Banyak sekali brand parfum dari luar negeri yang terkenal akan kualitas produknya, seperti Hugo, Chanel, Dior, Mont Blanc, Harmes, Calvin Klein, dll. Mereka merupakan industri parfum yang sangat besar dan diminati banyak orang sehingga namanya bisa mendunia. Eits, tapi mereka tidak akan bisa sebesar itu tanpa bantuan dari Indonesia.
Mengapa demikian? Itu semua karena mereka mengekspor minyak nilam atau Patchouli oil dari Indonesia. Minyak nilam adalah salah satu minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan nilam. Minyak ini sangat berpengaruh untuk mengikat aroma wangi sebuah parfum. Kebutuhan industri parfum dunia akan minyak nilam sangat tinggi mencapai angka 2.000-ton pertahun. Dari 2.000-ton tersebut, 1500nya di produksi dari Indonesia. Mengapa sebesar itu produksi di Indonesia? Karena minyak nilam Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Oleh karena itu, banyak sekali brand parfum terkenal yang menggunakan minyak nilam dari Indonesia.
Indonesia merupakan negara produsen utama minyak nilam dunia, menguasai berkisar 95% pasar dunia. Saat ini, berkisar 85% ekspor minyak atsiri Indonesia didominasi oleh minyak nilam dengan volume 1.200-1.500 ton/tahun, dan diekspor ke beberapa negara diantaranya Singapura, Amerika Serikat, Spanyol, Perancis, Switzerland, Inggris, dan negara lainnya." kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan dalam arahannya pada video conference meeting (1/4/2020). Dikutip dari ditjenbud.pertanian.go.id
Apakah produksi minyak nilam sebesar itu bisa dikatakan sebuah kebanggaan bagi kita? jawabannya adalah "TIDAK". Meskipun Indonesia adalah penghasil minyak nilam terbesar di dunia, dan menurut Mahyeddin Pemkab Aceh menyebutkan bahwa Indonesia penghasil minyak atsiri nomor 2 di dunia yang pusatnya berada di Aceh. Namun, kenyataannya kita menjadi buruh yang diupah di sawah kita sendiri. Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita tidak memiliki produk hilir atau produk jadi.
Terdapat kesenjangan biaya impor dan ekspor, yaitu impor 1,1 miliar dolar dan ekspor 637 juta dolar. Selisih ini terjadi karena yang datang ke Indonesia adalah produk jadi atau parfum, sementara yang keluar untuk diekspor adalah bahan mentah minyak nilam. Menurut Rizky Adiprakoso Founder Parfum HMNS, "1 kg minyak nilam berharga 45 -- 50an ribu rupiah, namun satu produk parfum yang sudah mendunia jika dijual bisa jutaan rupiah." Dilansir YouTube channel Makalah Project.
Cita-cita Bung Karno yang harus disadari masyarakat Indonesia
1950-an cita-cita bung karno tentang parfum sudah ada. Bung karno mempunyai mimpi indonesia menjadi salah satu negara penghasil parfum terbaik dunia karena menyadari potensi sumber daya alam (SDA) minyak nilam yang melimpah. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pada tahun 1963 Bung karno mendirikan pabrik parfum terbesar di Asia Tenggara bekerja sama dengan Bulgaria. Namun sayangnya, pada masa itu banyak kepentingan politik, banyak pandangan, dan berbagai kesibukan yang membuat Bung Karno lengser pada 1967 dan membuat mimpi itu tidak menjadi kenyataan.
Catatan sejarah tersebut menyadarkan kita, bahwa jauh-jauh hari di sana Founding Fathers kita sudah memikirkan potensi sumber daya alam (SDA) minyak nilam atau minyak atsiri yang bisa menjadi produk parfum mendunia. Namun, cita-cita tersebut tidak menjadi kenyataan hingga saat ini.
Potensi produk lokal yang mampu bersaing dengan brand luar
Jika kita bisa fokus hilirisasi pada isu ini, kita dapat mendongkrak ekonomi menjadi lebih kuat. Indonesia terkenal memiliki berbagai rempah-rempah, Sekitar 40 dari 99 jenis tertanam di indonesia, sebagian ekslusif hanya tumbuh di Indonesia saja. Produk minyak atsiri turunan produknya bisa mendapatkan berbagai hal yang bermanfaat, kamu bisa mendapatkan obat, parfum, bumbu, pewarna, dan berbagai turunan produk lainnya.
Namun, dari berbagai turunan produk tersebut, ada satu produk yang menjamin dan memiliki nilai tambah yang luar biasa, yaitu parfum. Syukurnya, beberapa tahun terakhir ada prakarsa industri parfum dari Indonesia yang mampu membuat parfum siap saing dengan brand-brand yang sudah mendunia. Dikutip dari idntimes.com, ada lima parfum lokal yang kualitasnya nggak kalah dengan produk luar, yaitu Carl and Claire, Oullu, HMNS, Gangga Artisan Perfumery, dan Euodia Perfums.