Pasti dari kalian udah nggak asing lagi dengan istilah Mahasiswa Kura-Kura atau pun Kupu-Kupu. Biar pengertian kita sama nih, akan dijelaskan terlebih dulu deh arti dari  kedua istilah tersebut. Jadi Kura-kura disini bukan hewan ya ges. Melainkan kata tersebut memiliki arti sebagai kuliah-rapat-kuliah-rapat. Jadi mereka adalah tipe mahasiswa yang kalo habis kuliah, sering banget tuh rapat ya gampangannya mereka setelah kuliah nggak langsung pulang. Nah sedangkan Kupu-kupu diartikan sebagai kuliah-pulang-kuliah-pulang. merupakan istilah yang mengartikan tipe mahasiswa kuliah-pulang-kuliah-pulang. Lagian abis kuliah pulang kan? Mau ngapain lagi emangnya? Nongkrong?. Mungkin pernyataan tersebut dilontarkan oleh mahasiswa Kupu-kupu. Sedangkan mungkin dari tim kura-kura akan memiliki pernyataan yang kurang lebih lebih seperti ini, "buru-buru pulang mau ngapain sih?, jadi mahasiswa tuh harus pinter nyari koneksi, kalo abis kuliah langsung pulang, nyarinya gimana?
Oleh karena itu, sering kali kedua hal ini memungkinkan adanya perdebatan. Seperti, tipe mahasiswa kura-kura sering kali menjadi tolak ukur mahasiswa ideal dan pandangan terhadap mereka yang cenderung lebih positif dari pada tipe mahasiswa kupu-kupu yang diidentikan dengan sifat malas, no life atau nggak punya teman, ngga punya kesibukan dan stigma negatif lainnya. padahal sebenearnya kedua hal tersebut tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa mahasiswa memanglah seperti itu. Nah atas dasar itu lah bahasan mengenai kedua tipe mahasiswa ini menarik untuk kita bahas tentang plus-minus dari Mahasiswa Kupu-kupu dan Kura-kura.
Pertama akan dibahas dulu mengenai mahasiswa Kura-kura yang cenderung memiliki stigma positif. Berikut kelebihan dan kekurangannya adalah:
A. Kelebihan
1. Memiliki peluang dalam Upaya meningkatkan skill dan pengalaman
Poin tersebut bisa dikatakan demikian, karena melihat bahwa mahasiswa Kura-kura berkaitan erat dengan organisasi. Jadi nggak heran bahwa mereka memiliki banyak peluang untuk bisa diambil dalam upaya mengembangkan diri mereka. Kesempatan-kesempatan yang dimaksud disini berupa menjalankan sebuah program kerja di mana dalam menjalankan program tersebut pasti terdapat bagian-bagian untuk jobdesknya kan? Nah hal itu merupakan salah satu peluang yang dapat diambil mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri serta dapat menjadi bekal atau modal saat masuk dunia kerja nanti. Â
2. Terbiasa dalam networking
Tak bisa dipungkiri bahwa networking merupakan hal penting dalam menjalankan sesuatu seperti project. Namun hal ini juga kadang menjadi momok menakutkan bagi beberapa orang. Kenapa? Alasan diantaranya berupa sulitnya dalam komunikasi dan koordinasi karena ada rasa kurang percaya diri, malu, tidak berani dalam mengungkapkan pendapat dan lain sebagainya. Dengan berada dalam sebuah organisasi, mahasiswa akan terbiasa dengan kerja sama dalam menjalankan sebuah project, programm dan lain-lain.
3. Menjadi lebih mengenal diri sendiri
Lalu dengan berada di organisasi, ternyata juga dapat membuat seorang mahasiswa tuh tau dirinya lebih suka mengerjakan apa. Misal A, ia mahasiswa setelah menjadi panitia dan mengambil tanggung jawab didivisi media creative, dia menjadi senang membuat desain dan seterusnya dia menjadi lebih pede dalam menyampaikan ide-idenya untuk meningkatkan engagement organisasinya.
4. Mempunyai banyak teman
Point ini udah nggak heran deh ya, karena pastinya dalam organisasi dituntut untuk bekerja sama, sehingga dari hubungan tersebut bisa menjadi sebab mengapa tipe mahasiswa kura-kura memiliki banyak teman atau koneksi.
B. Kekurangan Mahasiswa Kura-kura
Sebetulnya kekurangan yang dimaksud disini belum tentu dirasakan oleh mahasiswa kura-kura, melainkan kekurangan yang berasal atau disebabkan oleh faktor internal seorang mahasiswa. Nah berikut faktor internal yang menyebabkan adanya kekurangan pada tipe mahasiswa ini.
1. Kurangnya dalam me-manage waktu
Selain harus dituntut untuk bisa bekerja sama dengan orang lain, mahasiswa kura-kura harus bisa dalam me-manage waktu mereka akibat dari tanggung jawab yang mereka ambil. Lalu poin ini dapat berakibat pada meningkatnya stress karena tidak siap dengan tugas-tugas yang mereka sudah ambil. Oleh karena itu, manajemen waktu sangatlah penting. Bukan hanya untuk mahasiswa kura-kura tetapi juga semua orang. Sehingga waktu yang digunakan tidaklah terbuang sia-sia.
2. Fomo dan Toxic Productivity
Fomo atau Fear Of Missing Out. Dilansir dari halodoc.com, Fomo merupakan keadaan di mana seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang terjadi disekitarnya. Jadi, jika dikaitkan dengan bahasan ini, bahwa terdapat mahasiswa yang merasa tertinggal jika tidak mengikuti apa yang dilakukan mahasiswa lain, misalnya mengikuti kepanitiaan, organisasi, sebuah seminar atau lain-lain. Lebih jauh lagi, fomo memiliki kaitan dengan seseorang yang terjebak kedalam Toxic productivity, yang merupakan kecenderungan seseorang untuk bekerja secara berlebihan dan obsesif terhadap produktivitas hingga mengabaikan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri. Jadi kayak kalian tuh sebetulnya tidak benar-benar ingin dalam mengambil tanggung di organisasi misalnya akan tetapi karena terdapat obsesi untuk terus produktif, kalian jadi mengambil tanggung jawab sana-sini. Persamaannya dengan fomo apa? yaitu fomo memungkinkan memicu adanya toxic productivity. Jadi dengan melihat orang lain, seseorang jadi tidak mau tertinggal dan berakhir mengikuti. Walaupun sebenarnya apa yang diikuti tidak sesuai dengan goals atau cita-cita yang dimiliki. Sebetulnya boleh-boleh saja untuk  produktif akan tetapi harus tanya ke diri sendiri, mau tidak diri kita? sesuai denga napa yang kira mau?
Oke sekarang mari bergeser ke Mahasiswa Kupu-kupu. Berikut kekurangan dan kelebihannya adalah:
A. Kelebihan
1. Memiliki waktu untuk mengetahui potensi diri
Karena mahasiswa Kupu-kupu yang memilih untuk langsung pulang, maka mereka akan memiliki lebih banyak waktu. Waktu yang yang banyak tersebut dapat digunakan oleh mereka untuk lebih mengenal diri sendiri juga, jadi tidak hanya mahasiswa kura-kura tetapi juga kupu-kupu. Walaupun dengan cara yang berbeda. Yaitu seperti mencoba secara mandiri mengenai keahliannya. Seperti contoh sebelumnya misal. Mahasiswa B, ia mencoba untuk belajar mendesain secara mandiri di rumah atau di kostnya. Lalu ternyata dari situ ia merasa mulai dirinya bisa dan mampu. sehingga dapat disimpulkan bahwa dia secara mandiri menggali potensi dalam dirinya.
2. Fokus kepada kuliah terjaga, lulus pun lebih cepat
Alasannya sama seperti sebelumya, yaitu karena memiliki banyak waktu juga, Mahasiswa Kupu-kupu memiliki banyak waktu. Dari itu juga, mereka cenderung memiliki kehendak penuh terhadap waktu yang mereka punya. Yaa paling tidak hanya waktu kuliah saja yang tidak bisa mereka atur. Oke balik lagi ke poin, karena lebih memiliki lebih banyak waktu, mereka dapat fokus terhadap kuliah mereka yaitu belajar dan mengerjakan tugas sehingga memungkinkan bagi mereka untuk lulus lebih cepat.
B. Kekurangan
Selain memiliki stigma negatif yang merupakan faktor eksternal, kekurangan dari tipe Kupu-kupu juga dihasilkan dari faktor internal, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya teman atau koneksi
Melihat poin ini, agaknya stigma-stigma yang beredar tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi ini sangat tergantung ke faktor internalnya. Jadi tergantung kepada sifat diri individu masing-masing. Terlepas dari itu, karena Kupu-kupu, mahasiswa ini tidak cenderung tidak menyempatkan waktu mereka untuk bergaul dengan orang lain sehingga banyak dari mahasiswa kupu-kupu tidak banyak memiliki teman kampus.
2. Kurangnya pengalaman organisasi
Seperti penjelasan sebelumnya di bagian mahasiswa Kura-kura, mahasiswa yang tergabung kedalam sebuah organisasi akan memiliki segudang pengalaman, terlebih lagi dalam hal networking mereka lebih unggul dari pada mahasiswa Kupu-kupu.
Jadi penjelasan-penjelasan diatas memberi tahu kita tentang kekurangan serta kelebihan dari mahasiswa dengan tipe Kura-kura dan Kupu-kupu. Lalu, mengenai kedua tipe tersebut tidak ada yang salah atau yang benar, karena itu semua kembali lagi kepada bagaimana kita dalam menjalankan kehidupan perkuliahan. sebenarnya masih banyak poin-poin yang belum ada, jika temen-temen relate dengan masalah ini bisa sekali menambahkan dikolom komentar. Baik semoga bermanfaat dan sampai jumpa!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI