Corona Virus Disease atau yang lebih kita kenal dengan Covid-19 masih belum berakhir hingga saat ini, bahkan setiap hari jumlah kasusnya kian bertambah. Dilansir oleh worldometers.info dalam Tribunnewsmaker.com pukul 08.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Sabtu (08/08/2020) sudah mencapai 19.541.216 kasus, dengan 724.050 orang meninggal dan 12.544.479 pasien yang telah dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat menjadi negara yang menempati peringkat pertama jumlah kasus virus corona terbanyak sampai saat ini dengan jumlah kasus 5.095.524 kasus, dengan 164.094 orang meninggal dan 2.616.967 orang dinyatakan telah sembuh. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri berada di urutan ke-23 dengan 121.226 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5.593 dan pasien yang telah dinyatakan sembuh berjumlah 77.557 orang. Masih terdapat 38.076 kasus Covid-19 aktif atau yang masih dalam perawatan di Indonesia.
Sebenarnya bagaimana Islam memandang Corona Virus Disease (Covid-19) ini? Dalam istilah agama Islam wabah itu disebut dengan kata "jarif", "waba" dan "tha'un", dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah penyakit menular, wabah, dan epidemic, atau musim penyakit menular yang disebut untuk sebuah wabah penyakit secara umum di suatu wilayah tertentu.
Kemudian kata (tha'un) disamakan dengan ahli agama dengan corona atau Covid-19 yang mewabah di awal tahun 2020 di Indonesia, yang asal mulanya berasal dari Tiongkok, Cina atau persisnya di kota Wuhan.
Melihat definisi para ulama yang menyamakan tha'un dengan corona. Walaupun tha'un lebih spesifik dari sisi penamaan, namun wabah ini sama berbahayanya dan penularannya tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang sepele. Dalam sebuah hadits, secara spesifik Rasulullah SAW membedakannya menjadi dua jenis, yaitu:
Dari Aisyah: Bahwa dia pernah mengabarkan kepada kami tentang thaun, lantas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya: "Bahwa thaun merupakan azab yang Allah timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman...(HR. Bukhari)
Dalam berbagai hadis Rasulullah SAW, tha'un pada zaman dulu merupakan azab yang diturunkan Allah bagi manusia-manusia yang dikehendakinya, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tiada seseorang yang sedang ditimpa tha'un kemudian menahan diri di rumahnya dengan kesabaran dan pengharapan akan pertolongan dan ridho Allah seraya menyadari bahwa tha'un tidak akan mengenai dirinya karena menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya dia mendapatkan ganjaran seperti pahala orang yang mati dalam keadaan syahid. Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang meninggal karena tha'un atau sebuah wabah ini diserupakan dengan orang yang meninggal dalam perang dan mendapatkan mati syahid.
Selain itu dalam hadis lain dikatakan bahwa apabila suatu wilayah dikenai oleh sebuah wabah (tha'un) maka janganlah kamu memasuki wilayah itu, dan orang yang didalam wilayah tersebut agar tidak keluar dari wilayah itu. (A. Nurkidam, dkk., 2020)
Sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah seperti Lockdown, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebenarnya sudah sesuai dengan anjuran yang dibawakan oleh agama Islam.
Namun diluar dari itu semua, kita sebagai seorang muslim yang tunduk patuh kepada Allah harus menyadari bahwa Corona Virus Disease (Covid-19) ini adalah qodarullah (ketetapan Allah) yang kedatangannya sudah tertulis di lauhul mahfudz. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Hadid: 22-23 yang artinya:
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22)Â
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang menyombongkan diri (23).
Dalam ayat itu jelas Allah menegaskan bahwa apa yang terjadi di alam semesta, semuanya merupakan kehendak Allah yang mutlak, di mana manusia tidak bisa menolaknya. Konsep takdir ini dalam ilmu akidah disebut dengan taqdir kauni. Sedangkan pada QS. Al-Hadid ayat 23, Allah menjelaskan bahwa manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok dalam menyikapi taqdir kauni ini. Yaitu pihak yang terpuji dan pihak yang tercela. Pilihan yang ditetapkan Allah atas manusia ini, dalam ilmu akidah disebut dengan taqdir syar'i. (Isnan Ansory, 2020)
Karenanya dalam menyikapi epidemi global ini, hendaklah kita kembali kepada agama kita yaitu agama Islam, dimana pandemi yang terjadi harusnya semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Karena kita menyadari benar bahwa semuanya yang terjadi ada dalam kekuasaan Allah, termasuk pula wabah virus Covid-19 ini. Karenanya hanya Allah pula lah yang Maha Memberikan Perlindungan dari segala bahaya yang tampak maupun yang samar disekitar kita saat ini, besok, dan kapan pun juga.
Seperti Q.S. Al-Falaq: 1-5 yang didalamnya mengajarkan kita untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah SWT:
- Â Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)".
- Â Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan.
- Â Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
- Â Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).
- Â Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.
Dari ayat tersebut Allah telah mengajarkan untuk selalu meminta pertolongannya terhadap berbagai kejahatan yang tampak maupun yang samar. Kita sebagai manusia biasa memang tidak mengetahui kapan wabah Covid-19 ini akan berakhir, tapi kita memiliki Allah SWT yang Maha Mengetahui kapan sesuatu akan dimulai dan kapan sesuatu akan berakhir, serta memberikan perlindungan dan kekuatan dalam menghadapinya. Maka jangan pernah pernah berhenti untuk selalu memohon perlindungan dan kekuatan kepada-Nya.
Sumber Rujukan:Â
- A. Nurkidam, dkk. 2020. Coronalogy: Varian Analisis & Konstruksi Opini. Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press.
- Https://style.tribunnews.com/amp/2020/08/08/update-corona-dunia-sabtu-8-agustus-2020-195-juta-kasus-724-ribu-meninggal-indonesia-urutan-23?page=4
- Isnan Ansory. 2020. Fiqih Menghadapi Wabah Penyakit. Lentera Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H