luar, yaitu Carl and Claire, Oullu, HMNS, Gangga Artisan Perfumery, dan Euodia Perfums.

Sebenarnya brand local tersebut mampu dan bisa bersaing dengan berbagai brand terkenal dunia. Jika mereka mau untuk mengembangkan dan menciptakan inovasi serta terdapat dukungan dari pemerintah. Dilansir YouTube channel Ferry Irwandi, untuk mengembangkan potensi tersebut ada tiga hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kualitas produk, kepercayaan masyarakat, dan dukungan dari pemerintah. Kalau ketiga ini beriringan, maka sebuah industri akan berkembang dan akan membuat ekonomi kuat dan maju.

Pada daftar Capital parfum, Indonesia tidak ada pada daftar tersebut, padahal Indonesia memiliki peran penting dalam pembuatan parfum tersebut, yaitu pada minyak nilam dan minyak atsiri sebagai bahan pengikat aromanya. Someday Indonesia mampu menciptakan capital baru atau blok ketiga yang mempu memiliki karakter indonesia yang mendunia. Walaupun gagal bukanlah masalah, langkah awal bukan lah akhir. Jika masih gagal itu semua adalah pelajaran yang mampu membuka hal baru untuk membuat produk lebih baik lagi dan suatu hari memang bisa mendunia.

Hirilisasi yang ideal adalah hirilisasi dari tenaga kerja bangsa sendiri. Karena kenikmatan hirilisasi akan terasa jika kita mampu menciptakan inovasi hirilisasi dengan kreativitas dan sumber daya manusia dari dalam negeri.

Hirilisasi adalah project yang sangat bergantung pada kesiapan tenaga kerja yang bisa dicapai dari anak-anak bangsa. Jadi, ayo berkontribusi dan mempersiapkan diri guna mencapai Indonesia emas 2045. Panjang umur perjuangan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun