Opini
Di era bumi yang tidak jelas ini, terlalu banyak permasalahan yang terjadi. Alam manusia dibuat geger hanya dengan barang kecil ndak keliatan. Ibadah, nongkrong, kerja, semua dibatasi.
Hal ini, memantik saya untuk berpikir dari tiap kejadian-kejadian yang ada “jangan-jangan mau kiamat.”
Karena konon katanya, di akhir zaman nanti semua akan kembali kezaman nenek moyang, maka termotivasi lah saya untuk berkuda dan memanah. Sebagai sarana berolahraga
kanjeng Nabi Muhammad SAW. pun menyarankan umatnya untuk berlatih memanah, berenang, dan berkuda.
Disatu sisi saya berlatih secara jasmaniah karena lelah dan keringetan. Namun pada sisi lainnya ada sebuah ilmu yang bermanfaat. Kalo kata orang tua saya bilang:
“ojo dolanan karo jaran, engko kepacal jaran. bisoho nunggang jaran”
Bahwa jaran disini yang dimaksud adalah ajaran atau ilmu. Jadi jangan bermain-main dengan ilmu, tapi pakailah ilmu untuk menghadapi dunia.
Jadi ilmu yang kita punya haruslah bermanfaat bagi orang lain. Jangan sampai merasa sudah mengerti tentang sesuatu lalu bertindak tanduk angkuh. Maka akan kemakan oleh ilmunya sendiri.
Selain itu, Menunggangi kuda itu memiliki irama naik dan turun. Sebagai joki harus memiliki keterampilan mengendalikan irama tersebut, jika tidak maka akan jatuh dari kuda, atau kuda tidak mau jalan.