Perjalanan dari basecamp ke Pos 1 saya jalan bersama mereka. Kita berbagi cerita dan kisah seputar pendakian gunung. Ternyata Pak Miko ini sudah cukup ekspert karena sudah tiga kali naik Lawu. Kemudian sudah banyak gunung lain yang dia daki. Meski usianya sudah tak lagi muda, tapi staminanya masih terawat dengan baik.
Rencananya saya dan Pak Miko ini akan mendirikan tenda di Gupak Menjangan atau selepas Pos 5 naik sedikit. Pak Miko memperkirakan kita sampai di Gupak sekitar pukul 15.00 WIB. Tetapi berhubung saya cukup lama tidak naik gunung sekitar tiga tahun, rasanya pendakian kali ini terasa berat.
Ditambah saya tidak pernah olah raga dan melakukan pemanasan terlebih dahulu.Â
Otot-otot di pundak ini terasa begitu nyeri dan pegal akibat banyaknya barang di carrier kapasitas 60 liter ini. Tiap jalan lima menit saya selalu berhenti untuk mengatur napas dan stamina. Sungguh berat sekali rasanya. Akhrinya saya mempersilakan Pak Miko untuk jalan duluan dan kita berpisah di Candi Kethek.
Gila memang, baru sekitar 30 menit perjalanan tapi stamina sudah banyak terkuras. Saya merasa sedih sekaligus menyesal karena tidak pernah berolahraga.
Selesai istirahat di Candi Kethek, perjalanan seorang diri kembali berlanjut. Jalur pendakian menuju Pos 1 boleh dibilang tidak terlalu terjal dan masih cukup ramah. Sepanjang jalan kita disugguhkan ladang-ladang pertanian milik warga.
Sebelum sampai Pos 1, di sana ada sumber mata air mengalir yang sepertinya menjadi tempat petilasan. Saya menyempatkan diri mencicipi bagaimana rasanya air di sana dan ternyata memang lebih segar dari air mineral yang ada di kota-kota.
Akhirnya tepat sekitar pukul 08.40 WIB saya tiba di Pos 1. Di sini ada sebuah shelter kecil, tapi karena sepi dan sudah istirahat cukup lama di sumber air, saya langsung melanjutkan perjalanan ke Pos 2.
Bertemu Burung Jalak Jawa
Jalur pendakian dari Pos 1 ke Pos 2 ini sudah banyak didominasi oleh pohon pinus. Kalau melihat peta, jarak dari Pos 1 ke 2 sekitar 1.034 meter dengan waktu tempuh sekitar 52 menit dengan medan yang cukup terjal. Memang terjal sekali medannya.
Dalam perjalanan ke Pos 2, kebetulan saya bertemu dengan burung Jalak Jawa Gading Abu yang seolah menuntun perjalananku menuju puncak. Entah percaya atau tidak, memang di Gunung Lawu ini terkenal dengan mitos Kiai Jalak.