olahraga yang mendunia dan memiliki penggemar yang fanatik di seluruh penjuru dunia. Namun, di balik kepopulerannya, terdapat dua sisi yang saling bertentangan yaitu persahabatan dan perselisihan.Â
Sepakbola adalahArtikel ini akan membahas bagaimana sepakbola bisa menjadi alat untuk memperkuat hubungan antarindividu dan antarnegara, namun juga dapat memicu perselisihan dan ketegangan.
Di satu sisi, sepakbola memiliki kekuatan untuk membangun persahabatan. Pertandingan sepakbola membawa orang-orang bersama-sama dari berbagai latar belakang, budaya, dan ras.Â
Saat menyaksikan pertandingan, suporter dengan semangat yang sama berkumpul bersama dan berbagi kegembiraan. Bahkan banyak supporter sampai membuat koreografi  berupa tifo yang menggambarkan simbol dari tim yang mereka dukung, contohnya seperti suppporter Persija Jakarta yang membuat tifo dengan gambar macan yang sesuai dengan julukan Persija Jakarta yaitu Macan Kemayoran. Mereka saling mendukung dan menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat melalui cinta mereka terhadap tim yang sama.Â
Di luar lapangan, sepakbola juga dapat menjadi alat diplomasi antarnegara. Pertandingan persahabatan antara negara-negara dapat meningkatkan hubungan diplomatik dan memperkuat kerja sama lintas batas.Â
Turnamen seperti UEFA Champions League hingga Olimpiade sekalipun menjadikan wadah memupuk tali persahabatan antar tim dari negara yang berbeda, mereka dapat saling mengenal satu sama lain, merasakan bermain dengan suasana yang berbeda dengan negara asal serta dapat mempelajari strategi atau taktik baru dari tim yang mereka lawan saat itu.
Namun, di sisi lain, sepakbola juga dapat memicu perselisihan. Saat rivalitas antartim memanas, gairah dan emosi suporter sering kali melebihi batas. Bentrokan fisik dan kekerasan sering terjadi baik di dalam maupun di luar stadion.Â
Selain itu, isu-isu sosial dan politik juga dapat mempengaruhi dunia sepakbola. Kontroversi seperti rasisme, pelecehan, atau konflik politik dalam tim atau antarnegara dapat menimbulkan ketegangan dan perselisihan yang serius. Kejadian pelemparan barang dari area supporter hingga masuk ke lapangan sudah berkali-kali terjadi di dunia sepakbola, Dimitri Payet pernah menjadi korban pelemparan dari supporter lawan, saat itu Dimitri Payet dan timnya O.M Marseille sedang bertanding melawan OGC Nice di laga liga Prancis tanggal 22 Agustus 2021.Â
Payet mendapatkan serangan lemparan botol dari supporter Nice saat ingin mengambil sepak pojok, Payet merespon dengan melempar balik botol yang diarahkan kepadanya yang mengakibatkan supporter Nice marah dan berbondong-bondong menerobos pagar tribun dan memasuki lapangan hingga berniat menyerang Payet.
 Keributan tersebut bahkan bukan hanya melibatkan supporter Nice namun juga tim kepelatihan Marseille tersulut emosi hingga adanya kejadian salah satu fisioterapis O.M Marseille Pablo Fernandez memukul salah satu supporter Nice sampai supporter tersebut harus dilarikan ke rumah sakit akibat cedera akibat pukulan di dada.Â
Walaupun pihak keamanan cepat merespon untuk mengahalau keributan berlarut lama, namun disayangkan pertandingan harus dihentikan akibat keributan tersebut dikala pertandingan masih berjalan 75 menit dan skor 1-0 untuk keunggulan O.M Marseille.
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan perselisihan dalam sepakbola adalah persaingan yang ketat antartim dan kepentingan ekonomi yang besar di balik olahraga ini. Keserakahan, manipulasi, dan korupsi sering kali merusak integritas sepakbola.Â
Keputusan wasit yang kontroversial atau tindakan yang tidak sportif dapat menciptakan ketidakpuasan dan perselisihan antara pemain, pelatih, dan suporter.Â
Momen kontroversial di lapangan hijau bukan hanya selesai di pertandingan itu saja, tetapi dapat berlanjut hingga keluar lapangan, terkadang banyak cuitan di media sosial bermunculan akibat adanya momen kontroversial di pertandingan sepak bola, kata-kata makian hingga ujaran rasisme tak jarang muncul kepada tim ataupun individu yang diuntungkan akibat momen kontroversial tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa sepakbola juga dapat menjadi jembatan untuk memperbaiki perselisihan dan konflik yang ada. Pertandingan persahabatan yang diadakan setelah konflik politik atau perang sering kali memiliki peran penting dalam proses rekonsiliasi.Â
Melalui olahraga ini, orang-orang dapat menyatukan kekuatan mereka dan mengabaikan perbedaan mereka untuk mencapai perdamaian. Iran dan Amerika Serikat contohnya, dalam salah satu pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 2 tim tersebut dipertemukan dalam 1 grup yaitu grup B bersama Inggris dan Wales.Â
Walaupun penduduk dunia tau bahwa Iran dan Amerika Serikat memiliki hubungan tidak akur dalam bidang politik yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad, tetapi sepak bola menjadi momen bersatu antar 2 negara tersebut dan membuktikan bahwa politik tidak perlu disangkut pautkan dengan sepak bola yang mampu menyatukan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda dan akhirnya pertandingan Iran melawan Amerika Serikat dapat berlangsung secara sportif dan berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan Amerika Serikat lewat gol Christian Pulisic di menit 38'.
Dalam kesimpulan, sepakbola memiliki sisi persahabatan dan perselisihan yang kuat. Sepakbola bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk memperkuat hubungan antarindividu dan antarnegara, namun juga bisa memicu ketegangan dan perselisihan.Â
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepakbola untuk mempromosikan nilai-nilai sportivitas, fair play, dan toleransi, sehingga sepakbola tetap menjadi sumber persatuan dan kegembiraan bagi semua orang di seluruh dunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H