Gambar menjelaskan perbedaan utama antara bahan biodegradable dan bahan compostable serta logo yang akan membantu konsumen membedakan jenis bahan.Â
Laju degradasi bergantung pada faktor-faktor seperti ketebalan bahan, kondisi pengomposan, dan struktur polimer. Pengomposan rumah/kebun seringkali dalam kondisi dinamis(berubah-ubah) pada kualitas tanah, kadar air, suhu, dan kelembapan. Sebaliknya, pengomposan industri lebih terkendali. Beberapa bioplastik hanya dapat dikomposkan pada suhu yang lebih tinggi. Pengomposan industri menjadi proses yang lebih mahal dari sisi pembuatan infrastruktur, perawatan dan penggunaan energi. Namun, periode pengomposan berkurang secara signifikan. Ini lebih cocok untuk bahan yang tebal atau tidak mungkin dilakukan di rumah/kebun seperti peralatan. Sayangnya, proses pengomposan menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang berkali-kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida. Gas rumah kaca inilah yang berkontribusi terhadap masalah pemanasan global.Â
- Dampak Toksisitas karena kerusakan polimerÂ
Secara visual bioplastik dan plastik konvensional terlihat sangat mirip, namun jika keduanya tercampur dalam sampah daur ulang/pengomposan, manfaat bahan bioplastik hanyalah strategi pemasaran ramah lingkungan dan hanya akan menciptakan manfaat lingkungan semu(sedikit atau bahkan tidak ada manfaat). Hal yang berisiko adalah menciptakan masalah sampah kemasan baru, dan bukan solusi sampah kemasan yang berkelanjutan
Bila bioplastik tidak dibuang dengan benar, dapat menyebabkan kerusakan yang melemahkan ekosistem di sekitarnya. Misalnya, degradasi PLA dalam sedimen laut dapat mempengaruhi keanekaragaman mikroba dan meningkatkan dekomposisi karbon organik serta mengurangi pelepasan nitrogen anorganik, dan hal ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang. tentang keanekaragaman flora dan fauna yang tumbuh di kawasan tersebut.Â
Dalam beberapa studi degradasi, meskipun jumlah biomassa bakteri di tanah terdegradasi PLA tidak bervariasi secara signifikan, terlihat bahwa keanekaragamannya bervariasi, sehingga mengurangi aktivitas oksidatif ion amonium dan nitrit. Hingga saat ini, produk sampingan PHA belum terbukti menimbulkan efek toksik terhadap lingkungan sekitar, termasuk tanah, dasar laut, atau bahkan tubuh manusia. Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa penempatan dan degradasi PHA dapat meningkatkan keanekaragaman mikroba di tanah sekitar selama periode degradasi, karena dapat berfungsi sebagai sumber karbon bagi organisme di sekitarnya.
- Produksi Bioplastik
Menanam tanaman untuk membuat bioplastik menimbulkan dampak lingkungan akibat pertanian intensif, termasuk emisi rumah kaca dari minyak bumi yang dibutuhkan untuk bahan bakar mesin pertanian, dan polusi air yang disebabkan oleh limpasan dari lahan tempat pupuk digunakan dalam jumlah industri. Dalam beberapa kasus, dampak tidak langsung dari "penumbuhan" bioplastik lebih besar dibandingkan jika kita hanya membuat plastik dari minyak bumi.
Selain itu, memproduksi bioplastik dari tanaman seperti jagung memerlukan penggunaan kembali lahan untuk memproduksi bioplastik dibandingkan memenuhi kebutuhan pangan. Hampir 1/4 lahan pertanian yang menghasilkan biji-bijian digunakan untuk memproduksi biofuel dan bioplastik. Dengan semakin banyaknya lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi biofuel dan bioplastik, mungkin akan terjadi kenaikan harga pangan secara signifikan, sehingga berdampak pada kelompok masyarakat yang ekonominya lebih lemah.
Bioplastik masih menghadapi tantangan biaya karena tergantung pada bahan biomassa yang mahal untuk produksinya, terutama di tingkat industri kecil saat ini. Namun, dengan meningkatnya produksi skala besar dan penggunaan teknologi pencampuran yang efisien, biaya produksi dapat dikurangi. Disisi lain, produksi bioplastik mengkonsumsi energi 65% lebih sedikit dibandingkan produksi plastik petrokimia. Bioplastik akan didaur ulang dan digunakan untuk pemulihan energi. Meskipun saat ini bioplastik belum dapat bersaing secara ekonomis dengan plastik konvensional, ke depannya diperkirakan akan mampu mengejar ketertinggalannya dalam hal biaya.
4. Lalu, Bagaimana Dengan Masa Depan Plastik?
Dengan melihat banyaknya keuntungan pada bioplastik terutama dalam menciptakan ruang loop tertutup. Bioplastik tetap tidak bisa menjadi solusi untuk membuang sampah sembarangan. Disisi lain bioplastik juga masih memiliki banyak kekurangan dan kontroversial. Sebagai konsumen, kita harus cermat dan tepat dalam membeli dan menggunakan plastik maupun bioplastik, terutama membaca standard, logo, identitas kemasan. Meskipun bioplastik menjadi solusi, menggunakan ulang sesuatu, lebih baik daripada membuang atau mendaur ulang sesuatu. Dalam proses membuang atau mendaur ulang, masih membutuhkan energi tambahan(air, listrik, bahan bakar dll) untuk merubah bentuk dan sifat bahan. Belum lagi jika menimbulkan emisi, seperti gas beracun atau polusi air.