Jika kita kembali lagi ke dalam teori Piotr Sztomp tentang perubahan gerakan sosial, maka kejadian ini merupakan fenomena perubahan gerakan sosial yang absurd. Alih-alih objek pariwisata, justru masyarakat menjadikan restoran waralaba sebagai pusat nostalgia yang lekat dan menjadi bagian dari cerita hidupnya.
Fenomena ini mengingatkan saya dengan Sign Hard Rock di depan pantai Kuta Bali yang sangat populer dikalangan wisatawan sebagai objek swafoto.Kepopuleran Sign Hard Rock tersebut justru mengalahkan esensi tempat pariwisata yaitu pantai Kuta itu sendiri. Selengapnya baca artikel saya yang berjudul "Mengapa Banyak Wisatawan Berfoto di Hard Rock Ketika ke Bali?!".
Dalam konteks penanganan pandemi, aksi "perpisahan' ini jelas absurd dan mengkhawatirkan. Namun ada yang lebih penting daripada mengutuk, yaitu bertanya: mengapa sebuah gerai makanan cepat saji bisa diromantisasi sedemikian rupa oleh banyak orang. Jangan jangan karena ruang publik yang lebih layak, murah, nyaman, dan strategis tak pernah tersedia bagi mereka?
Sumber:
kompas.com
id.wikipedia.org/wiki/McDonald's
asumsi.co
blog.ruangguru.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H