- Tahap Emosi anak usia 6-12 tahun
Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial.
3. Perkembangan Moral, Nilai, dan Sikap
Moral adalah tahap-tahap di mana seseorang mulai memahami, membedakan, dan menginternalisasi nilai-nilai serta prinsip-prinsip tentang benar dan salah. Perkembangan moral melibatkan pembentukan hati nurani, empati, rasa keadilan, dan kemampuan untuk membuat keputusan etis berdasarkan pemahaman akan dampak tindakan pada diri sendiri dan orang lain.
Nilai merupakan poses pembentukan keyakinan dan standar yang dianggap penting dalam hidup, seperti kejujuran, tanggung jawab, atau kerja keras. Nilai ini menjadi panduan seseorang dalam bertindak dan mengambil keputusan, serta membantu membedakan apa yang dianggap baik dan buruk.
Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespons sesuatu dengan cara tertentu, baik positif maupun negatif. Perkembangan sikap berkaitan dengan bagaimana individu membentuk persepsi, keyakinan, dan reaksi emosional terhadap orang, objek, atau situasi berdasarkan pengalaman, pengaruh sosial, dan lingkungan mereka.
Upaya pengembangan moral, nilai, dan sikap, antara lain:
a. Teknik pengasuhan: dalam teori psikoanalisis Freud, aspek dari pengasuhan anak yang mendukung perkembangan moral adalah tindakan yang menanamkan rasa takut akan hukuman dan kehilangan kasih sayang orang tua. Teknik yang dipakai adalah memfokuskan pada disiplin yang diterapkan oleh orang tua.
b. Perasaan empati: memberikan kontribusi pada perkembangan moral remaja. Merasakan empati berarti bereaksi terhadap perasaan orang lain dengan respon emosional yang sama dengan respon orang lain.
c. Sikap altruisme: merujuk pada tindakan orang tua yang mengutamakan kesejahteraan dan kepentingan anak di atas kepentingan pribadi. Altruisme dalam konteks ini berarti pengorbanan atau pemberian tanpa pamrih dari orang tua untuk mendukung perkembangan anak secara emosional, fisik, dan moral.
d. Menciptakan lingkungan yang serasi: Seseorang yang mempelajari nilai hidup bermoral, kemudian berhasil memiliki sikap dan perilaku sebagai pencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan yang positif, jujur, dan konsekuen senantiasa mendukung bentuk perilaku yang mencerminkan nilai hidup tersebut.