Mohon tunggu...
Naufal Dzaki Abdillah
Naufal Dzaki Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Negri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluh Kesah Petani Marginal di Kecamatan Wagir dan Tumpang: Sulitnya Melakukan Usaha Tani bagi Pemilik Lahan Sempit

7 Agustus 2024   13:00 Diperbarui: 7 Agustus 2024   13:02 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perekonomian masyarakat di Kecamatan Wagir dan Tumpang yang dikategorikan sebagai petani marginal tidak bisa dikatan sejahtera, banyak petani marginal disana yang kehidupannya mendekati garis kemiskinan, bahkan ada yang sudah berada dibawah garis kemiskinan (Garis Kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp535.547,00/kapita/ bulan: sumber BPS). 

Uniknya, dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan, kebanyakan dari mereka tidak terlalu khawatir akan ketersediaan makanan sehari-hari. walaupun memang makanan yang mereka konsumsi sering kali kurang terjamin dari segi kecukupan gizi, dimana mereka seringkali mengonsumsi makanan dengan berlebih karbohidrat dan gula, dan kurang terpenuhinya gizi lain seperti protein, kalsium, dan beberapa vitamin yang hanya bisa didapat dari produk hewani. Hal ini menunjukan bahwa ada risiko terjadinya kerawanan pangan pada rumah tangga petani marginal yang berada di Kecamatan Wagir dan Tumpang. 

Fenomena yang dialami oleh petani marginal yang ada di Kecamatan Wagir dan Tumpang tersebut sangat berkaitan dengan SDGs yang merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Para petani marginal di Kecamatan Wagir dan Tumpang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah mereka. Kebijakan baru dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup petani marginal dengan penekanan pada SDGs 8: Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang memungkinkan mereka untuk melepaskan diri dari lingkaran kemiskinan serta mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun