Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, tantangan pendidikan yang lebih besar siring kali dihadapi seiring perkembangan globalisasi dan kemajuan zaman. Praktisi dan akademisi dituntut untuk menguasai beberapa kemampuan seperti kreatifitas, inovasi, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan cerdas mencari pemecahan masalah.
Untuk menghadapi tantangan masa kini dan yang akan datang, sumber daya praktisi dan akademisi harus disiapkan sebaik mungkin. Menjadi penting bagi seorang akademisi memperbaharui ilmu pengetahuannya dan merancang strategi proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan pendidik hingga akhirnya berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
Sikap futuristik merupakan sikap yang memiliki pandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya bahkan mampu menyusun suatu teori baru, serta sesuatu yang bisa dikatakan sesuai dengan perkembangan zaman dari masa sekarang hingga masa depan. Pendidik yang selalu berpandangan jauh ke depan membangun sikap budaya ilmiah seperti sikap ingin tahu, kritis, terbuka, objektif dan rela menghargai karya orang lain menjadi kunci kesuksesan.
Orientasi umum futuristik adalah untuk mengatasi resistensi khas dalam melihat dan berpikir ke depan (Bucen, 2004; Weiner & Brown, 2005).
Pada gilirannya, ada karakteristik tertentu dari perspektif futuristik. Ciri-ciri tersebut antara lain sebagai berikut, sebagaimana dikutip oleh Groff dan Smoker (2004):
1. Melihat perubahan sebagai norma dan melihat perubahan dan sebagai percepatan.
2. Melihat peristiwa sebagai saling terkait (dalam konteks keseluruhan sistem), tidak terpisah dan tidak terhubung.
3. Mengambil perspektif holistik atau keseluruhan sistem dalam melihat perubahan.
4. Menerima sebagai premis bahwa ada banyak alternatif masa depan.
5. Membedakan antara kemungkinan, kemungkinan, dan masa depan yang lebih disukai.
6. Membantu orang menyadari bahwa selalu ada konsekuensi dari apa yang kita lakukan atau tidak lakukan.