Mohon tunggu...
Naufara Joanita
Naufara Joanita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Topik konten favorit saya seputar pendidikan di indonesia, dunia sosiologi, konflik sosial, kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Teori Konflik Fungsional dari Lewis Coser (1913-2003)

31 Oktober 2023   22:43 Diperbarui: 31 Oktober 2023   22:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kegiatan reaksi pada hari senin, 25 September 2023 di selasar FISHUM UIN Sunan Kalijaga (Dokpri)

Mengenal Teori Konflik Fungsional Dari Lewis Coser (1913 -- 2003)

Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari adanya jeratan konflik. Kata konflik itu sendiri terdiri dari 2 kosa kata yang diambil dari bahasa latin, yaitu con dan fligere. Dimana kata con memiliki makna yang sama dengan kata together, sedangkan kata fligere sama seperti makna kata to strike. Sehingga kata conflict disini berarti as an encounter with arms, a fight, a battle, a prolonged strunggle (konsekuensi dari respon seseorang pada apa yang ia persepsikan mengenai situasi atau perilaku dari orang lain). Sedangkan arti konflik secara etimologis ialah perkelahian, pertentangan, berselisih dengan, perbedaan,dll.

Saya merupakan anggota dari Laboratorium Sosiologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Didalam laboratorium sosiologi tersebut terdapat Program kerja rutin dari salah satu departemen ini yaitu diberi nama "Reaksi" (Rembug Anak Sosiologi), yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. Reaksi ini menjadi ruang diskusi terbuka bagi anak-anak program studi sosiologi yang akan membahas mengenai tema atau isu-isu tertentu yang berbeda-beda disetiap pertemuannya. Disini saya akan mencoba merelevansikan antara teori konflik fungsional yang dikemukakan oleh lewis coser dengan kegiatan reaksi tersebut diatas. Di hari senin, 25 September 2023 (tepatnya pertemuan ke-2) yang mendiskusikan mengenai Masyarakat jogja dan isu sampah. Dimana didalam proses diskusi pada waktu itu terjadi konflik pendapat antar individu. Fenomena konflik disini sebenarnya bisa kita lihat baik menggunakan kacamata teori konflik atau malah menggunakan kacamata teori konflik structural.

Sebelum saya mencoba merelevansikan konflik tersebut dengan teori dari coser, saya akan memaparkan perbedaan mendasar antara teori konflik dengan teori konflik fungsional.

Teori Konflik :

 Di dalam teori  ini melihat suatu konflik yang terjadi merupakan suatu hal yang biasanya negatif dan dapat merusak masyarakat

Menurut teori konflik ini juga, sebuah keteraturan yang ada di Masyarakat sebenarnya tercipta atas dasar adanya paksaan (koersi). Sehingga dalam teori ini sangat berhubungan dengan dominasi, power, dan koersi.

Teori Konflik Fungsional :

Pada teori konflik fungsional ini lebih menekankan ke arah impact positif dari adanya suatu konflik yang terjadi. dimana pada teori ini beranggapan bahwa stabilitas sosial dan juga integrasi sosial dapat terjaga karena peran dari konflik.

Menurut teori konflik fungsional ini suatu konflik yang terjadi merupakan alat yang dapat mengurangi ketegangan dalam Masyarakat.

Jika contoh fenomena konflik yang terjadi pada kegiatan reaksi tadi dilihat dari kacamata teori lewis coser (teori konflik fungsional), maka saya melihat konflik pendapat tersebut bukan menjadi suatu yang akan memecahkan ruang diskusi, malah sebaliknya dengan adanya konflik pendapat malah akan memperkuat kembali identitas kelompok tersebut.

Menurut coser sendiri suatu konflik yang terjadi itu memiliki beberapa fungsi diantaranya:

- Konflik dapat membantu mempererat ikatan kelompok.

- Konflik dapat membantu menciptakan kohesi melalui alienasi dengan kelompok lain.

- Konflik dapat membantu mengaktifkan peran individu yang semula terisolasi.

- Konflik dapat membantu menjaga komunikasi.

Coser sendiri membedakan konflik menjadi dua jenis, diantaranya yaitu :

  1. Konflik Realistis 

Yaitu jenis konflik yang berasal dari kekecewaan atas adanya sebuah tuntutan yang terjadi dalam hubungan serta dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan.

  1. Konflik Non-Realistis

Yaitu jenis konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk mengurangi suatu ketegangan.

           

            Saya mengenal teori konflik fungsional Lewis Coser dari jurnal yang berjudul Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern, yang ditulis oleh M. Wahid Nur Tualeka (2017). Dalam jurnal ini menjelaskan tentang teori konflik baik yang dikemukakan oleh tokoh sosiologi klasik maupun modern. Dimana pada teori  konflik klasik cenderung melihat suatu konflik dari sisi alami manusia yang lebih kepada saling memusuhi serta saling menguasai suatu kekuasaan. Sedangkan teori konflik modern muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural. Dimana lewis coser disini mencoba untuk mengintegrasika antara teori konflik dengan teori fungsionalisme structural.

            Teori konflik fungsional ini dikemukakan oleh Lewis A Coser yang lahir di Berlin, Jerman pada tanggal 27 November 1913. Berikut merupakan latarbelakang pendidikan dari coser :

Sarjana : coser memperoleh gelar sarjana nya (Bachelor's degree) di Universitas Heidelberg, Jerman dalam bidang ilmu sosial dan humaniora.

Pascasarjana : coser melanjutkan pendidikan nya di New School for Social Research di New York City. Dan mengambil bidang sosiologi.

Doktor : mendapatkan gelar Ph.D. dari Universitas Chicago dalam bidang sosiologi.

Yang unik dari diri coser ialah beliau merupakan tokoh pemikir yang sangat disiplin dengan satu tema. Yaitu pada tema atau isu-isu konflik, baik konflik pada tingkat eksternal maupu internal. Karya yang paling popular dari coser ialah sebuah buku yang dia beri judul The Functions of Social Conflict. Lewis Coser sendiri dalam mengembangkan teori konflik fungsional dipengaruhi juga oleh pemikiran emile Durkheim, dimana beliau mengembangkan teori konsep integrasi sosial. Dimana Durkheim melihat bahwasanya suatu konflik itu sangat penting untuk menjaga kohesi sosial dalam kerangka kerja konflik fungsional yang dikembangkan oleh lewis coser.

Bibliografi

Syawaludin, M. (2014). MEMAKNAI KONFLIK DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI . Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 1-3.

Tualeka, M. W. (2017). TEORI KONFLIK SOSIOLOGI KLASIK DAN MODERN . JURNAL AL-HIKMAH, 1-12.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun