Mohon tunggu...
Naufal Al Rafsanjani
Naufal Al Rafsanjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writing Enthusiast

Hidup adalah untaian makna dari kata yang ditulis oleh semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Imlek 2025: Bagaimana Menjadikan Setiap Momen Lebih Bermakna

3 Februari 2025   07:00 Diperbarui: 2 Februari 2025   15:38 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun selalu diwarnai dengan semangat baru: resolusi. Tapi, berapa banyak dari kita yang benar-benar konsisten mewujudkannya? Faktanya, banyak orang terjebak dalam target besar yang justru membuat mereka kelelahan, lalu menyerah di tengah jalan.

Padahal, hidup bukan hanya tentang pencapaian, tapi juga tentang bagaimana kita memaknai setiap langkah kecil, setiap percakapan singkat, atau bahkan momen "biasa" yang sering diabaikan. Alih-alih fokus pada target muluk, mari belajar menghidupi detik-detik yang terasa sederhana, tapi justru bisa menjadi fondasi kebahagiaan jangka panjang.

Mengapa Refleksi Diri Itu Penting?

Refleksi diri bukan sekadar nongkrong di pojokan kamar sambil merenung. Ini adalah proses "mengulik" pengalaman masa lalu untuk menemukan pola-pola yang sering terlewat.

Misalnya, kenapa kita selalu gagal konsisten olahraga? Apa benar karena malas, atau mungkin karena jadwal yang terlalu ambisius? Dengan refleksi, kita bisa mengidentifikasi kebiasaan buruk (misalnya scroll TikTok sampai lupa waktu...) dan menyesuaikan tujuan hidup dengan prinsip yang benar-benar kita yakini.

Bayangkan ini seperti "quality control" untuk hidup kita sendiri, tanpa menghakimi, tapi dengan kejujuran.

Menyusun Perencanaan yang Realistis dan Fleksibel

Pernah dengar SMART Goals? Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound. Ini bukan sekadar teori korporat, tapi cara ampuh untuk menghindari burnout. Misalnya, alih-alih menargetkan harus baca 50 buku setahun, tetapi coba mulai dengan baca 10 halaman per hari.  Kira-kira bisa konsisten tidak?

Tujuannya bukan untuk mengejar angka, tapi membangun kebiasaan yang bertahan (konsistensi). Jangan lupa: hidup ini dinamis. Kalau suatu hari kamu skip rencana, tak perlu merasa gagal.

Fleksibilitas justru membuat perencanaan lebih manusiawi karena yang terpenting adalah progres, bukan kesempurnaan.

Jadi buat kalian yang perfeksionis, mending coba review keperfeksionisan kalian deh, jangan-jangan hal itu yang kemudian menjadikan diri kalian tidak enjoy karena meribetkan diri sendiri, kebanyakan mikir.

Menjadikan Setiap Momen Lebih Bermakna

Di era sekarang yang semuanya dapat dilakukan secara instan, kita sering lupa bahwa makna hidup justru ada di hal-hal kecil. Coba praktikkan ini:

  • Hidup dengan Kesadaran Penuh: Coba sesekali matikan notifikasi gadget saat makan malam. Nikmati rasa makanannya, dengarkan cerita keluarga atau orang yang sedang bersama kalian, atau sekadar merasakan angin malam. Hidup gak melulu soal deadline kok.
  • Menjalin Hubungan Berkualitas : Bukan tentang berapa jam nongkrong, tapi seberapa dalam percakapannya. Coba tanyakan hal-hal yang lebih mendalam ke pasangan ataupun ke teman. Biar bagaimanapun manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dan interaksi yang berkualitas dapat terjalin apabila sudah menyadari arti kehadiran masing-masing.
  • Berbuat Kebaikan Kecil: Tak perlu donasi miliaran. Sebatas senyum ke penjaga parkir, bantu ibu-ibu membawa belanjaan, atau kirim pesan ucapan "Makasih ya!" ke rekan kerja  juga sudah cukup. Kebaikan mikro ini memang seperti remah-remah, sepele, tetapi justru hal ini lah yang perlahan mengisi lubang kehampaan.

Cara Praktis Melakukan Refleksi Diri

Refleksi diri mungkin terdengar berat, tapi sebenarnya bisa dimulai dengan hal-hal receh yang justru menyenangkan. Contohnya:

Menulis Jurnal

Gak perlu menggunakan gaya bahasa puitis. Curahkan saja isi kepala ke kertas seperti curhat tetapi dengan diri sendiri. Tulis hal-hal seperti, Hari ini aku marah karena apa? Apa pelajaran dari kejadian itu?

Jurnal ini ibarat kamus hidup yang bisa kamu buka kapan pun apabila butuh pengingat. Sekaligus sebagai aset yang merekam kamu yang ada di masa lalu.

Meditasi atau Mindfulness

Bukan harus duduk bersila di atas matras. Coba fokus pada napas selama 3 menit sambil minum kopi pagi, atau mengamati rasa cokelat yang meleleh di lidah, ataupun sekedar santai sambil merenung di kursi besi minimarket. Ini cara sederhana untuk reset pikiran dari kebisingan sehari-hari.

Berbicara dengan Orang Terdekat

Kadang, kita butuh perspektif orang luar untuk melihat diri sendiri lebih jelas. Misalnya, tanya pasangan atau sahabat, Menurutmu, kebiasaan burukku yang paling mengganggu apa?. Siap-siap dengar jawaban jujur yang mungkin bikin speechless.

Apabila sudah mendengarkan, jangan baper, ingat bahwa setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadapmu, jadikan saja jawabannya sebagai pembelajaran atau bahan evaluasi.

Membuat Daftar Syukur

Hampir mirip dengan menulis jurnal, tetapi hal ini biasanya dilakukan secara lebih santai. Semisal, sebelum tidur, catat 3 hal kecil yang bikin kamu bersyukur hari ini misalnya, "lagi buru-buru, pas banget transportasi umumnya lagi gak ngaret, jadi gak telat sampai ke kantor" atau "Akhirnya crush nyadar juga kalau gue hadir di hidupnya"

Nah hal itulah yang kemudian menjadi daftar koleksi momen bahagia yang bisa kamu buka pada saat sedang badmood.

Akhirnya, Refleksi diri bukan cuma soal bercermin untuk mengantar pikiran ke masa lalu, tapi juga tentang bagaimana kita merancang langkah ke depan dengan lebih peka.

Awal tahun ini, coba ganti mindset, alih-alih mengejar target harus jadi orang sukses, fokuslah pada bagaimana jadi versi diri yang lebih utuh

Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan grind mentality atau terobsesi pada pencapaian instan. Dengan memaknai momen kecil, kita justru bisa menemukan atau paling tidak lebih peka terhadap keajaiban (suatu kebetulan) yang selama ini tidak pernah kita sadari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun