Mohon tunggu...
Nava Olivia Rahmah
Nava Olivia Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi tingkat kedua IPB University dengan jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang sangat berorientasi dengan Leadership dan Community Development.

Beranjak dari bagian mahasiswi IPB University, saya sangat tertarik dengan hal kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. Dua hal ini sangat relevan diperlukan pada era VUCA sehingga akan melahirkan pemimpin terbaik bangsa untuk Indonesia Emas 2045. Pengalaman saya dalam mengikuti beberapa organisasi dan kepanitiaan di dalam maupun luar kampus sebagai ajang meng-upgrade diri serta tentunya bermanfaat bagi semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidakadilan di Tanah Papua: Hutan Adat Suku Awyu Dirampas Perusahaan Sawit, Bagaimana Nasibnya?

15 Juni 2024   02:23 Diperbarui: 15 Juni 2024   02:46 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Greenpeace.com

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Dikutip dari Greenpeace.org, Suku Awyu akhirnya kembali memberikan gencatan pada 27 Mei 2024 dengan menggelar aksi di depan lembaga peradilan peradilan Mahkamah Agung karena gugatan mereka terhadap izin lingkungan PT. Indo Asiana Lestari kini berada di tingkat kasasi. Suku Awyu sebelumnya kalah di dua tingkat peradilan, yaitu di Pengadilan Tata Usaha Negara Jayapura pada November 2023 dan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Manado pada Maret 2024.

"Kami datang menempuh jarak yang jauh, rumit, dan mahal dari tanah Papua ke Ibu Kota Jakarta, untuk meminta Mahkamah Agung memulihkan hak-hak kami yang dirampas dengan membatalkan izin perusahaan sawit yang kini tengah kami lawan ini," kata Hendrikus Woro. 

Menteri Agraria dan Tata Ruang serta Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, merespons kontroversi proyek sawit yang mengancam hutan adat masyarakat dengan mengatakan perlunya dilakukan pertemuan antara pemerintah dan komunitas lokal di wilayah tersebut. AHY menekankan pentingnya kebijakan yang tepat dan ekonomi yang inklusif di Papua yang melibatkan semua lapisan masyarakat setempat. Pernyataan ini disampaikan dalam laporan 100 Hari Kerja di Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan, pada Jumat, 7 Juni 2024.

Sampai sekarang, masyarakat adat Suku Awyu masih memperjuangkan tanah adat milik mereka dari rampasan perusahaan asing yang mengganggu stabilitas kehidupannya. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka dampak buruk akan menghampiri negeri ini. Konflik sosial yang akan terus terjadi, kehilangan sumber daya alam sebagai sumber kehidupan utama masyarakat adat akan dibabat habis, kerusakan lingkungan yang tak bisa dihindari, peningkatan emisi gas rumah kaca yang semakin pesat, serta hilangnya identitas budaya dan spiritual bagi masyarakat adat Suku Awyu. 

Keadilan yang nyata sangat dibutuhkan oleh masyarakat adat Suku Awyu dalam memperjuangkan tanah adatnya. Dukungan dari pemerintah menjadi tombak utama untuk tegas menolak keberadaan PT IAL dan perusahaan asing lainnya untuk menggantikan hutan adat yang kaya akan sumber daya alam menjadi perkebunan sawit yang dapat merusak lingkungan. Dukungan dari masyarakat Indonesia tentang hal ini juga terus digaungkan, salah satunya lewat kampanye media sosial "All Eyes on Papua" yang sempat menjadi trending juga menjadi lirikan publik untuk membantu menyuarakan kasus ini.

Merujuk Kompas.com, Atha Hesegem, perempuan muda Papua yang kini tengah menjalani studi di Rusia, menyebut orang asli Papua selama ini "berjuang sendirian" untuk menuntut pemenuhan berbagai hak dasar.

"Harapan saya sangat besar agar ada perhatian untuk mengamati dan menanggapi berbagai masalah di Papua, mulai dari pendidikan, kesehatan, ketimpangan gender, sampai konflik bersenjata dan pengungsian yang jarang dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Tolong gandeng dan rangkul kami untuk bersama-sama menyuarakan persoalan-persoalan ini," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun