Sistem nilai yang berkembang di lingkungan pesantren mempunyai ciri dan ciri tersendiri, yang seringkali memberikan karakter sub-kultural pada kehidupan itu sendiri.Â
Nilai-nilai terpenting yang berkembang di lingkungan pesantren terutama adalah pandangan hidup secara keseluruhan sebagai ibadah. Kedua, kecintaan yang kuat terhadap kajian agama dan ketiga, kerja ikhlas atau ikhlas untuk tujuan bersama.Â
Masyarakat terus mengalami perubahan dan prosesnya dapat terjadi dengan kecepatan yang berbeda-beda; lambat, sedang, cepat atau evolusi dan revolusi.Â
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan yang semakin meng-global merupakan hal yang wajar dan dapat disebabkan oleh perkembangan teknologi, transportasi dan komunikasi.Â
Menurut Moore, perubahan yang cepat atau permanen terjadi di setiap masyarakat atau budaya. Perubahan yang normal mempunyai konsekuensi terhadap pengalaman individu dan sosial yang lebih luas serta aspek fungsional masyarakat di dunia modern.
Selain itu, mereka meyakini tradisi masyarakat seperti Manaqiban, Selamatan, Tahlilan, Istighosah dan Wiridan mempunyai banyak manfaat, seperti menciptakan rasa persaudaraan antar umat Islam (ukhuwah Islamiyah), wadah silaturahmi dan kesempatan bagi mereka untuk berdoa.Â
Tradisi-tradisi ini memperkuat rasa kebersamaan dan rasa memiliki umat Islam serta mengalami perubahan baik teknis maupun perubahan intensitas kegiatan.Â
Padahal, menurut mereka, tradisi-tradisi tersebut hanya sebagai sarana untuk melaksanakan ajaran agama dan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. Namun, baik secara langsung maupun tidak langsung, tradisi-tradisi tersebut semakin banyak mengalami perubahan baik dari segi waktu, tenaga, makna, maupun seiring dengan perkembangan dan industrialisasi serta munculnya sikap rasional dalam masyarakat.Â
Tradisi-tradisi ini diubah dengan cara yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Hampir tidak ada masyarakat yang statis, perubahan sosial budaya merupakan suatu proses kehidupan itu sendiri, yang dapat diwujudkan dalam keinginan untuk memulai perjalanan hidup.Â
Naik turunnya sistem sosial budaya suatu masyarakat disebabkan oleh adanya perubahan fungsi berbagai sistem sosial atau unsur budaya, yang memberikan peluang bagi sistem atau unsur lain untuk dipandang penting dan baru dalam menyikapi proses kehidupan yang baru(Soekanto, 1993).