Haji Rasul meneruskan ceritanya, "Caranya memberi keterangan seakan-akan yang hadir, semua, dipandangnya "anak-anak mengaji" yang baru mengaji permulaan."
Perasaan tak karuan Haji Rasul yang sejak awal selalu ditahan oleh koleganya, Haji Abdullah Ahmad agar tak lekas tertumpah ruah di dalam forum akhirnya tak bisa ia tahan-tahan lagi.
Manakala Syaikh Bakhit tengah asyik berpidato, hadirin dikejutkan dengan interupsi dari seorang peserta kongres yang punya perawakan kecil dan berkulit sawo matang. Tetapi berpenampilan rapi dan gagah mengenakan jas, dasi, berpentalon, dan tarbus di atas kepala layaknya cendekiawan modern Mesir.
Ketika suasana hening dan semua perhatian forum tertuju hanya padanya. Haji Rasul melayangkan protes dengan menggunakan bahasa Arab yang fasih dan lantang serta cukup rawan menyinggung perasaan.
"Perkataan Tuan Syaikh amat penting, tetapi bukan sini tempatnya harus dibicarakan. Ini bukanlah majelis muzakarah urusan-urusan hukum. Apalagi, kami yang hadir ini semua adalah utusan, dan yang mengutus kami tidak akan sia-sia mengutus kalau mereka tidak tahu kesanggupan kami.", kata Haji Rasul seperti yang ditulis Hamka dalam Ayahku.
Lalu, Haji Rasul meneruskan protesnya, "Oleh karena itu, aku harap pembicaraan Tuan Syaikh dihentikan hingga itu. Kemudian, kita musyawarahkan adakah kemungkinan pada zaman sekarang untuk menegakkan khalifah-khalifah atau belum masanya?".
Utusan dari Hindia Belanda Mulai Diperhatikan
Sebagai ekses dari protes yang dilayangkan Haji Rasul, dalam perkembangan berikutnya pendapat-pendapat ulama dari Hindia Belanda mulai diperhatikan oleh perwakilan bangsa-bangsa Muslim yang lain. Meskipun, pengaruhnya tidak sebesar yang dibayangkan. Tetapi, setidaknya, mereka tidak asing lagi dengan tempat yang bernama "Hindia Belanda" atau "Hindia Timur".
Tak cukup sampai di sana, setelah kejadian itu, muncul pula orang-orang yang penasaran kepada perwakilan dari Hindia Belanda ini. Misalnya ada yang mempertanyakan penampilan Haji Rasul dan alasan mengapa ia menyewa hotel yang sedemikian murahnya.
Kendati begitu, Haji Rasul tak sedikit pun merasa malu atas pertanyaan maupun tanggapan yang dilontarkan oleh orang-orang selama berada di Mesir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI