Mohon tunggu...
Naufal Thirafi
Naufal Thirafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya berusaha menyelesaikan yang ada

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelaah Perang Teluk: Konflik Antara Irak dan Kuwait

19 April 2022   23:18 Diperbarui: 19 April 2022   23:23 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saddam Hussein, pemimpin Irak pada saat itu, tentunya mempunyai andil yang sangat besar juga dalam terjadinya Perang Teluk ini. Ia berambisi besar, ingin menjadi penguasa besar di Timur Tengah. Salah satu langkah untuk mewujudkan ambisinya menurut dia adalah menguasai Kuwait sebagai salah satu negara yang kaya akan minyak. Ambisinya ini dilancarkan dengan memperkuat militer Irak. Seperti halnya Inggris yang sudah disampaikan sebelumnya, Saddam Hussein tahu bahwa dengan menguasai Kuwait maka dia dapat mengambil alih kontrol harga minyak dan menaikkan harga minyak bagi negara-negara yang membutuhkannya. Irak bahkan sampai membantu negara-negara Arab lainnya untuk memikat hati mereka dan agar mereka bisa menjadi pendukung Irak dalam berusaha menjadi penguasa di jazirah Arab.

Semua ini menjadi dorongan kuat bagi Irak agar mereka dapat menguasai Kuwait demi kepentingan nasional mereka. Mereka bahkan tidak peduli dengan banyaknya kecaman dari dunia internasional, bahkan setelah Kuwait berusaha dibebaskan oleh pasukan Amerika dan negara koalisinya. Resolusi yang diberikan PBB kepada Irak juga tidak ditanggapi sama sekali oleh Irak.

Alih-alih semakin tertekan untuk membebaskan Kuwait, Irak justru mencari berbagai solusi lainnya yang dapat memikat negara-negara Arab lainnya. Salah satunya yaitu memberikan tawaran bahwa Irak akan keluar dari Kuwait dengan satu syarat, yaitu Israel juga dikeluarkan dari keanggotaan PBB. Hal ini tentunya untuk menarik dukungan dan simpati dari negara-negara Arab lainnya. Irak juga menyandera pekerja-pekerja asing agar bisa difungsikan sebagai tameng Irak.

Semua ini pada akhirnya hanya memperburuk situasi, dan Perang Teluk berakhir dengan kerusakan-kerusakan yang cukup mengerikan, baik dari sisi negara yang terlibat maupun tentara-tentara yang berperang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun