Bukankah kita hanya makhluk kecil yang tak berdaya, sayang ??
Dibandingkan dengan mesin-mesin bertenaga tinggi ituÂ
Yang biasa membawamu melaju, menjauh dariku
Besi-besi kokoh dengan roda yang berputar-putar
Gerbong-gerbong yang melarikanmu dariku..
 Perih hatiku, kala aku sadar kita harus berpisah lagi
Mataku nanar menatap arah palang pintu, lutut kita
sama-sama lemas diruang tunggu
Aku menunduk, tak kuasa menatap matamu
Takut jatuh arir mataku
Sesak dadaku, kala aku sadar bahwa inilah genggaman tanganÂ
terakhirmu, kuat cengkramanku pada jari-jarimu..
Berharap hangatnya tak akan hilang sampai esok hari
Jam berdetak, menit berganti deret angka dan hurufÂ
pada boarding pass mu seakan memanggil tanpa henti.
Dan aku harus melepasmu sayang, lekat mataku menatapmu
Ketika kau mendekati palang pintu, aku tak berkedip sampai kau hilang
dari pandanganku. Hingga ku mendengar suara peluit, dan putaran suara roda-roda
yang bergemuruh..
Gerbong itu membawa mu lari, lagi
Berjanjilah untuk kembali lagi sayang, karena rinduku takkan pernah berubah
Senyumku akan selalu sama, ketika pertaa kali aku menatapmu di stasiun ini
Dan aku berjanji, tak akan pernah berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H