Mohon tunggu...
Naufal Mafazi
Naufal Mafazi Mohon Tunggu... Dosen - Suami, Babahnya Davin, dan Guru

Berusaha membuka jendela ilmu psikologi dengan prespektif berbeda

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pemaknaan Kembali Dari Sebuah Bencana

16 Oktober 2018   21:12 Diperbarui: 16 Oktober 2018   22:20 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu dengan sigap para ibu-ibu bersiap untuk memasak dan mengolah makanan yang tersedia. Sedangkan bapak-bapak bergotong royong untuk mengangkat barang-barang vital yang terendam banjir. 

Jika sudah matang, semua dipanggil dan makan bersama satu piring satu piring diberikan. Tampak seperti buruh pabrik ketika jam istirahat makan. Akan tetapi mereka tidak mempedulikan hal tersebut. Nasib yang sama, kebutuhan yang sama, tujuan yang sama, dan konflik antar tetangga tidak terlihat. Melebur menjadi satu yaitu korban banjir.

Tidak ada pertikaian, tidak ada ketidakadilan jatah makanan, tidak ada rasa gengsi, dan tidak ada individualistik saat itu. Perubahan telah terjadi. Penulis tidak mengklaim bahwa itu adalah filosofis dasar masyarakat Indonesia yang muncul. Ataupun karena bencana Banjir. 

Akan tetapi penulis merasakan hal yang berbeda, saling bercanda, saling menghargai, menerima apa adanya, saling membantu, dan bersatu. Hal ini lah yang penulis artikan damai, yaitu berada di dalam keadaan selaras, tenang dan tentram, tanpa perselisihan dan pertentangan, dan bersatu dalam maksud untuk saling membantu.

Penulis meyakini bahwa keadaan dapat menciptakan sebuah perdamaian baik itu keadaan baik atau buruk. Seperti saat banjir menjadi predikktor munculnya sebuah kedamaian. 

Sehingga perubahan diharapkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu penulis ingin menunjukkan bahwa tidak selamanya bencana banjir menjadi keterpurukan. Akan tetapi dapat juga menjadi sebuah jalan perubahan menjadi lebih baik. 

Sebuah perdamian dari bencana banjir. Oleh karena itu tulisan ini bisa menjadi refleksi semua msayarakat bahwa bencana tidak hanya menjadi kutukan. Akan tetapi bencana juga bisa menjadi berkah untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bahkan kedamaian sekalipun.

Reference.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun