Mohon tunggu...
Naufara Joanita
Naufara Joanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Topik konten favorit saya seputar pendidikan di indonesia, dunia sosiologi, konflik sosial, kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Teori Modernitas Cair Zygmunt Bauman Dalam Pekerjaan Kurir Pengirim Barang

7 Desember 2023   06:35 Diperbarui: 7 Desember 2023   06:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi profesi kurir pengirim barang

Di era sekarang ini, kita dihadapkan dengan realita bahwa teknologi akan terus berkembang seiring berjalan nya zaman. Isu mulai merambahnya society 5.0 di indonesia pun kian santer terdengar ditelinga kita. Belum selesai dengan penyesuaian era 4.0 tetapi sudah harus bersiap dengan kedatangan 5.0. Era dimana menjanjikan berbagai kemudahan dalam fitur digital. Salah satu output dari perkembangan teknologi yang kian meningkat pesatnya yaitu munculnya banyak platform layanan berbasis digital. Terdapat berbagai macam bentuk layanan berbasis digital yang disediakan, mulai dari belanja online, layanan mengantar surat atau barang yang tertinggal, layanan membersihkan rumah, mengantarkan makanan atau minuman, dan masih banyak lagi. Dari munculnya berbagai layanan tersebut yang nantinya membuka peluang kerja sebagai seorang kurir.

Istilah "kurir" mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Kata kurir jika kita lihat dari bahasa inggris  berasal dari kata 'courier' berarti kurir atau jasa ekspedisi. Kurir sendiri merupakan sebuah profesi yang bertugas mengantarkan barang, makanan atau minuman, pesan atau surat,dll dibawah naungan dari perusahaan. Eksistensi kurir terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya layanan berbasis digital.

Beberapa kali saya pernah memanfaatkan salah satu kemudahan yang disediakan oleh teknologi digital, yaitu belanja online. Dengan belanja online saya dengan sangat mudah mencari dan membeli barang yang saya inginkan, tanpa harus susah-susah mengeluarkan biaya transport, tenaga, dan waktu. Cukup dengan mencari di salah satu platform belanja online, tanpa harus keluar rumah. setelah itu saya tinggal menunggu beberapa hari hingga barang pesanan saya sampai. Setelah beberapakali saya melakukan transaksi pembelian online, dan bertemu langsung dengan kurir tersebut, saya jadi lebih sering mengamati kebiasaan dari seorang yang berprofesi sebagai kurir tersebut. Dan menurut saya ada sisi menarik dibalik profesi menjadi seorang pengirim barang. Salah satunya yaitu adanya ketidakpastian dalam pekerjaan nya dan adanya fleksibilitas menjadi seorang kurir. Menurut saya fakta terhadap fenomena profesi kurir tersebut merupakan contoh yang dapat dijelaskan menggunakan teori Modernitas cair dari Zygmunt Bauman karena dari hasil pengamatan yang saya lakukan profesi kurir tersebut terdapat ketidakpastian dalam pekerjaan mereka, mereka juga dihadapkan dengan begitu cepatnya teknologi komunikasi yang berkembang pesat.

****


            Saya mengenal teori modernitas cair Zygmunt bauman dari beberapa sumber yang telah saya temukan diantaranya:

  1. Buku karya bauman sendiri yang berjudul "Liquid Modernity" (2000).

Buku tersebut merupakan buku yang melengkapi analisis yang telah dilakukan dalam dua buku bauman sebelumnya yaitu Globalization: The Human Consequences dan In Search of Politics. Dari buku liquid modernity tersebut, disebutkan bahwa ternyata modernitas cair lahir dari adanya kegagalan yang terjadi pada tipe modernitas sebelumnya yaitu modernitas padat (solid modernity). Ciri dari modernitas padat sendiri yang dijelaskan didalam buku tersebut yaitu cenderung lebih kaku, sistematik, rigid, dan progresivitas. Namun pada tipe modernitas padat disini justru malah menimbulkan suatu masalah kemanusiaan. Oleh karena itulah muncul dan berkembangnya modernitas cair. namun ternyata pada masa modernitas cair disini juga menghadirkan suatu permasalahan baru, dikarenakan aktor disini yang sudah tidak dikuasai oleh power negara (kekuatan negara) beralih dikendalikan oleh soft power. Akibatnya, para aktor  masa kini akan kesulitan mendefinisikan dirinya dan terdampar dalam realitas sosial yang semakin tidak menentu. Orang-orang dipaksa untuk bersaing satu sama lain untuk mendapatkan persetujuan sosial. Pada Era ini juga memperkenalkan manusia yang dikendalikan oleh kekuatan "halus" atau kekuatan lunak yang menentukan cara mereka berpikir  dan bertindak sebagai makhluk fisik saat ini.

2). Jurnal online yang berjudul Holocaust, Rasionalisasi, Konsekuensi Modernitas Dan Kelahiran Modernitas "Cair" (Memahami Teori Liquid Modernity Zygmunt Bauman).

 Jurnal tersebut ditulis oleh Ketut agus nova. Didalam jurnal tersebut dikatakan bahwa Kepentingan Bauman lebih terfokus pada persoalan modernitas. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian Bauman adalah fenomena Holocaust. Seperti diketahui, Holocaust merupakan fenomena penganiayaan dan genosida terhadap sekitar 6 juta orang Yahudi Eropa yang dilakukan oleh rezim Nazi di Jerman yang merupakan keturunan Yahudi. Holocaust tersebut bisa menjadi gambaran dari pernyataan awal yang terdapat dalam buku liquid modernity pada kalimat "tipe modernitas padat justru menimbulkan suatu masalah kemanusiaan". Fenomena holocaust yang dianalisa oleh bauman tersebut termasuk kedalam struktur solid modernity.

 Dalam istilah Bauman, modernitas baru merupakan modernitas "cair" atau modernitas cair sebagai tandingannya terhadap modernitas padat. Kemunculan modernitas cair jenis ini merupakan harapan umat manusia untuk mereformasi tatanan non-egaliter dari jenis modernitas sebelumnya. Namun pada realitanya seperti yang sudah disebutkan pada sumber awal bahwa modernitas cair juga nantinya akan dapat menghadirkan suatu permasalahan baru.

*****


            Zygmunt bauman merupakan tokoh yang memperkenalkan teori modernitas cair. Bauman sendiri merupakan seorang filsuf, sosiolog, dan teoritikus yang lahir pada tanggal 19 november 1925 di poznan, polandia. Bauman terkenal karena kontribusinya dalam teori sosial kontemporer. Dia memiliki pengalaman luar biasa pada saat bauman masih muda yaitu merasakan pengalaman pribadi selama terjadinya perang holocaust. Bauman mendapatkan gelar doktornya dalam bidang sosiologi di universitas wasama yang ada di polandia.

            Karir akademis dari bauman sendiri ialah dia pernah bekerja di universitas wasawa pada tahun 1968. Namun sayangnya dia dipecat dari pekerjaan nya sebab, ia dianggap menjadi pendukung dari gerakan mahasiswa dan gerakan reformasi. Hal tersebut merupakan bagian dari respon pemerintah terhadap perlawanan rezim komunis pada saat itu. Karena pada waktu itu juga di polandia terjadi peristiwa yang dikenal dengan "Maret Polandia" (polish march). Setelah bauman dipecat, ia memutuskan untuk pindah ke inggris dan akhirnya ia menjadi seorang professor di Universitas Leeds dan pada tahun 1978 ia mendapat kewarganegaraan nya di inggris.

            Berikut beberapa karya-karya terkenal dari Zygmunt bauman :

  1. Buku yang berjudul "Modernity and the Holocaust" (1989). Dimana didalam buku tersebut mengkaji hubungan atau realsi antara modernitas (modernism) dengan peristiwa holocaust pada perang dunia II. Secara garis besar buku ini membahas mengenai analisis bauman mengenai struktur sosial modern dan bagaimana faktor-faktor modernitas berkonstribusi terhadap munculnya kebijakan genosida rezim nazi selama peristiwa holocaust.
  1. Buku yang berjudul "Liquid Modernity" (2000). Buku tersebut berisi mengenai modernitas cair. Bauman mengembangkan konsep modernitas cair untuk menjelaskan perubahan sifat Masyarakat modern saat itu.
  1. Buku yang berjudul "Globalization : The Human Consequences" (1998). Dalam bukunya tersebut bauman membahas dampak globalisasi terhadap aspek kemanusiaan dan sosial Masyarakat. Dalam bukunya tersebut. Bauman mengkaji berbagai aspek globalisasi dan mengkaji bagaimana pengaruh global berdampak besar pada kehidupan manusia.

Pemikiran bauman sendiri mengenai liquid modernity atau modernitas cair tidak semata-mata murni hasil pemikiran nya sendiri. Temuan nya tersebut juga berasal dari berbagai pemikiran dari tokoh pendahulu, sebagai contoh :

Max weber, ia juga turut memainkan peran penting atas pemikiran bauman tersebut mengenai liquid modernity. Hal tersebut terlihat didalam karya bauman ketika ia membahas mengenai konsep birokrasi dan rasionalisasi dalam pembahasan modernitas cair.

*****

Fenomena modernitas cair tersebut dapat saya lihat dalam aktivitas seorang kurir pengantar barang. Dan terkadang kita tidak sadar, ternyata profesi yang biasa saja dan mungkin dekat dengan kita menjadi pendekatan yang menarik mengenai liquid modernity. Menurut pandangan bauman, liquid modernity digambarkan sebagai kondisi Masyarakat yang diasumsikan tidak lagi memiliki struktur yang tetap dan rentan terhadap perubahan yang bergerak cepat. Ada beberapa alasan mengapa saya dapat mengatakan bahwa profesi kurir begitu linear dengan teori bauman :

  1. Aspek mobilitas dan fleksibilitas

Bauman menekankan peralihan Masyarakat ke arah mobilitas dan fleksibilitas dalam Masyarakat modern. Hal tersebut dapat tercermin dalam profesi kurir pengantar barang. Hal itu dikarenakan seorang kurir harus mampu bergerak dengan cepat dari satu lokasi ke lokasi berikutnya. Selain itu, kita bisa lihat jam kerja kurir yang cenderung fleksibel. Dari jam kerja yang fleksibel tersebut tergantung dari kemampuan kurir untuk mengirimkan barang. Fleksibilitas lokasi juga nampak disini, karena mereka tidak terikat dengan satu tempat saja, namun akan terus berpindah pindah setiap hari nya.

  1. Aspek ketergantungan pada teknologi

Smartphone menjadi salah satu modal penting dalam menjalankan pekerjaan mereka. Pengiriman barang di era modern ini memang tidak dapat dijauhkan dari adanya bantuan teknologi. Dari teknologi tersebutlah yang dapat membantu baik untuk kurir tersebut maupun untuk kita sebagai pemesan barang. Hal tersebut dikarenakan adanya sistem pelacakan (tracking) dan pesan notifikasi. Dalam aspek ini kurir berperan sebagai perantara dalam jaringa teknologi yang mendukung pengiriman barang.

  1. Krisis solidaritas sosial

Liquid modernity (modernitas cair) seperti yang dikatakan bauman, juga dapat mengarah kepada krisis solidaritas sosial. Ketika kita melihat fenomena kurir, interaksi yang terjadi antara kurir dengan penerima barang mungkin bersifat transaksional dan kurang mendukung muncul nya ikatan sosial yang lebih kuat.

Di balik fleksibel nya seorang pekerja kurir, muncul kedilemaan di benak mereka. Embel-embel fleksibel malah membuat mereka bekerja dengan jam kerja yang diluar kemampuan mereka. Tidak seperti tipe pekerjaan formal yang selalu mendapatkan uang lembur. Hal ini membuat kurir dilema dengan jam kerja yang begitu panjang tetapi gaji yang mereka terima tidak ada tambahan nya. Hal ini tidak sebanding dengan terus bertambahnya minat belanja online Masyarakat Indonesia. Yang diuntungkan hanyalah platform belanja digital nya saja. Dari pekerjaan kurir tersebut juga muncul ketidakpastian dalam pekerjaan mereka. Salah satu contohnya yaitu, ketidakpastian dalam hal jumlah barang yang harus mereka antarkan. Disetiap hari nya mungkin akan berbeda-beda.

 

Bibliografi

Bauman, Z. (2000). Liquid Modernity. United Kingdom: Polity Press.

Embun Ayudya Prawestri, d. (2022). Shopee Dan Perbudakan Sukarela: Praktik Eksploitasi Kurir Ekspedisi Di Tengah Masifnya Masyarakat Konsumtif. Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa, 1-15.

Nova, K. A. (2023). Holocaust, Rasionalisasi, Konsekuensi Modernitas Dan Kelahiran Modernitas "Cair". Classical Sociology, 1-2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun