Mohon tunggu...
Naufal Al Zahra
Naufal Al Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UNSIL

Dari Sumedang untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jalan Juang A.R Baswedan

25 April 2022   20:19 Diperbarui: 25 April 2022   20:26 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A.R. Baswedan berada di sebelah kanan H. Agus Salim dan sebelah kiri Prof. H.M Rasjidi (Sumber gambar: Good News from Indonesia).

"Di kantor Sin Tit Po yang waktu itu selalu hidup dengan penuh kegembiraan, meskipun di luar banyak musuh...", tulisnya.

Nasionalisme Indonesia di dalam diri A.R. Baswedan semakin menguat seiring kepindahannya ke Surabaya dan bergabung dalam redaksi harian Soeara Oemoem yang diasuh oleh dr. Soetomo, seorang aktivis pergerakan nasional terkemuka. Selain itu, ia juga mondok di pondokoan milik Surowiyono, keluarga tokoh Partai Syarikat Islam yang mana sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh pergerakan PSII.

"Di sana pun sering datang tokoh-tokoh seperti Tjokroaminoto, H. Agus salim, A.M. Sangaji dan lain-lain untuk mengadakan pertemuan dan memberi ceramah yang mampu menambah kesadaran politik penulis dan mempertebal nasionalisme. Itu terjadi pada 1933." ungkap A.R Baswedan dalam majalah Panji Masyarakat No. 163 tahun 1974.*

A.R. Baswedan melanjutkan karir jurnalistiknya di harian Mata Hari yang pro dengan golongan peranakan. Melalui pers inilah, seorang A.R. Baswedan mulai sering menumpahkan ide cemerlang dan mengumandangkan seruan-seruan untuk para muwallad agar bersatu serta mengadakan pertemuan untuk memperteguh kedudukan mereka.

Sumpah Pemuda keturunan Arab dan Pembentukan Partai Arab Indonesia (PAI)

Potret perkumpulan PAI, (Sumber gambar: Merdeka.com)
Potret perkumpulan PAI, (Sumber gambar: Merdeka.com)


A.R. Baswedan merupakan tokoh di balik terselenggaranya konferensi Sumpah Pemuda bagi keturunan Arab. Peristiwa momumental ini terjadi di Semarang pada 4 Oktober 1934.

Konferensi ini menelurkan tiga butir Sumpah Pemuda keturunan Arab yaitu; (1) tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia, (2) karenanya, mereka harus meninggalkan kehidupan menyendiri (isolasi), dan (3) memenuhi kewajibannya terhadap Tanah Air dan bangsa Indonesia.

Sebagai upaya untuk mengantarkan kaum peranakan Arab mencapai tujuannya, dalam konferensi tersebut disepakati untuk membentuk sebuah organisasi politik nasionalis yang berlandaskan Islam bertajuk Partai Arab Indonesia (PAI).

Sekaitannya dengan alasan penamaan PAI yang menggunakan kata 'Arab', A.R. Baswedan memberikan klarifikasi dalam sebuah wawancara dengan wartawan majalah Kiblat.*

"Lho, itu penting. Sebagai golongan yang dicantumkan pada urutan kedua dalam hukum kolonial, kita perlu mempertegas bahwa golongan Arab justru memihak kaum pergerakan", tutur pria yang akrab disapa Pak A.R ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun