pernahkah kalian terpikir kenapa Pancasila itu disebut ideologi? padahal di zaman pak Soekarno dan pak Soeharto, Pancasila itu tidak disebut ideologi. mari kita bahas. zaman sekarang Pancasila dikenal sebagai ideologi. zaman pak Soekarno Pancasila dikenal sebagai filsafat bernegara, zaman pak Soeharto Pancasila dikenal sebagai asas tunggal. mari kita bahas satu satu
mengapa Soekarno menyebut Pancasila sebagai filsafat bernegara,Â
 • Pancasila bukan sekadar slogan:   Melainkan hasil pemikiran mendalam dan refleksi terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
 • Sistem nilai yang utuh: Setiap sila saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang menyeluruh.
 • Pandangan hidup bangsa: Menjadi pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
 • Dasar negara yang kokoh: Memberikan landasan yang kuat bagi negara untuk menghadapi berbagai tantangan.
 • Dinamis dan adaptif: Dapat berkembang sesuai dengan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai dasarnya.
bung Karno ingin menyampaikan bahwa Pancasila bukan hanya simbol, tetapi merupakan pandangan hidup yang mendalam dan menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Soeharto menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal karena,
 • Ingin menjaga persatuan dan kesatuan negara.
 • Mencegah pengaruh ideologi lain yang dianggap berbahaya.
 • Memperkuat kekuasaannya.
Namun, kebijakan yang diambil Soeharto juga menimbulkan masalah, sepertiÂ
 • Membatasi kebebasan berpendapat.
 • Menyebabkan penafsiran Pancasila yang sempit.
Intinya, kebijakan asas tunggal Pancasila adalah upaya Soeharto untuk menciptakan stabilitas politik, namun di sisi lain juga membatasi demokrasi.
Baik Soekarno dan Soeharto memiliki pandangan yang berbeda tentang pentingnya Pancas sebagai dasar negara. Mereka berdua telah berjuang untuk menegakkan dan mempertahankan Pancasila. hari kesaktian Pancasila mengingatkan kita akan perjuangan mereka berdua. kita harus meneruskan semangat Soekarno dan Soeharto untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H