Mohon tunggu...
Naufara Joanita
Naufara Joanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Topik konten favorit saya seputar pendidikan di indonesia, dunia sosiologi, konflik sosial, kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Teori Modernitas Cair Zygmunt Bauman Dalam Pekerjaan Kurir Pengirim Barang

7 Desember 2023   06:35 Diperbarui: 7 Desember 2023   06:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Berikut beberapa karya-karya terkenal dari Zygmunt bauman :

  1. Buku yang berjudul "Modernity and the Holocaust" (1989). Dimana didalam buku tersebut mengkaji hubungan atau realsi antara modernitas (modernism) dengan peristiwa holocaust pada perang dunia II. Secara garis besar buku ini membahas mengenai analisis bauman mengenai struktur sosial modern dan bagaimana faktor-faktor modernitas berkonstribusi terhadap munculnya kebijakan genosida rezim nazi selama peristiwa holocaust.
  1. Buku yang berjudul "Liquid Modernity" (2000). Buku tersebut berisi mengenai modernitas cair. Bauman mengembangkan konsep modernitas cair untuk menjelaskan perubahan sifat Masyarakat modern saat itu.
  1. Buku yang berjudul "Globalization : The Human Consequences" (1998). Dalam bukunya tersebut bauman membahas dampak globalisasi terhadap aspek kemanusiaan dan sosial Masyarakat. Dalam bukunya tersebut. Bauman mengkaji berbagai aspek globalisasi dan mengkaji bagaimana pengaruh global berdampak besar pada kehidupan manusia.

Pemikiran bauman sendiri mengenai liquid modernity atau modernitas cair tidak semata-mata murni hasil pemikiran nya sendiri. Temuan nya tersebut juga berasal dari berbagai pemikiran dari tokoh pendahulu, sebagai contoh :

Max weber, ia juga turut memainkan peran penting atas pemikiran bauman tersebut mengenai liquid modernity. Hal tersebut terlihat didalam karya bauman ketika ia membahas mengenai konsep birokrasi dan rasionalisasi dalam pembahasan modernitas cair.

*****

Fenomena modernitas cair tersebut dapat saya lihat dalam aktivitas seorang kurir pengantar barang. Dan terkadang kita tidak sadar, ternyata profesi yang biasa saja dan mungkin dekat dengan kita menjadi pendekatan yang menarik mengenai liquid modernity. Menurut pandangan bauman, liquid modernity digambarkan sebagai kondisi Masyarakat yang diasumsikan tidak lagi memiliki struktur yang tetap dan rentan terhadap perubahan yang bergerak cepat. Ada beberapa alasan mengapa saya dapat mengatakan bahwa profesi kurir begitu linear dengan teori bauman :

  1. Aspek mobilitas dan fleksibilitas

Bauman menekankan peralihan Masyarakat ke arah mobilitas dan fleksibilitas dalam Masyarakat modern. Hal tersebut dapat tercermin dalam profesi kurir pengantar barang. Hal itu dikarenakan seorang kurir harus mampu bergerak dengan cepat dari satu lokasi ke lokasi berikutnya. Selain itu, kita bisa lihat jam kerja kurir yang cenderung fleksibel. Dari jam kerja yang fleksibel tersebut tergantung dari kemampuan kurir untuk mengirimkan barang. Fleksibilitas lokasi juga nampak disini, karena mereka tidak terikat dengan satu tempat saja, namun akan terus berpindah pindah setiap hari nya.

  1. Aspek ketergantungan pada teknologi

Smartphone menjadi salah satu modal penting dalam menjalankan pekerjaan mereka. Pengiriman barang di era modern ini memang tidak dapat dijauhkan dari adanya bantuan teknologi. Dari teknologi tersebutlah yang dapat membantu baik untuk kurir tersebut maupun untuk kita sebagai pemesan barang. Hal tersebut dikarenakan adanya sistem pelacakan (tracking) dan pesan notifikasi. Dalam aspek ini kurir berperan sebagai perantara dalam jaringa teknologi yang mendukung pengiriman barang.

  1. Krisis solidaritas sosial

Liquid modernity (modernitas cair) seperti yang dikatakan bauman, juga dapat mengarah kepada krisis solidaritas sosial. Ketika kita melihat fenomena kurir, interaksi yang terjadi antara kurir dengan penerima barang mungkin bersifat transaksional dan kurang mendukung muncul nya ikatan sosial yang lebih kuat.

Di balik fleksibel nya seorang pekerja kurir, muncul kedilemaan di benak mereka. Embel-embel fleksibel malah membuat mereka bekerja dengan jam kerja yang diluar kemampuan mereka. Tidak seperti tipe pekerjaan formal yang selalu mendapatkan uang lembur. Hal ini membuat kurir dilema dengan jam kerja yang begitu panjang tetapi gaji yang mereka terima tidak ada tambahan nya. Hal ini tidak sebanding dengan terus bertambahnya minat belanja online Masyarakat Indonesia. Yang diuntungkan hanyalah platform belanja digital nya saja. Dari pekerjaan kurir tersebut juga muncul ketidakpastian dalam pekerjaan mereka. Salah satu contohnya yaitu, ketidakpastian dalam hal jumlah barang yang harus mereka antarkan. Disetiap hari nya mungkin akan berbeda-beda.

 

Bibliografi

Bauman, Z. (2000). Liquid Modernity. United Kingdom: Polity Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun