Mohon tunggu...
Naufal Kuntjoro
Naufal Kuntjoro Mohon Tunggu... Lainnya - Millenial's Banker || 99's Works on Foreign Bank || Newcomers in Finance Industry and Writing Stages

“I might be a banker, but I’ll never lose your interest"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Praktik Bisnis yang Melawan Stigma

4 Oktober 2020   00:21 Diperbarui: 4 Oktober 2020   00:29 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya kira banyak hal yang menyebabkan ini bisa berhasil. Salah satunya adalah akibat dari hadirnya pilihan kedua atau pilihan alternative. Sepertinya manusia itu selalu memiliki sifat curious dan tidak pernah puas. Kedua sifat ini terakomodir dengan hadirnya pilihan kedua. 

Saat sebuah pilihan yang tidak biasa hadir, pilihan alternatif yang tidak pernah ada sebelumnya atau bahkan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ada didepan anda, apakah anda tidak penasaran? 

Mungkin ini bisa dianalogikan seperti produk produk kuliner musiman yang ramai disaat awal awal baru diperkenalkan ke publik. 

Semua orang berbondong bondong membelinya, dan menyebabkan antrian seperti odading ironman. Tapi, pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa Joe dan Pak Handry berhasil sementara Es Kepal Milo sekarang sudah sepi peminat? 

Awal yang baik, dikombinasikan dengan pemenuhan ekspektasi

Mungkin jawabannya ada di pemenuhan ekspektasi. Joe hadir dengan alternative lain untuk memenuhi ekspektasi customer atas produk yang murah, berkualitas dan dilayani dengan baik dalam tokonya. 

Dia bisa attract customernya dengan baik, dan mempertahankan hubungannya dengan nilai nilai bisnis yang Joe pegang. Sama seperti Pak Handry, beliau memperkaya hubungannya dengan staffnya dengan cara memuliakan mereka, menghargai pikiran pikirannya, dan mengajaknya berkembang kedepan dalam koridor hubungan boss dan anak buah. 

Apabila dianalogikan sebagai pelari, Joe dan Pak Handry mempersiapkan latihan fisik, ketahanan kaki, derap langkah hingga posisi condong leher di garis finish terlebih dahulu sebelum memilih sepatu mana yang memiliki bantalan terempuk yang bisa membawanya start lebih cepat daripada pelari lainnya. 

Mungkin baru ini awal tulisan saya di Kompasiana. Sudah lama punya keinginan untuk menulis, dan baru keturutan sekarang. Enjoy the show.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun