Melalui lensa "Sick Civilization" Foucault, fenomena buzzer mencerminkan kompleksitas kekuasaan dan patologi sosial di era digital. Mereka bukan sekadar aktor politik, tetapi juga alat yang digunakan untuk mengontrol wacana publik dan memanipulasi kesadaran masyarakat. Dalam konteks ini, buzzer adalah bagian dari mekanisme kekuasaan yang memperburuk kualitas demokrasi.
Untuk mengatasi dampak negatif fenomena ini, diperlukan pendekatan yang holistik. Literasi digital harus ditingkatkan agar masyarakat lebih kritis dalam menyikapi informasi. Selain itu, regulasi terhadap praktik manipulatif di media sosial perlu diperkuat. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem digital yang mendukung dialog demokratis. Dengan langkah-langkah tersebut, demokrasi yang sehat, inklusif, dan transparan dapat terwujud di tengah tantangan era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H