Mohon tunggu...
Naufal Nabilludin
Naufal Nabilludin Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Ternyata mikir itu lebih susah dari pada dapet ranking

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Puasa Sosmed: Less Scrolling More Living

28 Juni 2021   00:54 Diperbarui: 28 Juni 2021   01:01 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sometimes you need to go offline and get your life right

Sebagai seorang yang dulunya adalah pecandu sosial media, saya akan sedikit membagikan pengalaman dan sedikit berbagi alasan serta cara saya lepas dari ketergantungan sosial media yang sudah banyak menghabiskan waktu saya untuk hal yang sama sekali tidak bermanfaat.

Penelitian-Penelitian

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pengunaan sosial media secara berlebihan mempunyai dampak yang buruk diantarnya peningkatan risiko depresi, kecemasan berlebihan, dan perasaan kesepian. Kecanduan sosial media bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Misalnya saja munculnya rasa iri, tidak percaya diri, cemas, dan berpikir berlebihan alias overthinking, insomnia, gangguan makan, hingga perilaku menyakiti diri sendiri (self-harm).

Hal ini membuat saya memutuskan untuk rehat sejenak bermain media sosial demi menjaga kesehatan mental dan mengembalikan kualitas tidur yang sempat terganggu.

Bukan hal mudah untuk konsisten menjalani keputusan tersebut. Ada rasa ketakutan akan ketinggalan apa yang sedang terjadi di dunia maya atau yang dikenal dengan gejala FOMO (Fear of Missing Out)

FOMO atau Fear of Missing Out adalah sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya (yang dilakukan orang lain dan tidak bisa ia lakukan). Salah satu penyebab sindrom ini muncul adalah karena penggunaan media sosial yang berlebihan.

Untuk mengatasi masalah tersebut hal yang saya lakukan adalah dengan melakukan sosial media detox

Sosial Media Detox

Sosial media detox Adalah sebuah upaya untuk membatasi atau tidak menggunakan media sosial dalam jangka waktu tertentu guna menenangkan pikiran untuk kesehatan mental akibat terpapar dampak negatif sosial media dan mengalihkan diri dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Sosial media detox ini sebenarnya adalah bagian dari konsep dopamin detox.

Dopamin Detox

Dopamin detox merupakan suatu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap suatu hal. Sederhananya, dopamine detox ini sama seperti puasa hiburan atau puasa dari hal-hal yang membuat otak kita candu dan terlena seperti scrolling sosial media, bermain game, menonton Vidio seks, mendengarkan musik, dan sebagainya. Hal-hal tersebut lah yang mengeluarkan Dopamin berkadar tinggi sehingga membuat candu.

Dopamin sendiri merupakan zat kimia atau hormon yang dikeluarkan otak sebagai perasaan bahagia atau senang. Jika kadar hormon dopamine terlalu sedikit, maka kita akan mudah tersinggung dan mudah marah. Namun jika kadar hormon dopamine berlebihan, maka kita akan mengalami kecanduan.

Tujuan dari dopamine detox adalah untuk melakukan perubahan terhadap perilaku kecanduan seseorang yang diakibatkan karena berlebihnya hormon dopamine di dalam otak. Sehingga terbebas dari yang namanya kecanduan dan kembali ke kehidupan normal.

Tips Dan Cara Melakukan Sosial Media Detox

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun