Mohon tunggu...
M Naufal Rizqullah Fahmi
M Naufal Rizqullah Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Muhammad Naufal Rizqullah Fahmi NIM : 41522110054 Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

P08-Diskursus Doktrin Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

22 Mei 2024   20:35 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Google Images
Google Images

Ki Hadjar Dewantara adalah seorang bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Dia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priayi maupun orang-orang Belanda.

Ki Hadjar Dewantara dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal pada tanggal 26 April 1959. Pada tahun 1959, atas jasa-jasanya dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, dia dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekarno. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. Bagian dari semboyan ciptaannya, "Tut Wuri Handayani", menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah satu nama sebuah kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya juga diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998. Dia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Sukarno, pada tanggal 28 November 1959, sebagai peletak dan perintis pendidikan nasional berbasis kebudayaan.

Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08
Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08

Doktri pendidikan Ki Hadjar Dewantara berfokus pada pengembangan pendidikan nasional berbasis kebudayaan. Dia mengembangkan lima asas pendidikan, yaitu Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan. Selain itu, dia juga mengembangkan tiga prinsip pendidikan, yaitu Menenuntun, Mendidik, dan Mengupayakan. Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya kemerdekaan belajar, di mana siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka dan memilih sendiri jalur pendidikan yang sesuai.

  Lima Asas Pendidikan

1.  Asas Kemerdekaan : Asas ini berfokus pada hak siswa untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan bakatnya, serta memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri secara bebas dan mandiri.

2.  Asas Kodrat Alam : Asas ini berfokus pada pengembangan potensi siswa melalui interaksi dengan alam dan lingkungan sekitar, serta memahami dan menghormati kodrat alam sebagai bagian dari sistem kehidupan.

3.  Asas Kebudayaan : Asas ini berfokus pada pengembangan budaya bangsa dan kebudayaan nasional, serta memahami dan menghormati kebudayaan lain sebagai bagian dari sistem kebudayaan global.

4.  Asas Kebangsaan : Asas ini berfokus pada pengembangan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap bangsa dan negara, serta memahami dan menghormati kepentingan nasional.

5.  Asas Kemanusiaan : Asas ini berfokus pada pengembangan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap kemanusiaan, serta memahami dan menghormati hak dan kewajiban manusia sebagai bagian dari sistem kehidupan.

  Tiga Prinsip Pendidikan

1.  Menenuntun : Prinsip ini berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan berinisiatif, serta memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.

2.  Mendidik : Prinsip ini berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk belajar dan mengembangkan diri sendiri, serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi dan bakatnya.

3.  Mengupayakan : Prinsip ini berfokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berbeda, serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan.

Kemerdekaan Belajar

Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya kemerdekaan belajar, di mana siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka dan memilih sendiri jalur pendidikan yang sesuai. Dia berpendapat bahwa pendidikan yang tidak memperhatikan kebudayaan bangsa dapat menghancurkan identitas bangsa, dan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri secara bebas dan mandiri.

Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08
Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun