Lalu dengan berada di organisasi, ternyata juga dapat membuat seorang mahasiswa tuh tau dirinya lebih suka mengerjakan apa. Misal A, ia mahasiswa setelah menjadi panitia dan mengambil tanggung jawab didivisi media creative, dia menjadi senang membuat desain dan seterusnya dia menjadi lebih pede dalam menyampaikan ide-idenya untuk meningkatkan engagement organisasinya.
4. Mempunyai banyak teman
Point ini udah nggak heran deh ya, karena pastinya dalam organisasi dituntut untuk bekerja sama, sehingga dari hubungan tersebut bisa menjadi sebab mengapa tipe mahasiswa kura-kura memiliki banyak teman atau koneksi.
B. Kekurangan Mahasiswa Kura-kura
Sebetulnya kekurangan yang dimaksud disini belum tentu dirasakan oleh mahasiswa kura-kura, melainkan kekurangan yang berasal atau disebabkan oleh faktor internal seorang mahasiswa. Nah berikut faktor internal yang menyebabkan adanya kekurangan pada tipe mahasiswa ini.
1. Kurangnya dalam me-manage waktu
Selain harus dituntut untuk bisa bekerja sama dengan orang lain, mahasiswa kura-kura harus bisa dalam me-manage waktu mereka akibat dari tanggung jawab yang mereka ambil. Lalu poin ini dapat berakibat pada meningkatnya stress karena tidak siap dengan tugas-tugas yang mereka sudah ambil. Oleh karena itu, manajemen waktu sangatlah penting. Bukan hanya untuk mahasiswa kura-kura tetapi juga semua orang. Sehingga waktu yang digunakan tidaklah terbuang sia-sia.
2. Fomo dan Toxic Productivity
Fomo atau Fear Of Missing Out. Dilansir dari halodoc.com, Fomo merupakan keadaan di mana seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang terjadi disekitarnya. Jadi, jika dikaitkan dengan bahasan ini, bahwa terdapat mahasiswa yang merasa tertinggal jika tidak mengikuti apa yang dilakukan mahasiswa lain, misalnya mengikuti kepanitiaan, organisasi, sebuah seminar atau lain-lain. Lebih jauh lagi, fomo memiliki kaitan dengan seseorang yang terjebak kedalam Toxic productivity, yang merupakan kecenderungan seseorang untuk bekerja secara berlebihan dan obsesif terhadap produktivitas hingga mengabaikan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri. Jadi kayak kalian tuh sebetulnya tidak benar-benar ingin dalam mengambil tanggung di organisasi misalnya akan tetapi karena terdapat obsesi untuk terus produktif, kalian jadi mengambil tanggung jawab sana-sini. Persamaannya dengan fomo apa? yaitu fomo memungkinkan memicu adanya toxic productivity. Jadi dengan melihat orang lain, seseorang jadi tidak mau tertinggal dan berakhir mengikuti. Walaupun sebenarnya apa yang diikuti tidak sesuai dengan goals atau cita-cita yang dimiliki. Sebetulnya boleh-boleh saja untuk  produktif akan tetapi harus tanya ke diri sendiri, mau tidak diri kita? sesuai denga napa yang kira mau?
Oke sekarang mari bergeser ke Mahasiswa Kupu-kupu. Berikut kekurangan dan kelebihannya adalah:
A. Kelebihan