Apa kamu pernah berpikir, sebenarnya apa sih tujuan hidup itu, apa cita-cita juga termasuk tujuan hidup? Lalu kalau cita-cita itu udah tercapai, hal yang dianggap sebagai tujuan hidup itu sudah terpenuhi, selanjutnya apa yang harus dilakukan?
Pasti beberapa dari kalian juga pernah merasakan hal itu, bingung, belum mengerti dan belum memaknai apa itu kehidupan yang sesungguhnya. Dan Soul mungkin merupakan film yang tepat untuk kamu tonton.
Film animasi bergenre fantasi, komedi, dan drama yang disutradarai oleh Pete Docter (yang juga menyutradarai Inside Out, UP, dan Monsters Inc.) ini sukses membawakan cerita mengenai makna kehidupan dan tujuan hidup bagi para penontonnya.
Soul awalnya direncanakan untuk rilis pada Juni 2020 lalu, namun karena terjadinya pandemi COVID-19, penayangannya pun mengalami beberapa penundaan, hingga akhirnya rilis di Disney+ pada penghujung tahun 2020 kemarin.
Film ini menceritakan tentang Joe Gardner (Jamie Foxx) seorang guru musik yang memiliki impian tampil di atas panggung untuk melakukan pertunjukan musik jazz. Sayangnya ketika dia mendapatkan kesempatan untuk tampil setelah mengalami beberapa penolakan, dia malah mengalami kecelakaan sehingga arwahnya berada di perantara menuju The Great Beyond (Alam baka). Dia pun seharusnya sudah meninggal, namun Joe tidak dapat menerima hal itu dan merasa bahwa tidak seharusnya dia meninggal sekarang, karena sebentar lagi dia akan berhasil meraih impiannya. Joe pun mencoba berbagai cara untuk dapat kembali ke tubuhnya. Joe pun jatuh ke tempat yang bernama The Great Before yaitu tempat di mana berkumpulnya jiwa-jiwa yang belum lahir agar mendapatkan kepribadian dan siap untuk turun ke bumi dengan bantuan mentor. Di tempat inilah Joe bertemu dengan 22 (Tina Fey), jiwa yang sudah ribuan tahun belum menemukan sparksnya, sparks adalah tujuan atau minat yang membuat soul ingin hidup di bumi. Namun tidak dengan 22, Ia tidak memiliki keinginan untuk hidup di bumi. Itu karena dia belum menemukan sparksnya.
22 pun membantu Joe yang menginginkan hidupnya agar dapat kembali ke bumi. Namun sayang, saat kembali jiwa mereka malah tertukar, jiwa 22 masuk ke dalam tubuh Joe dan jiwa Joe malah masuk ke dalam tubuh kucing yang saat itu ada di dekat Joe. Petualangan mereka untuk dapat membuat Joe kembali ke tubuhnya dan juga untuk membuat 22 menemukan sparksnya pun dimulai. Petualangan yang membuat mereka menyadari makna kehidupan.
Seperti biasa, kolaborasi antara Disney dan Pixar tentunya tidak pernah mengecewakan. Soul menerima banyak ulasan positif dari para kritikus mulai dari animasi, musik dan lagu yang digunakan untuk soundtracknya, juga alur dan isi ceritanya.
Dari segi animasi, tentunya tidak perlu ditanyakan lagi. Di film ini, Soul menyuguhkan animasi yang memukau dan memanjakan mata. Mulai dari setiap detailnya, pewarnaan, dan latar yang disuguhkan seperti padatnya kota New York, atau indahnya The Great Before yang akan membuat anak-anak tertarik untuk menontonnya.
Meskipun film animasi ini memiliki cerita yang sederhana, namun sepertinya film ini kurang cocok bagi anak-anak karena menyajikan tema yang agak berat, namun bukan berarti film animasi ini tidak dapat ditonton oleh anak-anak, mereka pasti akan terhibur dengan animasinya dan beberapa tingkah lucu dari para tokohnya. Film ini sendiri sepertinya sangat cocok bagi seseorang yang sedang kebingungan tentang tujuan hidup dan makna kehidupan, karena film ini menyuguhkan amanat dan pelajaran kehidupan yang sangat berharga.
Di film ini, pengembangan karakter Joe disampaikan dengan baik. Mulai dari dia yang meyakini bahwa piano adalah takdirnya sampai dia ragu apa sebenarnya tujuan hidupnya. Begitu juga dengan 22, yang awalnya masa bodoh dengan kehidupan di bumi sampai akhirnya dia berhasil menemukan sparksnya.
Penonton mungkin pada akhirnya dapat memahami apa itu makna kehidupan, sesuai dengan versinya masing-masing. Tentunya juga penonton pasti dapat mengambil pesan-pesan yang berharga dari film ini.
Soul juga membuat kita memahami bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan hidup. Seperti Joe yang ingin meraih impiannya, namun ditentang oleh ibunya, Joe pun mencoba untuk membuat ibunya memahami apa yang dia inginkan, dia tidak ingin hidupnya sia-sia tanpa pernah mencoba melakukan hal yang diinginkannya. Joe menyadari bahwa kita harus menghargai hidup setiap menitnya, meskipun hanya untuk menatap langit, merasakan hempasan ombak kecil yang menghampiri kaki, atau hanya untuk mendengarkan cerita seseorang.
I‘m going to live every minute of it. –Joe Gardner (Soul, 2020).
Jangan lupa untuk mensyukuri setiap menit dalam kehidupanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H