Mohon tunggu...
nav nocwnb
nav nocwnb Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Novel

nav nocwnb adalah seorang penulis novel yang aktif di platform online seperti Wattpad, Dreame, dan Fizzo. Pengalamannya dalam dunia kepenulisan sudah dimulai sejak tahun 2019. Karya-karya yang dihasilkannya pun sudah beragam, dengan fokus tulisan dalam genre Fiksi Remaja. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman lain di bidang penerbitan, menjadi editor novel di beberapa penerbit.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terlalu Jauh Itu Luka

4 Oktober 2024   11:50 Diperbarui: 4 Oktober 2024   12:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengeratkan pelukanku pada Ibu. "Semoga Bapak cepet sadar ya, Bu. Kenapa Bapak bisa gini, Bu?"

Ibu menggeleng dan menjawab dengan terbata, "Ibu juga nggak tau, Nduk. Bapak kecelakaan tunggal, nggak ada CCTV juga di daerah kecelakaan Bapak. Cuma Bapak yang bisa jelasin, Nduk."

"Ya udah, Bu. Sekarang duduk dulu, kita berdoa sama Allah, semoga Bapak cepet sadar ya, Bu."

Mungkin, Ibu lelah karena menunggu Bapak, hingga beberapa menit setelah duduk dan bersandar padaku, beliau tertidur. Aku memandangnya dengan sendu. Ke mana hatiku sampai dengan teganya berbohong pada beliau? Aku adalah anak satu-satunya, harapan besarnya, dan dengan mudahnya aku menghancurkan harapan itu?

Ibu, maafin Diba. Air mataku kembali mengalir. Kucoba ambil tangannya yang sudah terlihat keriput, kugenggam dengan penuh rasa sesal. Apakah ini teguran dari Allah? Iya, benar. Sudah seharusnya aku berubah kembali menjadi lebih baik, keluar dari lingkar pertemananku yang menyesatkan.

Setiap kali berdoa, aku selalu menyalahkan lingkar pertemananku. Padahal, yang salah sepenuhnya adalah diriku sendiri yang sudah tahu bahwa mereka tidak baik, tetapi aku tidak melepas hal itu.

Ibu, aku janji akan berubah dan jadi harapan dan kebanggaan buat Ibu dan Bapak. Makasih atas doa dan perjuangan Ibu dan Bapak selama ini. Maafin segala perbuatan buruk Diba ya, Bu. Aku hanya bisa berucap dalam hati, karena terlalu takut jika harus mengakui secara langsung.

***

"Diba ...."

Bapak sudah sadar. Alhamdulillah. Aku tersenyum senang melihat Bapak. "Bapak ...." Aku mencoba memeluk Bapak, tetapi yang aku dapatkan justru penolakan. Kenapa?

"Bapak kecewa sama Diba."

Getaran jantungku rasanya berhenti. Perasaanku mendadak sesak, melihat Bapak dengan tatapan sayu itu. Kecewa? Apa yang membuat Bapak kecewa? "Bapak ... ada apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun