Mohon tunggu...
NAUFAL RIFKY PRADANA
NAUFAL RIFKY PRADANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bermain dan Mengedit Video

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengetahui Perkembangan Konsep Diri, Moral, Nilai, Sikap dan Kreativitas

11 November 2024   15:40 Diperbarui: 11 November 2024   15:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan konsep diri merupakan Proses di mana seseorang mulai memahami dan membangun persepsi tentang diri mereka sendiri, termasuk pengetahuan tentang karakteristik, nilai, keyakinan, dan kemampuan mereka. Konsep diri ini terbentuk melalui pengalaman, interaksi sosial, dan refleksi diri, yang akan memengaruhi rasa percaya diri, identitas, dan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Jenis-jenis dari konsep diri, antara lain:

- Konsep diri dasar: Meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan serta aspirasinya. Konsep diri dasar cenderung memiliki kenyataan yang sebenarnya individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya, bukan seperti yang diinginkannya.

- Konsep diri sementara: Jika tempat dan situasi berbeda, konsep ini dapat menghilang. Konsep diri sementara ini terbentuk dari interaksi dengan lingkungan dan besarnya dipengaruhi oleh suasana hati, emosi, dan pengalaman baru yang dilaluinya.

- Konsep diri sosial: timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya, jadi tergantung kepada sikap dan perbuatan orang lain pada dirinya.

- Konsep diri ideal: terbentuk dari persepsi dan keyakinan remaja tentang dirinya yang diharapkan, atau yang ingin dan seharusnya dimilikinya.

Ciri-ciri individu memiliki konsep diri positif adalah sebagai berikut:

a. Yakin dengan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah

b. Mampu memperbaiki dirinya sendiri

c. Merasa setara dengan orang lain

d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat

e. Menerima pujian tanpa rasa malu.

2. Perkembangan Emosi

Kata "emosi" berasal dari "emetus" atau "emouere"bermakna "to still up" yakni suatu dorongan terhadap sesuatu yang lain. Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri individu. Emosi dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologi serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Karakteristik dari perkembangan emosi, yaitu:

- Bayi baru lahir - usia 1 tahun: tahap mengenali emosi

Pada tahap ini, anak mulai mengenal dunia di sekitarnya. Mereka belajar membedakan antara hal-hal yang menyenangkan dan yang tidak.

- Usia 2-3 tahun: tahap mengekspresikan emosi

Mereka mungkin dengan menggambar untuk mengekspresikan perasaan atau mengalami tantrum saat frustasi.

- Tahap 3-5 tahun: tahap mengendalikan emosi 

Mereka mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi secara mandiri. Ini adalah tahap penting di mana Anak belajar menghadapi tantangan dan mengelola emosi dalam konteks sosial.

- Tahap Emosi anak usia 6-12 tahun

Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial.

3. Perkembangan Moral, Nilai, dan Sikap

Moral adalah tahap-tahap di mana seseorang mulai memahami, membedakan, dan menginternalisasi nilai-nilai serta prinsip-prinsip tentang benar dan salah. Perkembangan moral melibatkan pembentukan hati nurani, empati, rasa keadilan, dan kemampuan untuk membuat keputusan etis berdasarkan pemahaman akan dampak tindakan pada diri sendiri dan orang lain.

Nilai merupakan poses pembentukan keyakinan dan standar yang dianggap penting dalam hidup, seperti kejujuran, tanggung jawab, atau kerja keras. Nilai ini menjadi panduan seseorang dalam bertindak dan mengambil keputusan, serta membantu membedakan apa yang dianggap baik dan buruk.

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespons sesuatu dengan cara tertentu, baik positif maupun negatif. Perkembangan sikap berkaitan dengan bagaimana individu membentuk persepsi, keyakinan, dan reaksi emosional terhadap orang, objek, atau situasi berdasarkan pengalaman, pengaruh sosial, dan lingkungan mereka.

Upaya pengembangan moral, nilai, dan sikap, antara lain:

a. Teknik pengasuhan: dalam teori psikoanalisis Freud, aspek dari pengasuhan anak yang mendukung perkembangan moral adalah tindakan yang menanamkan rasa takut akan hukuman dan kehilangan kasih sayang orang tua. Teknik yang dipakai adalah memfokuskan pada disiplin yang diterapkan oleh orang tua.

b. Perasaan empati: memberikan kontribusi pada perkembangan moral remaja. Merasakan empati berarti bereaksi terhadap perasaan orang lain dengan respon emosional yang sama dengan respon orang lain.

c. Sikap altruisme: merujuk pada tindakan orang tua yang mengutamakan kesejahteraan dan kepentingan anak di atas kepentingan pribadi. Altruisme dalam konteks ini berarti pengorbanan atau pemberian tanpa pamrih dari orang tua untuk mendukung perkembangan anak secara emosional, fisik, dan moral.

d. Menciptakan lingkungan yang serasi: Seseorang yang mempelajari nilai hidup bermoral, kemudian berhasil memiliki sikap dan perilaku sebagai pencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan yang positif, jujur, dan konsekuen senantiasa mendukung bentuk perilaku yang mencerminkan nilai hidup tersebut.

4. Perkembangan Kreativitas

Kreatifitas adalah perkembangan kemampuan untuk berpikir inovatif, menemukan solusi baru, dan menghasilkan ide-ide orisinal. Kreativitas adalah keterampilan yang dapat dikembangkan melalui lingkungan yang mendukung eksperimen, kebebasan berpikir, dan pengembangan rasa ingin tahu.

Tahap-tahap pada perkembangan kreativitas:

- Persiapan (Preparation): Tahap pertama ini adalah tentang mengumpulkan informasi. Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi.

- Inkubasi (Incubation): Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan merenungkannya.

- Pencerahan (Ilumination): Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam pikiran seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu.

- Pelaksanaan (Implementation): Pada tahap terakhir ini, kita mengutuhkan sebuah solusi. Mengevaluasi, menganalisis, dan mengembangkan ide yang muncul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun